Arshelin dikejutkan dengan kedatangan dua orang gadis yang sudah lama menjadi teman dekatnya, yaitu Aqsa dan Naomi. Arshelin tak habis pikir dengan jalan pikiran mereka yang memilih untuk membolos ke rumahnyaㅡmaksudnya, mereka tahu sendiri bagaimana sikap Julian selama ini. Julian sangat membenci orang pembolos, apalagi jika anak-anaknya termasuk dalam kategori tersebut.
Dan sekarang, Aqsa dan Naomi benar-benar membolos dan memilih menuju ke rumahnya. Untung saja tidak ada Julian, namun Arshelin masih tak habis pikir dengan jalan pikiran kedua temannya itu.
Aqsa tengah mengemili coklat batangan, sementara tangan kirinya sibuk menekan keyboard laptop karena dirinya tengah bermain game. Gadis itu mengalihkan pandanganya ke arah Arshelin yang masih menatap mereka dengan raut wajah terheran-heran.
“Udah lah, Shel. Lagian gue sama Naomi udah izin sekretaris buat absen hari ini, kok. Santai aja, lah” Celetuk Aqsa, kali ini netranya kembali menatap layar laptop.
“Bukan itu persoalannya, geblek! Yang gue nggak habis pikir itu, kenapa lo berdua masih milih bolos dan pergi ke rumah gue. Lo berdua kan tau Papa gue kayak gimana” Hardik Arshelin, kemudian ia menghela nafas panjang.
Naomi awalnya tak begitu tertarik, namun ia kini memilih beranjak dari selonjorannya di atas sofa dan menghampiri Arshelin di ranjangnya.
“Gini loh, men. Yang bolos kan kita, Yang diomelin juga kita. Kenapa lo yang panik, dah? Santai aja, sih. Mental kita udah sekuat baja, ini. Ya nggak, Sa” Naomi menjelaskan dengan raut wajah yang begitu santai, bahkan gadis itu masih dapat tersenyum lebar.
“Btul!”
“Ishㅡauk, ah! Pokoknya kalo kalian dipanggil ke BK, gue nggak mau sampe ada yang manggil gue nyuruh kesana. Bisa mati gue ditangan Papa” Ketus Arshelin, kini ia mengambil ponselnya dan melanjutkan tontonannya.
“Tapi ya, kok lo bisa nggak masuk, sih? Kan lo itu orang yang paling jarang sakit di sekolah. Tau tau malah tumbang begini” Tanya Aqsa.
Arshelin mengulum bibirnya ragu, apa ia harus menceritakan kejadiannya kepada teman-temannya itu? Ahㅡdia harus menceritakannya. Arshelin yakin sekali bahwa kedua temannya itu pasti bisa menjaga rahasia.
“Janji jangan shock dan kasih tau ke orang-orang, ya”
Sontak, Aqsa dan Naomi menoleh. Keduanya semakin mendekatkan diri kepada Arshelin, bahkan Aqsa rela meninggalkan game di laptop Arshelin akibat terlalu penasaran dengan pernyataan jujur Arshelin.
“Gueㅡdigebukin bokap gue, gantiin Shala yang harusnya digebuk bokap gue”
“Anjing?!” Sentak Aqsa dan Naomi kompak dengan mata yang membulat sempurna.
“Gila! Stress banget bokap lo, sumpah! Gue nggak tahan banget pengen mukul bokap lo, Shel” Desak Naomi menggebu-gebu.
“Jadi itu alasan lo nggak masuk sekolah hari ini?” Tanya Aqsa tak habis pikir. Sementara Arshelin hanya mengangguk sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
°𝐀𝐊𝐒𝐀 |✓|
Short Story𝐓𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐉𝐚𝐮𝐡 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐁𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚, 𝐉𝐚𝐮𝐡 𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧, 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧ㅡ ❝𝑮𝒖𝒆 𝒔𝒆-𝒃𝒆𝒏𝒄𝒊 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒍𝒐, 𝑴𝒂𝒖𝒍𝒂𝒏𝒊. 𝑲𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒍𝒐 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒋𝒂𝒅�...