Sahabat kan?

147 11 0
                                    

"Kalo lo masih anggap kita sahabat setidak nya lo bisa cerita sama kita bukan nya malah lo pendem sendiri" -Kevin Mahatama

🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊

Kevano sama sekali tidak berbicara saat para sahabat nya bertanya pada nya

"Van lo kenapa tiba-tiba kaya gitu sama Silvia?" entah sudah berapa kali mereka bertanya hal yang sama pada kevano

Kevano sama sekali nggan untuk membuka mulut nya

"Van jawab!" kali ini Kesabaran Askara sudah habis

"Bang kalo lo masih anggap kita sahabat setidaknya lo cerita sama kita" ucap kevin

"AGHHHH!!!" kevano malah berteriak sambil menarik rambut nya frustasi

"Ada apa sebenarnya van kenapa lo gak mau cerita sama kita" ucap Langit

"Gua harus gimana sekarang bangsat!!" jika boleh jujur kini hati Kevano benar-benar tak karuan

"Bang lebih baik lo tenangin diri lo dulu baru cerita, jangan di paksa kalo lo gak mau" ucap Alvin

Setelah merasa cukup tenang kevano kini mulai bercerai tentang banyak nya pesan yang dia Terima dan pengakuan dari Silvia bahwa dia sering di ikuti oleh orang misterius, dan kejadian kemarin saat kevano mengajak Silvia pergi ke taman bermain

Semuanya menyimak dengan seksama kini mereka mengerti mengapa Kevano melakukan hal itu namun itu juga tidak benar kan

"Gak seharusnya lo bentak dan maki dia van, mending lo bilang yang sejujur sama kita nanti pasti kita bantuin jagain Silvia buat lo" ucap Askara di angguki oleh yang lain

"Sekarang kita tinggal mikirin cara supaya ini anak bisa balikan lagi sama pacar nya itu, kasian gua liat nya murung" kali ini Arlen berbicara

"Minta maaf aja" ucap langit dia memang tak pernah merasakan apa itu cinta jadi asal jeplak aja

"Lo gila!!!, masa cuma minta maaf yang kasih apa ke" ucap kevin pada langit

"Ya udah kasih Lamborghini aja" ucap si langit lagi

"Ehhh gua gibek juga lo!" seru Arlen

"Wajar gak sih si langit gak punya pacar orang modelan nya kaya gini" ucap Alvin

"Siapa bilang gua gak punya pacar" ucap langit kemudian dia langsung pergi dari sana

🕊🕊🕊🕊🕊🕊

Kini mereka semua berkumpul di markas untuk menyelidiki siapa pengirim pesan itu sagra dari tadi dia tidak mengalihkan pandangan nya dari layar leptop nya

"Nomer nya gak bisa di lacak" ucap Sagra setelah selesai dia menyandarkan kepalanya pada sofa rasanya organ dalam kepalanya sedang di gerogoti ratusan tikus

Melihat sagra yang terus meringis pelan mereka semua jadi khawatir

"Lo gak papah gar?" tanya Askara

"Gua gak papah" ucap Sagra baru mau melanjutkan leptop sudah di ambil alih oleh Kevano yang baru sampai

"Istirahat jangan lo paksain" kini Kevano menyuruh Sagra untuk berhenti

"Bentar lagi doang" ucap Sagra dia tidak menyadari jika ada berberapa tetesan darah yang keluar dari hidung nya

"Sag! Hidung lo pendarahan" ucap Kevano dia langsung memberikan satu bungkus tisu pada Sagra, Sagra langsung mengambil nya dan membersihkan darah itu

Semua memandang bingung plus khawatir pada nya, meras sedang di perhatikan Sagra langsung angkat bicara

"Gua gak papah" ucap Sagra hampir setengah dari isi tisu itu di gunakan baru darah yang mengalir dari hidung sagra berhenti

Dia Askara (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang