Sedikit kisah Markhyuck di sini,, jangan lupa votmen ya ☺️
Kalo kata Nana, pak Jeno ini emang ada aja GEBRAKANNYA! Jeno yang pertama, idiot plus munafik ya kan. Jeno yang kedua, diem-diem jadi mafia. Ya makin takut si Nana. Nah, kali ini tidak !!
Jeno ke tiga!! Perkara rambut kuciran ada aja lolongan yang menggemparkan. Nana tidak ada hentinya ngusap perut, soalnya ya itu. Suami makin ganteng, atas bawah keker—dompet Jeno pun tebel!
Kurang beruntung apa si Nana ini? Saat ini, biarkan perjalanan Jakarta-Solo menemani mereka. Dengan kereta cepat, Nana duduk di samping pak suami yang sedang sibuk dengan benda pipih di tangannya.
"Euhm,, mass??"
"Apa sayang, hmm??"
Suara serak basah Jeno membuat perut Nana menghangat. Sebenarnya, masih ada urusan yang harus Jeno selesaikan. Jeno ingin menuntaskan semuanya. Terlepas dari penangkapan Donghae dan Taeyong kala itu, tetapi ada satu oknum yang perlu Jeno tangkap untuk di beri pelajaran.
Ingat bahwa Jeno tidak akan diam saja, walau pelaku penembak sudah ia maafkan. Tetapi kelakuan Hyunjin pada Nana, perlu di pertanggungjawabkan.
Jeno meremat paha putih istrinya, sedikit memiringkan duduknya agar Nana bisa menaruh wajahnya di dada.
"Wangi banget suami Nana,,"
"Kan kamu yang mandiin,," jawab Jeno, semakin leluasa dalam menyapa bongkahan kembar istrinya.
Udahlah jangan nyengir.
"Nana ngga sabar buat ngasih kabar baik ke abah, kalo Nana hamil lagi"
Oh iya, perkara Nana keguguran—Winwin hampir putus asa dalam memberitahukan berita duka tersebut.
Namun setelah perang batin dan menata kembali nyali nya, berita buruk yang tidak pernah ia inginkan tersebut pun sampai ke telinga suaminya. Yuta pasrah, Yuta pun merasa gundah.
Apalagi di saat ia mendengar bahwa selama ini Jeno hanya berpura-pura sakit, golok yang selalu terselip di celana batiknya seakan meronta ingin di ayunkan.
Tetapi, Yuta pun tidak berani aslinya.
"Dedeknya cewek atau cowok ini??" Jeno meremas pantat Nana, menggesekkan hidung bangirnya pada wajah Nana.
Nana tersenyum, ia tangkap rahang kokoh suaminya sebelum bibir tipis Nana mengecup suaminya.
"Maunya cowok, biar ganteng kaya mass Jeno"
"Kan kalo cewek bisa cantik kaya mommy-nya"
Bibir Nana mengerucu, ia pandangi perutnya yang masih rata. Kemudian ia tatap kembali Jeno yang memancarkan puppy eyesnya.
"Maunaah towo"
"Cewek"
"Towo aaisshhhh!!" Nana mendorong dada terbungkus kemeja hitam ketat suaminya.
Namun tidak membuat Jeno lengah, ia kembali merangkul istrinya dan berulangkali mengecupi helai rambutnya.
"Mass sayang sama kamu,, jangan galak-galak. Nanti mass bikin kamu pincang la—ADAWWHH MOM!" Jeno memegangi pipinya, bekas cakaran kuku terawat Nana.
"Pipimu terbuat dari apa sih mass? Kok keras?? Curiga semalem kamu ngunyahin batu bata"
🍼🍼
Solo, pukul empat soreSisa perjalanan telah mereka habiskan, rupanya Mingi sudah sampai di stasiun kereta Solo sore itu. Sebenarnya Jeno bisa membawa Nana dengan jet pribadi miliknya, tapi kembali lagi pada Nana yang merindukan hidup sederhananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband || NOMIN
RomanceMy Idiot Husband Jeno : Dom Jaemin : Sub Nomin Fanfiction Writer : Papi