Sulit untuk diterima

133 10 0
                                    

"Kita sahabat kita harus terbuka Gar" Kevano Erlangga

"Silakan kalo lo bocor, gua bakal berhenti pengobatan" sagar Narendra

🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊

"Itu Sagra kan ngapin dia di sini" ucap Kevano yang melihat Sagra memasuki sebuah ruangan

Kevano menunggu hampir tiga puluh menit di luar ruangan karan dia orang nya tak sabaran namun dia tak langsung masuk melainkan menguping pembicaraan orang yanga ada di dalam sana

"Sudah saya bilang datang tepat waktu" ucap seorang dokter

"Cuma telet 30 menit doang di ceramahi nya samapai satu jam" ucap Sagra dengan muka datar nya

"Saya tidak mempermasalahkan 30 menit Sagra yang saya permasalahan itu kamu sudah tiga kali tidak cek'up" ucap dokter yang di ketahui bernama Lintang

"Cuma tiga kali" ucap Sagra lagi

Dokter Lintang menghembuskan napas lelah Sagra selalu begitu

"Sagra kamu tau kan,kamu mengidap kangker darah," ucap dokter Lintang Sagra mengangguk sebagai jawaban

Kevano yang mendengar dari luar membulatkan mata nya karena terkejut

"Stadium 3" ucap dokter itu membuat Sagra kembali menganggukan kepalanya paham

"Hmm" jawab Sagra seadanya

"Saya mau kamu rutin cek'up" pintar dokter Lintang

"InsyaAllah" jawab Sagra

"Ini Bohongkan" ucap Kevano

Kevano yang tadinya ingin masuk kedalam namun ibu nya malah memanggilnya

"Vano!" seru Raisa

"Iya ma" kevano berjalan mendekati ibu nya walaupun perasaan nya tak karuan yang ada di pikiran nya hanya sahabat nya

"Ayo pulang mama ada urusan, lagian kamu ngapin sih di sini" ucap Raisa pada putra nya

"Ya udah ayo" ucap Kevano kemudian dia mengantar ibu nya pulang

🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊

Askara dan beberapa anggota lain nya sedang berlatih di belakang markas

"Gila hari ini lo Pus'up sampai 90 kali bang kerna kerna!!" ucap Rayyan yang tadi menghitung Pus'up Askara

"Ginjal aman gak?" ucap Alvin yang duduk di sampai Kembaran nya dengan tubuh basah oleh keringat

"Aman" ucap Askara yang baru selesai meneguguk air mineral yang di belikan Luna saat gadis itu ke markas tadi

"Remuk dikit gak ngaruh ya bang" ucap Kevin mereka semua tertawa bersma

"Kalo di pikir-pikir kita latihan buat apa musuh kagak punya, kita sama geng lain baek-baek bae tuh gak pernah huru-hara" ucap Arlen ikut bersuara

"Ya bagus lah bego!" ucap Langit sewot

"Dari tadi lo berdua diem bae napa anjirr" ucap Rayyan yang melihat kaka sepupu nya dan juga abang kesyangan nya hanya diam

Sagra dan Kevano kompak menatap nya dengan tatapan yang sama dingin dan tajam seolah berkata 'jangan ganggu kami'

Dia Askara (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang