Pengkhianat?

9 1 0
                                    

Hai semua aku kembali pada kalian semua, gimana nungguin aku gak?

Kalo nggak nungguin juga gak papa sih

*****

Happy Reading

"Fearless itu paling benci sama seorang penghianat Gar, lo sendiri yang bilang kaya gitu kan"

🕊🕊🕊🕊🕊

Markas Fearless hal yang menjadi tempat paporit bagi beberapa anak  yang menjadi anggota dari sekelompok geng motor ini.

"Gila ish miris banget gua denger cerita si Geon" ucap Arlen, Geon adalah karuan dari satu geng motor yang bisa di bilang menjadi sahabat Fearless

"Heran banget gua padahal itu anak paling wara kaya nya tapi bisa berkhianat gitu" ucap Alvin, Sagra dan yang lain yang mendengar itu hanya dia tapi beberapa anggota lain juga ikut mencaci maki aggota Geon yang berkhianat itu

"Gar lo kenapa jadi pucet pasih gitu?" tanya Langit

"Gak papa" ucap Sagra, gak papah yang dia maksud karena dia masih hidup, padahal mah sekarang dia lagi mati-matian nahan rasa sakit di kepala nya

"Gak papah beneran?" tanya Kevano

"Hmm" jawab Sagra singkat

"Gua heran sama perubahan imun lo gar"celetuk Langit, ya memang bisanya Sagra ini kuat banget buat pusap sampai 100 kali tapi tadi pagi baru juga 30 kali Sagra udah kelelahan

"Gua cuma kecap-"

"Gak ada kecapean sampai mimisan setiap hari" ucap Kevano memberikan kode Anggota yang lain

"Ada" ucap Sagra

"Mimisan? lo beneran cuma kecapean kan Gar gak ada yang lain, udah cek  rumah sakit belum? gua takut nya lo sakit" ucap Kevin yang terlalu khawatir pada Sagra, belakangan ini dia selalu memperhatikan Sagra secara diam-diam

"Udah dan gua cuma kecapean" ucap Sagra lempeng

"Orang pinter bohong" gumama Kevano yang dapat di dengar oleh Askara

"Kalo sampai lo bohong apa lagi tentang kesehatan lo sendiri awas aja" ancam Askara

"Aneh" cibir Sagra pelan baru juga dia menyenderkan kepala nya pada punggung sofa, dia langsung merasakan sakit yang meningkat, dan satu tetes cairan yang keluar dari hidung nya, tak mau menjadi pusat perhatian sahabat-sahabatnya Sagra memilih pamit keluar sebentar

"Gua kedepan sebentar" ucap Sagra dia langsung keluar, dengan tangan yang menutupi hidung nya

Sagra menggunakan tisu yang memang ada di meja teras untuk membersihkan darah itu, dan bukan nya warna merah cerah darah yang keluar dari hidung mancung milik sagra itu malah warna merah gelap bahkan lebih gelap dari merah peda umumnya, warna nya cenderung kehitaman

"Ko item sih?" bingung nya, dia langsung membuang tisu itu ke tong sampah yang berada tepat di samping nya

"Makin parah ya" ucap nya melongo sendiri, dia kembali mengambil tisu lain karena mimisan nya belum juga berhenti

Dia Askara (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang