🕊🕊🕊🕊🕊🕊
Di kelas 11 IPS 2 para Siswi yang ada di dalam kelas awal nya sedang mengobrol bisa membahas tentang pelajaran tadi namun malah kebablasan hingga menjalar ke pang gibahan"Yang benar aja belum ada satu bulan masa udah mau Ulangan harian lagi sih gila bang bu Yunita mana soalnya selalu di luar angkasa lagi" celoteh Bella sedari tadi
Belum ada satu bulan...."ujar Sarah yang baru putus cinta karena tau kalo orang yang dia suka udah punya pacar
"Mulai mulai" ucap Fani yang masih anteng duduk di tempat nya bersama Naura
"Ku yakin masih ada sisi wangi ku di baju mu" kali ini Alula yang ikut bernyanyi
"La jangan ikutan galau napa" ucap Silvia
Sofia dan Bella kompak memainkan meja seperti gendang hingga menghasilkan buying yang indah nan merdu
"Namun kau tampak baik saja" ujar Bella dengan nada yang berbeda dengan Sarah
"Azek!!!" seru Silvia, fani,Naura dan Sofia
"Bahkan seyum mu lebih lepas" sambung Sofia makin asikk
"Gokil!!!" seru Fani dan Naura
"Sedang aku di sini belum Terima" Silvia ikut menimpal
"Terima apa dulu in"celotehan Bella
"Sudah ada kah yang gantikan ku.." Naura juga ikut-ikutan
"Sikat Nau!!" seru mereka semakin heboh
"Yang khawatir kan mu setiap waktu.." Fani juga ikut menyanyi
"Hobah!!!" seru Bella dengan semangat
"Udah gila mereka" ucap Luna di angguki oleh Sarah dan Alula
"Bawa ke RSJ aja kali" ucap Sarah melihat teman-teman nya yang berjoget dengan semangat
"Kira-kira keadaan Sagar gimana yah mereka gak ngasih kabar lagi gituh" ucap Luna yang badmood hari ini
"Cie yang di cariin Sagra mulu cie" seru mereka sekelas
🕊🕊🕊🕊🕊
Sagar baru saja sampai di rumah nya, dia langsung mendapatkan pelukan hangat dari Feni adik sambung nya itu
"Kenapa lama banget pulang nya Feni ngambek!!" ucap Feni namun sagar tak peduli dia hanya diam
"Ko malah diam, HEH! KO BADAN ABANG LUKA SEMUA KENAPA!!!" Teriak anak itu heboh
"Gak papah cuma luka kecil" ucap Sagar enteng
"Luka kecil pantat mu!" ucap anak itu "liat tangan, kaki, itu itu semua luka" ucap Feni sembari menunjuk luka yang ada di badan Sagar
"Bahasa nya" tegur sagar anak itu malah cengengesan
"Dengar gak" ucap Sagar lagi
"Iya dengar" kali ini Feni berbicara lembut
"Kalo gitu ayo main Feni dari tadi kesepian" ucap anak itu dengan nada sedikit manja
"Hmm mau main apa" tumben bukan seorang Sagar mau di ajak main oleh Adik nya
"Main masak-masakan!!" seru Feni dengan semangat mau tak mau sagar mengiyakan
🕊🕊🕊🕊🕊🕊
Askara pulang kerumah nya, sampai di dapan gerbang dia bisa melihat ada satu buah mobil terparkir di sana
"Papa pulang? Tumben" ucap nya dia masuk kedalam rumah dan ternyata bi Santi sedang tak ada di rumah
Baru menginjak kaki di lantai dua rumah nya tepat di dapan kamar sang ayah tampa Sengaja Askara mendengar pembicaraan ayah nya dengan orang lain
"Apa kamu bilang, jadi kamu buang anak itu, dia masih darah daging ku!" ucap Gibran marah
"Aku cuma takut kamu gak mau mas aku cuma takut kamu gak mau tanggung jawab sama aku dan anak itu" balas orang di sebarang
Askara memataung di tempat apa kata ayahnya tadi? Darah daging nya? Maksud nya? Otak Askara yang bisanya pintar langsung ngeleg
"Cari anak itu kamu pasti punya poto anak kita kan" ucap Gibran kemabli
DEG!
"Apa maksud nya papa punya anak Selain gua?" Askara sangat pusing nan bingung harus apa sekarang
"Aku gak punya mas, aku cuma tau kalo di belakang kepala nya ada tanda lahir bentar angka tiga kamu bisa cari dengan bukti itu"
"Tanda lahir bentuk angka tiga di belakang kepala" Gibran menganggukan kepalanya paham
"Tanda lahir bentuk 3? Gumam Askara dia yakin dia pernah melihat itu sebelum nya tapi di mana dan siapa
"Tapi mas gimana dengan Askara"
"Askara tak akan marah malah akan senang nantinya dia tak perlu meneruskan perusahaan cukup anak kita saja, Askara begitu konyol dia mudah sekali di bohongi, mana mungkin orang seperti ku terkena penyakit jantung" ucapan Gibran kali ini benar-benar membuat Askara bergeming
"Mas Askara anak kamu" ucap wanita di sebarang
"Askara memang anak ku tapi dia sangat bodoh sama seperti ibu nya, yang bodoh samapai mati karena terlalu panik pada ku hahah" ucapan Gibran kali ini sangat menyakitkan jadi apa tangisan ayahnya kala itu semua hanya kebohongan semata
Gibran menoleh pada pintu kamar nya dan melihat putar nya yang menatap nya dengan penuh kebencian
"Aska" ucap Gibran
"Maksud papa apa bilang mama bodoh!!" jujur saja jika dia yang di maki oleh ayahnya dia tak akan melawan tapi jika urusan nya dengan ibunda yang sudah tak ada mau itu ayahnya sendiri pun tak akan segan Sagar tantang berduel
"Asaka ini gak kaya yang Aska pikir" Gibran kewalahan mencari jawaban
Askara langsung meninggalkan ayah nya yang membeku di tempat Rahasia nya terbongkar oleh anak nya sendiri
🕊🕊🕊🕊🕊
Askara duduk di balkon tempat bisanya dia duduk dan bermain gitar dan bernyanyi namun kali ini dia hanya duduk dan memandang langit yang mendung
"Papa punya anak selain Aska ma dan itu juga bukan sama mama"
"Aska harus gimana," anak itu terkekeh beberapa saat "jadi gini rasa nya jadi si Sagra" ucap Askara lagi bagaimana bisa dia dan Sahabat nya memliki masalah hidup yang sama
"Gini aja Aska udah capek ma, udah ngeluh sama mama, Sagra dari dulu mama sama papa nya ribut kaka nya salah pergaulan, adiknya bukan adik kandung dia, di tambah sekarang ayahnya nikah lagi plus udah punya anak sama wanita lagi, gak pernah tuh Aska liat dia ngeluh" ucap Askara menatap langit yang mendung berberapa anak di bawah sempat mengajaknya bermain namun di abaikan oleh Askara
"Woy bang Aska! Bang! Biduan kampung!!"teriak anak laki-laki dari bawah sudah pasti itu Rizky anak tetangga yang selalu ribut di dapan rumah nya
"Apaan dah bocah!" Suara berat Askara membuat beberapa gadis yang baru pulang sekolah lagi salting padahal bukan pada mereka Askara berbicara
"Ngapin lo bang galau, yeh Galau!!" ucap Rizky membuat Askara kesal tapi gemes
"Diem lo kaleng rengginang" ucap Askara
"Yeh biduan kampung!" seru anak itu tak mau kalah
🕊🕊🕊🕊🕊
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Askara (end)
Teen Fiction(Sebelum baca mohon untuk follow dulu) Askara anak laki-laki yang di tinggal kan ibunya untuk selamanya karan ulah seseorang yang belum iya ketahuan sampai saat ini,dia bersekolah di SMA Kencana 2 di kota Jakarta, dia menjadi salah satu murid pinta...