02. Hubungan Persaudaraan ✓

106 15 5
                                    

- SMAN GUNADARMA 05, Bandung -

“Shelin!”

Arshelin menoleh tatkala melihat Adhisty yang menghampirinya ke kelas sambil menarik temannya, Jevara.

“Kenapa, Kak?” Arshelin mengerjapkan matanya setelah menutup buku novelnya.

“Gue sama Jepa mau ke Gacoan pulang sekolah nanti. Lo mau ikut, nggak?” Tanya Adhisty antusias.

Arshelin menggeleng, “Nggak boleh, Kak. Nanti Papa marah sama kita karena pulang malem, gimana?”

Senyuman Adhisty memudar perlahan, ia baru ingat bahwa dirinya tidak diperbolehkan untuk pulang lewat dari Jam 5. Iya, hanya Adhisty saja.

“Tapi kan sebentar doang. Itung itung healing bareng, kan” Adhisty nampak sedikit cemberut. Namun tak menghilangkan kecantikan pada wajahnya itu.

“Yang ada Papa marah sama gue kalo lo yang balik sore selain bimbel, Kak...” Batin Arshelin.

Arshelin menggeleng pelan, “Gue tetep nggak bolehin, ya. Gue nggak peduli kalo tiba-tiba lo dimarahin Papa karena balik malem”

“Yah, nggak seruuu!” Sorak Adhisty pelan.

Jevara memukul kepala Adhisty pelan, “Jangan paksa meng nya dong, Mbak. Nanti kalo garong bisa bahaya”

“Nggak, ah. Shelin lucu kalo ngambek” Sahut Adhisty seraya mengunyel pipi Arshelin, gemas.

Jevara memutar kedua bola matanya malas, “Mulai lagi, dah. Terus aja bucin ama adek sendiri”

“Yaudah, terus gimana?” Tanya Adhisty polos.

Arshelin semakin mengerut tatkala omongan Adhisty semakin melantur.

“Gimana apanya? Ya, gue nggak ikut, Kak. Gue nggak mau kena omel juga”

“Seriusan?”

“Seriusan, Kakakku sayang!” Geram Arshelin kepada kakaknya itu. Gadis itu mencubit pipi Adhisty gemas.

“A-Aw!”

“Makanya, jangan lemot!”

Adhisty mendecak dengan raut wajah yang kesal sembari mengelus pipinya, “Yaudah, dah!”

“Jangan pulang malem. Lo tau segalak apa Papa, nanti”

Adhisty menepuk kepala Arshelin pelan, “Iya, adikku sayang. Nanti aku kabarin, kok”

Shoo, Shoo. Jangan ganggu gue, Kak” Usir Arshelin.

Adhisty dan Jevara terkekeh kompak, kedua gadis itu menggeleng lalu bertos satu sama lain.

“Woi, Shelin. Temenin ke ruang guru, dong” Naomi, teman dekat Arshelin menghampiri gadis itu sambil membawa beberapa buku tulis milik anak-anak kelas.

“Lah itu udah sama Aqsa, bro!” Balas Arshelin, jengkel

Aqsa merotasikan matanya, “Kasih buku latihan ke Pak Andi sebanyak ini? Berat nih, brow!”

“Derita PJ!”

“Udah, gece! Temenin kita!” Naomi menarik Arshelin dari kursinya. Hampir saja gadis itu terhuyung.

“Lah, kan tugas lo berdua!”

“Bacot, ihㅡeh, Kak. Pinjem kucingnya dulu, ya” Tutur Aqsa lembut seraya tersenyum manis menatap Adhisty yang tersenyum pula kepadanya.

“Lo juga kucing, geblek!” Celetuk Naomi.

“E-Eh!”

Arshelin mengalihkan pandanganya kepada Adhisty, “Gue tinggal ya, KakㅡWoi, sabar kenapa!”

°𝐀𝐊𝐒𝐀 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang