18. Marsella, Gadis Tangguh ✓

80 15 6
                                    

Tatapan demi tatapan itu terus menghantui pikiran Marsella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan demi tatapan itu terus menghantui pikiran Marsella.

Pasalnya, ia dibuat khawatir dan penasaran akan tatapan orang-orang terhadapnya pagi ini di sekolah. Ia baru saja menginjakkan kaki di depan gerbang, namun tatapan itu membuat dirinya risih. Tolonglah, Marsella baru saja dihantam masalah semalam tentang Arshelin.

Gue salah apaan? Kenapa mereka ngeliatin gue kayak gitu?

Marsella menggelengkan kepalanya sejenak, berusaha melupakan kekhawatirannya dan menghela nafas panjang. Gadis itu terus melangkah di koridor sekolah meskipun banyak pasang mata yang masih setia menatapnya.

Marsella semakin risih, ia tak nyaman dalam posisi seperti ini. Gadis itu memejamkan matanya sejenak, menghentikan langkahnya dan mengambil nafas panjang.

“Tenang, Sel. Nggak akan ada sesuatu yang terjadi sama lo hari ini...”

“Sella!”

Marsella membuka matanya, netranya melirik Jasinda yang tengah berlari dengan nafas tersengal-sengal ke arahnya. Lantas, ia mengerutkan keningnya.

“Jasinda...?”

Huhh!” Jasinda mengambil nafasnya sejenak, ia menepuk pelan bahu Marsella yang masih menatapnya dengan kerutan di kening.

“Ada apaan, sih? Kok orang-orang pada ngeliatin gue??” Tanyanya, berusaha tak gugup.

Jasinda menghela nafas pendek, “Loㅡdicariin Intan and the gang. Gara-gara lo mukul Si Salsa kemaren, dia nggak terima dan mau ketemu sama lo!”

Intan and the gangㅡjulukan yang dibuat oleh Jasinda untuk sekelompok manusia perundung yang begitu diagungkan dan ditakuti oleh penghuni sekolahan termasuk para guru dan karyawan sekolah. Guru tak pernah ingin ikut campur urusan gadis bernama Intan dalam permasalahannya, tentu saja ada uang sebagai bahan untuk tutup mulut. Intan seringkali merendahkan penghuni sekolah yang kurang mampu, ia membenci seorang yang miskin.

AhㅡMarsella benci sekali dengan sekelompok orang-orang yang sangat sombong dan arogan hanya karena harta. Mungkin, ini adalah waktu yang tepat untuk menemui mereka.

Raut wajah Marsella berganti menjadi begitu datar, gadis itu menepuk bahu Jasinda sejenak.

“Gue tinggal dulu, jangan ikutin gue dan cegah orang-orang yang kepo sama masalah ini” Jelasnya, cepat.

Jasinda memandang punggung Marsella yang semakin menjauh, gadis itu mengerutkan keningnya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

“Semoga nggak ada masalah lagi, kali ini....”

***

Marsella melangkah cepat tatkala ia menemukan beberapa gadis yang duduk dipinggir lapangan itu tengah bercanda ria seraya berdandan tipis.

°𝐀𝐊𝐒𝐀 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang