Baca Part Casting dulu ya? Karena saya yakin, pasti tidak ada notif ✨✨
Mansion Jeno pukul delapan pagi,-
Kecantikan Na Jaemin, tentu saja selalu menjadi bahan perbincangan. Entah dimanapun, kapanpun dan bahkan saat ini pun—Nana mendengar kalimat itu dari mulut papah mertuanya sendiri. Jung Jaehyun, atau dikenal dengan sebutan tuan Jung saat ini sedang mengunjungi rumah anaknya."Nana, semakin hari—kau makin cantik saja"
Nana terdiam dan sedikit tersenyum, saat ini dapur menjadi saksi keberadaan mereka berdua.
Kali ini Jaehyun datang tanpa Taeyong di sampingnya. Hari masih pagi, si Jeno belum juga bangun.
"Kau juga pintar dalam mengelola perusahaanku" imbuh Jaehyun.
Nana mengangkat segelas susu yang baru saja ia buat. "Bukankah itu sudah menjadi kewajiban saya sebagai menantu anda?"
"Aku, menganggapmu lebih dari itu. Kau sangat spesial"
Nana tidak menjawab, atmosfer di dalam ruangan itu terasa mencekam di saat Jaehyun mulai membuka perbincangan.
"Saya permisi" Nana melenggang keluar dari dapur itu, meninggalkan Jaehyun yang saat ini mengabsen setiap ruas kulit tubuh menantunya dengan tatapan intens.
Jaehyun melipat kedua tangannya, menyenderkan pantatnya pada meja makan berbasic batu mulia dapur itu.
"Aku pikir, ini akan mudah. Ternyata, memang sesulit itu" batin Jaehyun.
Nana membawa perasaan yang janggal menuju kamar, ia letakkan dengan hati-hati segelas susu coklat itu di atas meja sebelum ia melangkah untuk kesibukan yang lainnya.
Pagi yang sangat menyebalkan, bagi Nana yang harus merawat Jung Jeno—bayi besarnya. Nana menyiapkan air hangat, handuk kecil dan jangan lupa sikat gigi. Ia menata dengan rapi di atas meja kamar mandi. Sembari menata hati dan mentalnya, Nana kembali menghampiri ranjang bayi besarnya.
"Jeno,, bangun"
"Jeno ya,, udah jam delapan ini—nggak mau bangun??"
"Jen, jangan mati dulu Jen—gue belum kaya raya"
SLAPP
"Aaahhh,, engghhhh—Nana sakit" Jeno memegangi pantatnya, menggeliat dan perlahan membuka matanya.
Ia tersenyum di balik bare face'nya, menatap Nana masih dengan pakaian dinas malam yang selalu ia kenakan. Biru terawang dengan tali tipis yang menghias pundak kecilnya.
Sebenarnya, Nana yang sudah terbiasa dengan pakaian terbuka di malam hari sampai pagi—terkejut akan kedatangan Jaehyun yang sama sekali tidak di ketahui.
Jeno tersenyum hingga kedua matanya terbenam, ia mengulurkan kedua tangannya pada Nana. "Mau peluk Nana, boleh??"
"Nggak! Kamu belum cuci muka, bau kambing! Cuci muka dulu, terus minum susu" Nana menyibak selimut Jeno dengan kasar, kemudian ia meninggalkan Jeno begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband || NOMIN
RomanceMy Idiot Husband Jeno : Dom Jaemin : Sub Nomin Fanfiction Writer : Papi