Hana membukakan gerbang rumah, ia amati sebuah mobil besar terparkir rapi di luar sana. Supir dari mobil itu keluar dan memastikan bahwa alamat si pemesan tidaklah salah."Aduh mang, kok sorean sih nyampe-nya. Kan saya lagi masak" ujar Hana sedikit kesal.
"Macet bund, kaya nggak ngerti aja deh gimana padatnya jalanan ibukota di sore hari" jawab supir tersebut. "Penerima Na Jaemin, bener ya bund??"
"Ya benar"
"Tanda tangan ya bund, nanti barang-barang saya turunkan"
"Langsung di angkat ke dalam ya, mang" ujar Hana menandatangani form penerimaan barang.
Di dalam sana, ada Jeno yang sedang menikmati teh chamomile buatan Winwin. Ya! Ibu mertua belum kembali ke desa, Jeno biarkan Winwin tinggal di rumahnya. Jeno pun rindu sosok orang tua di sampingnya, beruntung mami Winwin sangat baik.
Rasanya, Jeno sudah lama tidak menikmati minuman menyehatkan tersebut. Itu semua karena ulahnya sendiri, berpura-pura menikmati sesuatu manis yang berlebihan memang tidak baik untuknya.
Mamang paket sukses menginterupsi Jeno yang reflek menaruh dot berisi teh tanpa gula tersebut.
"Loh, emangnya stroller bayi yang di pesen bakal muat? Bayinya aja, GUWEDEEE BANGET"
Sumpah ya, si mamang paket nggak ada takut-takutnya. Ini bukan sekali atau dua kali saja mamang paket datang ke sana, Nana selalu memesan banyak properti dan di antarkan langsung olehnya.
Kali ini, Nana memesan stroller dan tempat tidur untuk calon bayinya.
Jadi, wajar saja jika ia berani mengolok sosok mafia terpendam yang saat itu sedang rebahan di atas sofa.
Mana si Jeno nonton shiva, lengkap bukan jiwa kekanak-kanakannya??
"Taruh di kamar sana ya mang. Jeno ngga usah di ladenin ya, nanti shivanya nangis loh ngga mau tampil lagi di tivi" jawab Hana, membuat Jeno kembali menyesap puting dot nya.
Sebenarnya, Jeno diam karena firasatnya yang mendadak buruk. Apalagi, suara mobil sport di luar sana membuat Jeno terbangun dan membuang botol dot-nya.
Si mamang terkejut, bibi Hana pun terkejut. Apalagi Winwin berlari keluar karena suara pecahnya dot si menantunya itu.
Mingi, ya ! Sosok tinggi kekar dengan kaos hitam ketat yang membalut tubuhnya, berlari menuju pintu utama.
"Anak buah saya kehilangan jejak Nana, tetapi saya sudah menghubungi San dan Wooyoung untuk turun mencari dimana istri anda"
"Mengapa hal itu bisa terjadi? Nana hanya ingin menemui Haechan, mengapa sampai sekarang dia belum pulang?" jawab Jeno dingin, sebisa mungkin merendahkan suaranya agar penghuni mansion tidak mendengarnya.
"Seseorang membekap mulutnya, dia di bantu seorang pria di dalam mobil dan membawa Nana pergi dari sana"
Jeno memalingkan wajahnya, kepala Mingi tertunduk dalam. Jeno tau, Mingi hanya menyampaikan pesan dari bodyguardnya. Jeno tidak pantas, membunuh Mingi saat itu juga sebagai keteledorannya dalam menjaga Nana—istri tercinta.
"Aku akan pergi, membunuh pelaku itu di tempat"
Detik itu juga mulut Mingi terbuka. "Ganti dulu baju kau boss! Masa cuma kutangan gini. Nggak elit banget lu jadi Mafia!!"
Jeno berlari memasuki kamar, saat itu juga Hana keluar dengan mamang paket yang baru saja meletakkan barangnya.
Hana mendekati Mingi. "Mass, ada apa ini kok ??"
"Nana di culik, kita semua ketinggalan jejak" jawab Mingi, ia tidak mau mengulur waktunya. Sedangkan beberapa saat setelah itu, Jeno keluar dari dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband || NOMIN
RomanceMy Idiot Husband Jeno : Dom Jaemin : Sub Nomin Fanfiction Writer : Papi