Kepergian Maulani semalam, sukses membuat Marsella merasa kewalahan di pagi hari ini. Pasalnya, ia baru menyadari bahwa adik bungsu keduanya itu tengah meringkuk di atas ranjang dan enggan beranjak dari ranjangnya untuk melakukan kegiatan rutinnya di pagi hari saat bersiap-siap pergi ke sekolah.
Marsella baru menyadarinya saat subuh, tadi. Tatkala netra itu menatap raga Sang adik yang akan ia peringatkan tuk bersiap-siap ke sekolah, namun gadis bermata kucing itu enggan menyahut.
Lantas, Marsella memeriksa keadaan Si gadis bermata kucing dengan raut wajah yang tersirat khawatir. Adiknya ini baru saja sembuh, tak mungkin jika dirinya sakit kembali.
Adhisty sudah berangkat lebih awal, pagi ini. Tentu saja karena dirinya harus mengikuti rapat organisasi sebelum jam pelajaran pertama masuk. Sementara Nishala baru saja pergi diantar oleh Supir andalannya.
Kini hanya tersisa Marsella seorang diri, dan Arshelin yang tengah duduk diurusi oleh Marsella.
Satu suapan terakhir, membuat Marsella bernafas lega dan menaruh mangkuk buburnya. Gadis itu meraih gelas yang berisi air hangat dan memberikannya kepada Arshelin.
“Diminum obatnya, abis ini jangan sakit lagi” Tutur Marsella lembut.
Arshelin mengangguk pelan, “Makasih ya, Kak. Gue seneng lo mulai berubah dan inget kita sebagai adik lo”
Marsella tersenyum tipis, “Iya, gue harap setelah ini gue bisa jagain kalian terus”
Arshelin terdiam sejenak, “Kak Lani, gimana?”
Pertanyaan Arshelin, sontak membuat Marsella terdiam seribu bahasa.
“L-Laniㅡ”
“Hubungan kalian sejauh itu, Kak. Dan gue rasa, jawaban atas pertanyaan gue tadi adalah enggak”
Marsella memejamkan matanya sejenak, “Dia alasan kenapa gue selalu dimarahin Papa”
Arshelin menggeleng tak setuju, “Bukan, Kak. Alasan kenapa lo dimarahin Papa itu bukan karena dia. Kak Lani juga dimarahin, apalagi pas kemaren dia dapet nilai kecil. Lo nggak tau selama ini kehidupan dia gimana, Kak. Kak Lani selalu pengen deket sama lo, tapi lo selalu menjauh dari dia”
Marsella menghela nafasnya panjang, “Gue nggak mau bahas itu dulu, Shel. Kepala gue lagi berat buat nangkup semua masalah itu. Sekarang lo istirahat aja, gue mau ke sekolah karena gue udah telat”
Arshelin menghela nafasnya dan mengangguk pelan, “Iya, Kak. Maaf karena pertanyaan gue yang tadi”
Marsella beranjak dan mengelus kepala Sang adik, “Ngga apa-apa, lo minum obat aja habis itu tidur. Gue jalan, ya”
“Hati-hati, Kak...”
Arshelin hanya bisa menatap nanar kepergian Marsella. Entah sebanyak apapun cara, menyatukan Marsella dan Maulani seperti dahulu benar-benar sangat sulit akibat sifat Marsella yang berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
°𝐀𝐊𝐒𝐀 |✓|
Conto𝐓𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐉𝐚𝐮𝐡 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐁𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚, 𝐉𝐚𝐮𝐡 𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧, 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧ㅡ ❝𝑮𝒖𝒆 𝒔𝒆-𝒃𝒆𝒏𝒄𝒊 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒍𝒐, 𝑴𝒂𝒖𝒍𝒂𝒏𝒊. 𝑲𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒍𝒐 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒋𝒂𝒅�...