13. Sesakit ini, ternyata ✓

96 16 5
                                    

Sudah hampir dua hari suasana di kelas benar-benar sepi tanpa kehadiran seorang Arshelinㅡah, hanya Aqsa dan Naomi saja yang merasakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah hampir dua hari suasana di kelas benar-benar sepi tanpa kehadiran seorang Arshelinㅡah, hanya Aqsa dan Naomi saja yang merasakannya. Pun, manusia di kelas tak ada yang peduli akan kehadirannya.

Kedua gadis itu nampak merenung selama dua hari, hanya berdua saja di kelas bahkan di kantin. Yang mereka lakukan hanya bermain game di ponsel, makan, tidur siang, mengerjakan tugas, dan bernyanyi dengan iringan musik gitar. Tak ada kegiatan yang biasa mereka lakukan saat ada Arshelin.

Ya, contohnyaㅡmenjahili murid lain sampai mereka masuk ke ruang BK, mencuri sandal, membuat keributan di siang bolong, berlarian di lapangan hanya karena mereka bertiga selalu mencuri gorengan Ibu kantin.

Padahal mereka bisa saja melakukannya tanpa Arshelin, namun mereka menjawabㅡkalo nggak ada Arshelin kurang seru, rasanya kurang rame aja, apalagi dia yang paling sering marahin kita setelah kejadian karena ngerasa nggak enak, hahahaha!

Nah, Seorang Arshelin bisa mencuri, rupanya.

Dan inilah mereka, yang tampak antusias akan kedatangan Sang jagoan yang sudah lama tak terlihat. Arshelin, yang kini berada di mejanya seraya mengerjakan tugas karena semalam ia lebih memilih untuk bermain game.

Arshelin melirik Aqsa dan Naomi secara bergantian, tatapannya terlihat risih akan kedua temannya itu. Arshelin mendecak dan merotasikan matanya.

“Elah! Gue cuma nggak masuk dua hari doang, geblek! Lo pada kenapa ngeliatin gue kayak gitu, dah. Serem, anjir!” Arshelin bergidik ngeri dengan kerutan di keningnya.

“Kangen banget gue, Shel. Nggak ada lo disini rasanya hampa banget” Tutur Aqsa seraya mengunyel kedua pipi Arshelin.

Naomi mengangguk setuju, “Betul! Kita mau ngerjain orang aja kudu mikir dulu, soalnya nggak ada lo”

“Ya, orang tinggal jailin aja, sih. Kenapa harus ada gue, coba”

Oke. Kali ini Arshelin sedikit tak santai.

Yeu, berak! Yang biasa ngambilin pulpen terus kita jual kan lo, monyet!” Naomi memukul kepala Arshelin, membuat gadis itu sedikit mengaduh.

“Asu!” Gerutu Arshelin, mengelus kepalanya sendiri yang baru saja dipukul oleh Naomi.

“Orang baru sembuh, anjing. Main dipukul, aja!” Celetuk Aqsa.

“Shelin!”

Ketiga gadis itu menoleh tatkala melihat kedatangan Adhisty bersama Jevara seraya menenteng kotak bekal guna menghampirinya. Tentu saja Aqsa dan Naomi sedikit bergeser agar kedua kakak adik itu bisa duduk bersebelahan.

Arshelin menaruh pulpennya dan mengerjapkan matanya, “Kak Adhis? Ngapain kesini?”

“Mau makan disini aja, sekalian nyuapin lo. Kan kata dokter nggak boleh banyak gerak dulu” Balas Adhisty, kemudian menaruh kotak bekalnya itu diatas meja.

°𝐀𝐊𝐒𝐀 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang