Untuk sabtu dan minggu mami hectic sekali, jadi maaf ya kalo hari ini update lagi ✨ Terimakasih yang sudah bagi vote sama mami 🤍
Walau sedang hamil, Nana selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi pusat perbelanjaan sebelum pulang ke rumah. Sore hari menjadi waktu yang tepat bagi Nana membeli kesukaan suaminya. Ia telusuri setiap rak berisi makanan manis dan tentunya jangan lupa—Jeno suka susu.
"Pantesan aja ototmu kaya akar kelapa Jen, susumu aja yang mahal-mahal gini. Di kasih SeGeEM ngga mau, maunya yang sekelas susu pejabat. Untung duitmu banyak, jadi ngga perlu korupsi makan duit rakyat buat beli asupanmu" Nana tersenyum, ia penuhi troli belanjaannya.
"Mana udara lagi panas banget, walaupun udah ngadem di bawah AC gini—tapi masih aja nyengat tuh, omongan mama mertua jahanam"
Rok mini yang Nana pakai bergerak seiring langkah centilnya. Tetap anggun walau saat ini Nana hanya memakai sandal jepit merah muda, jangan lupakan slingbag mini yang harganya ratusan juta—tampak melingkar indah di pudak.
"Ah,, maaf" Nana tidak sengaja menabrak seseorang.
"Its okay, baby Na"
Nana mengenal suara itu, ia segera menjauh dan memasang wajah malas.
"Mark"
"Dunia sangat sempit, kita bertemu di mana saja. Apakah, Tuhan memang menakdirkan itu semua" Mark tersenyum tipis, melihat bibir merah muda Nana yang begitu menggiurkan.
"Jangan bawa-bawa Tuhan deh, kalo niat Lo ngga baik. Basi tau ngga? Ujung-ujungnya Lo ngajak selingkuh, aduh Mark—masih ganteng suami gue kali walau idiot sekalipun!" Nana mengambil apa saja makanan di depannya, memenuhi trolinya tanpa memandang harga.
"Mau sampai kapan Lo bertahan sama si autis??"
Nana mengendus geli, ia tatap Mark dengan senyuman iba. "Ehm, sebenarnya gue kasihan sama Lo. Anak dari mommy Taeyong hasil hubungan gelap. Sabar ya Mark" Nana menepuk pundak Mark dua kali.
"Oh iya, kalo bukan Jeno juga kayaknya Lo ngga bakal bisa kerja di kantor dia deh. Kan yang resmi punya kantor itu,, Jung Jeno. Anak dari ayah Jung Jaehyun dan mommy Taeyong, jadi sabar ya? Kalau mau bersaing yang sehat-sehat aja, jangan ngejar gue. Gue mah miskin, tapi bukan berarti gue murahan" Nana meninggalkan Mark dengan rahangnya yang kian mengeras.
Mark begitu geram, suara gemeletuk di mulutnya menjadi saksi kemarahan pria matang tersebut.
"Tunggu aja Na, Lo pasti bakal nyesel dan berpihak sama gue"
"Haruskah aku membantumu, Mark??"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mark memutar kepalanya, sosok pria dengan surai gondrong yang menjadi ciri khasnya pun tampak tersenyum licik padanya.
"Hyunjin???"
"Ya, sahabat sejati Lo di sini. Kalo bukan sama Gue, Lo mau minta tolong sama siapa??" ujar Hyunjin, ia telah mendengar celotehan amatir yang keluar dari mulut Mark.