IDOL 4

462 31 12
                                    






































           Diruang belajar dengan 3 tutor bahasa asing dan enam pemuda sedang belajar.

Hanya saja seorang pemuda selama dua hari linglung dan tidak terlalu fokus melakukan kegiatan.

Suhei sedang melamun di kagetkan oleh suara saudaranya suhao yang khawatir" xiao hei apa yang terjadi padamu".

Qinshi " apa kau baik baik saja?".

Suhei " aku.. baik". Dan kembali fokus belajar

Para tutor mengakhiri pelajaran dan keluar setelah mengajar.

Semua pemuda mengerubuni suhei menanyainya bertubu tubi.

Baifeng menepuk bahu suhei penuh simpati " xiao hei aku tahu kau mengalami trauma karena melakukanya dengan presdir tapi aku harap kau bisa melewatinya".

Huoyuan "benar meskipun kita belum melakukannya dengan presdir kita harus siap mental".

Huoran dengan suara penuh dendam " xiao hei aku tahu perasaanmu sulit menerima tapi sekarang kita adalah mainan si presdir cabul jadi kita harus bertahan demi panti asuhan kita".

Qinshi sangat jijik dengan semuanya " aku sangat ingin mencekiknya sampai mati".

Su hao " lihatlah ular itu setelah menidurimu lari entah kemana sungguh ular berbisa".

Semua menuduh jiao jiao penuh dendam tapi su hei hanya diam tidak menanggapi entah mengapa hati kecilnya ingin menyangah semua tuduhan tapi su hei tetap diam dan linglung dengan dirinya sendiri.

Su hei yang sedari tadi diam akhirnya berbicara " aku.. memikirkan presdir".

Huoran " apa yang kau fikirkan tentangnya?".

Su hei " kenapa presdir dalam dua hari tidak pulang aku sedikit khawatir".

Qinshi marah " kenapa kau memikirkanya jika dia tidak pulang itu lebih baik".

Suhei " sebenarnya sebelum kami melakukanya presdir memaksaku memakan pill afrosidiak dan setelahnya entah mengapa aku selalu ingin dekat dengannya. Apa ini mungkin karena pill itu? Aku merasa seperti bukan diriku".

Su hao " ini pasti karena pill itu kau seperti ini mungkin ini mengandung narkoba".

Huoran" benar pill ini sangat berbahaya".

Huoyuan " kita juga akan memakannya jadi kita harus siap mental".

Enam pemuda berdiskusi sampai suara ketukan pintu membuyarkan obrolan mereka.

Seorang kepala pelayan memasuki ruang belajar dan menyuruh mereka ke ruang tamu untuk menemui presdir.

Enam pria keluar dan pergi menemui presdir dan melihat banyak wanita dan pria membawa baju.

Jiao jiao melirik kedatangan mereka dan memberi instruksi pada pria dan wanita untuk mengukur enam pemuda.

Enam pemuda dengan patuh berkompromi dengan pria dan wanita  bawahan jiao jiao hanya saja mata su hei sesekali melirik jiao jiao.

Setelah menganti pakaian  dan menata rambut enam pemuda jiao jiao memangil asisten wang.

Jiao jiao " bawa mereka untuk pemotretan dan rilis mereka rokie baru".

Asisten wang " baik presdir ".

Enam pemuda dibawa pada fotografer dan diarahkan untuk pose awalnya mereka sangat sulit untuk pose tapi setelah mendapatkan pemahaman dan arahan dari fotografer dengan cepat terselesaikan.

Teasing the familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang