~~~Apakah ketika seseorang menghadap kematian ia akan bisa bertemu dengan siapa saja?
Dengan seseorang yang sangat di rindukan, seseorang yang sudah lama tak bertemu tatap, seseorang yang hampir seperti mustahil untuk kembali berada dalam pelukan.
Kata orang tak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Mungkin hal ini pula lah yang tengah terjadi pada Ceilo, lelaki itu kembali tersenyum simpul. Kembali menyadari sudah berapa ratusan dosa yang pernah ia perbuat selama hidup, namun Tuhan masih saja berbaik hati padanya.
Bahkan ketika ajal menjemputnya dan alam tempat ia bernaung bukanlah lagi dunia.
Ceilo memandangi dengan seksama sosok fitur wajah yang sudah hampir delapan tahun tak pernah ia tatap dengan mata kepalanya. Tak pernah ia ketahui kabarnya, tak ia temui batang hidungnya.
Ceilo tahu Tuhan hanya memberi sedikit kesempatan kecil padanya sebelum mungkin saja ia akan dijebloskan ke neraka, tak apa setidaknya di akhir hidupnya ia bisa kembali melihat sang saudara yang kini berdiri di depan matanya sembari menatap haru dengan senyum sayu.
"Kak Sheila, Ilo kangen banget sama kakak."
Parau suara Ceilo menguar, cahaya putih menusuk netranya yang masih berusaha untuk membuka, mengalihkan fokus pandangan Ceilo.
"Dokter, adik saya sudah siuman." Seorang perempuan yang nampak sangat anggun dengan rambut coklat sebahu berteriak kencang, berlari kesana kemari mencari sang dokter.
Sedang Ceilo kini mengenyit, rupanya Tuhan hanya memberi waktu seperkian detik untuk ia bisa kembali bertemu dengan kakak perempuan nya.
Ceilo perlahan kembali menutup kedua matanya, tak kuat menahan cahaya yang masuk menusuk netra.
Namun baru sejekap, Ceilo harus kembali membuka mata ketika kini dihadapannya berdiri seorang lelaki paruh baya lengkap dengan stetoskop dan pakaian putih.
Ceilo kembali berpikir ulang, orang itu bukan malaikat namun lebih terlihat seperti seorang dokter.
Tak tahu apa yang dilakukan orang tersebut, juga apa yang mereka bicarakan karena setelah semua itu yang Ceilo rasakan ialah dia mendapatkan usapan halus pada kepalanya.
"Ilo, kakak juga kangen kamu." Sheila tak henti mengusap sayang pelipis adiknya, tersenyum hangat serta tak henti mengucap syukur.
"Ini beneran Kak Sheila?" tanya Ceilo yang masih tak memahami segala situasinya.
"Iya, ini Sheila. Kakak kamu yang paling cantik," Sheila sedikit terkekeh karena gurauan nya sendiri, adik kecilnya kini sudah bertranformasi menjadi lelaki dewasa. Dan Sheila cukup menyesal karena ia sudah melewatkan banyak hal tentang satu-satunya saudara kandungnya.
"Kakak...." Ceilo menangis, bukan hanya terisak namun benar-benar meraung.
Bayangkan, hampir delapan tahun tak bertemu bahkan tak pernah berkirim kabar sekalipun dengan saudara kandung sendiri, terkadang bahkan Ceilo sempat lupa bahwa ia memiliki seorang saudara.
Sheila yang melihat tangis adiknya yang masih terbaring lemah juga tak bisa menahan air matanya. Sedari tadi mata nya sudah sembab karena terus mengkhawatirkan sang adik yang tak kunjung siuman.
"Ilo maafin kakak, maaf karena udah ninggalin kamu seorang diri. Kakak minta maaf." Tangis mereka saling menguar, memenuhi ruangan.
"Kak, aku masih hidup?" tanya Ceilo ketika ia memperhatikan seisi ruangan dan menyadari dimana ia sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Star (Complete)
Storie d'amoreSeperti bintang di langit, Kalanaya tau bahwa Ceilo tidak akan pernah bisa ia gapai karena letak mereka sangat berjauhan dan penuh perbedaan. Hingga suatu hari Ceilo tiba-tiba saja meminta nya menjadi kekasih nya. Kalana bingung karena ia sadar diri...