🕊🕊🕊🕊🕊
Kabar tentang kejadian tadi sudah sampai di telinga luna berserta seluruh sahabat nya, mereka langsung menangis apa lagi saat tau bahwa Polisi menemukan jasad seorang wanita yang telah hangus di sana
"Gak mungkin Naura.." Fain langsung menangis dalam pelukan Sarah
"Gua gak nyangka" ucap Bella
"Bisa aja itu bukan Naura kan, itu bisa aja orang lain" ucap Silvia berpositif tingking
"Cewek yang ada di sana cuma Lula sama Naura udah pasti itu Naura" ucap Sarah membuat Fain semakin menangis
"Kita pergi kerumah sakit aja, gua agak khawatir sama mental nya si Langit, plus keadaan nya Vano gimana?" ucap Silvia
"Aku juga setuju sama via, kita kerumah sakit aja kasian mereka apa lagi Lula sendirian di sana" timpal Sofia
"Ya udah gua sama Luna izin dulu sama bu karin" ucap Silvia di angguki oleh mereka
🕊🕊🕊🕊🕊🕊
"Ini semua bohong kan Nuara....Naura.. Maafin mama sayang" Natali memeluk sepotong kain yang masih tersisa, dan kemungkinan besar itu jasad itu benar-benar Naura
"Sayang sudah tenangkan diri kamu, kita menunggu kabar dari polisi aja mungkin itu bukan Naura" ucap Gibran menenangkan sangat istri
"Ini jelas punya Naura mas... Ini tanda yang aku jait sendiri buat Naura saat dia baru mau masuk SMA" ucap Natali dia terus mencium sepotong kain itu
"Naura.... Naura sayang" isak Natali
"Maaf sebelumnya tante jadi benar Naura itu anak tante" ucap Alvin dengan sopan, Natali mengangguk sebagai jawaban
"Iya hiks.. Naura anak saya" ucap Natali sambil terisak
"Maaf tan tapi Naura sempet bilang kalo tante ninggali dia sama papa nya" ucap Kevin dengan lebih Sopan, Natali kembali menangis dengan lebih keras lagi Naura adalah putra sulung nya yang dulu sangat dia cintai dulu, namun siapa sangka dia pergi lebih dulu dari pada ibu nya
🕊🕊🕊🕊🕊
Luna dan semua sahabatnya sudah sampai di sana dengan capat mereka menanyakan kabar tentang dua sahabat dan laki-laki mereka Langit, Askara, Sagra, dan Kevnao
"Alula masih ada di ruang pemulihan, dia cuma syok aja gak ada luka para" ucap Arlen
"Kepala lo di perban kenapa ar" tanya Sarah dia malah cemas pada Arlen
"Luka kecil" ucap Arlen terkekeh ringan
"Kalo Sagra, Langit, Kevnao, sama Askara, mereka ada di ruangan nomor 10,12,15, sama 17" ucap Alvin, mereka mengangguk kepalanya
"Kalo Naura?" Bella memberanikan untuk bertanya
"Dia... Udah tenang di sana" ucap Kevin dengan senyum miris, mereka semua terdiam mendengar itu
"Jadi ini beneran, dia tadi pagi cuma izin keluar bentaran bukan selamanya" isak tangis Fain pecah, badan Fani langsung luntur kakinya langsung lemas Sarah dan Luna langsung mendekap nya
Fani semakin terisak "kenapa harus Naura yang pergi kenapa! Kenapa!!" tangis Fani
"Ikhlasin dia Fan kasian dia di sana kalo lo kaya gini terus" ucap Luna dia memeluk tubuh Fani dengan lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Askara (end)
Teen Fiction(Sebelum baca mohon untuk follow dulu) Askara anak laki-laki yang di tinggal kan ibunya untuk selamanya karan ulah seseorang yang belum iya ketahuan sampai saat ini,dia bersekolah di SMA Kencana 2 di kota Jakarta, dia menjadi salah satu murid pinta...