Lima Waktu VS ibadah Hari minggu

12 1 0
                                    

🕊🕊🕊🕊🕊


Berisik satu kata yang bisa menggambarkan suasana di Markas Fearless, bagimana tidak rusuh? Alvin dan Kevin yang sedari tadi karokean gak jelas, Arlen dan beberapa anggota yang lain mencoba memasak namun malah gosong

Askara, Kevano, Sagra, dan Langit yang tidak ada di markas membuat mereka semangkin leluasa untuk bertingkah

"ALLAH HUAKBAR!!!" seru Askara saat dia baru saja masuk kedalam markas

"Ini kenapa kaya kapal pecah gini!" ucap Askara lagi mereka semua yang tadi rusuh langsung terdiam

"Heran banget gua" ucap Kevano yang baru datang juga

"Ae lah ganggu aja lo" ucap Alvin, yang langsung mendapatkan jeweran dari Askara

"Aduh aduh sakit Sa maaf" ucap Alvin

"Bersihin semua nya cepat!" teriak Kevano, mereka semua yang tadi berulah langsung membereskan semua nya

"Astagfirullahalazim ini kenapa kaya kapal pecah gini!" seru Sagra yang baru masuk

"Temen-temen lo noh bertingkah" ucap Kevano pada Sagra

"Terus itu kenapa dapur berasap gitu?" tanya Sagra lagi

"Mereka tadi masak dan gak tau jadinya kaya gimana" ucap Askara yang sekarang sedang duduk manis di sofa

"Ouh" jawab Sagra singkat

"Pake panci kesayangan lo gar" lanjut Askara

"Hah!!!" teriak Sagra dia langsung ngibrit pergi kedapur, dan ternyata benar Panci yang menjadi panci kesayangan sudah rusak bolong dan gosong, entah apa yang Arlen dan kawan-kawan nya lakukan

"Arlen" ucap Sagra dengan senyuman yang seperti psikopat

"Alamak bapak marah" ucap Arlen kemudian lari dari sana

"ARLEN ANJING SINI LO" teriak Sagra dia mengejar Arlen

"Mulai mulai" udah mereka semua

🕊🕊🕊🕊🕊

Di sebuah cafe yang sangat ramai tapi tak terlalu ramai, Lah gimana sih? Askara dan Alula sedang duduk berdua di meja yang paling ujung, biasa karena hari ini hari Sabtu alias malam minggu jadi Askara tadi bela-belain beliin martabak, Donat, kue lapis, kue ape, sekeranjang buah, kue ulang tahun pun dia beli, untuk menjadi songkok kan  pada Saputra dan Ivana (ibu dan ayah Alula) agar bisa membawa Alula pergi malming dan usaha nya membawakan hasil dia bisa malam mingguan sama Pacar nya

"Kenapa" tanya Alula pada Askara, karena cowok itu sedari tadi hanya diam saja, dengan tatapan mata yang tidak di artikan,

"La menurut kamu bisa gak Sagra berhianat" ucap Askara membuat Alula bergeming sebentar

"Kenapa kamu ngomong kaya gitu sa? Aku rasa Sagra gak mungkin berhianat dari kalian" ucap Alula

"Tapi La.... Aku curiga sama Sikap nya Sagra akhir-akhir ini" ucap Askara

"Sa kamu udah lama sahabatan sama Sagra kan, masa cuma karena sikap nya berubah kamu langsung bilang dia penghianat sih Sa, gak logis" ucap Alula, Askara terdiam sebentar sebelum Akhirnya dia tersenyum pada kekasih nya itu

"Kamu benar la, gak seharusnya aku mikir kaya gitu sementara yang dari dulu nemenin aku itu Sagra" ucap Askara, Alula langsung mengusap bahuh bidang milik kekasih nya itu

Dia Askara (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang