Sebelum menyelami part ini, mami sangat berduka ya hehe
Kita tidak pernah mengetahui sifat asli idola kita. Rabu, 28 Agustus 2024 menjadi hari yang menyeramkan bagi para Sijeuni. Mengapa? Pastinya kalian udah tau ya beritanya hehe ( hal ini membuat mami merevisi part-part berikutnya. Karena mami tidak mau idol tersebut debut di book yang tidak seberapa ini )
Mami harap kalian tidak usah menaruh harapan lebih, terutama pada idola kita atau sosok yang kita idolakan. Krena mereka hanya manusia biasa seperti kita yang tidak di ketahui latar belakangnya. Peluk untuk kalian, T'fg/fb 💚Semoga kalian terhibur dengan Part ini,,
Lets Read !!Jeno tidak menampakkan sifat aslinya, tenang saja—ia masih bisa menyimpannya dengan apik dan rapih.
Mingi mengemudi, mengantarkan bos besarnya pada hunian Jung yang sangat Jeno rindukan. Jeno amati si manis yang tertidur pulas, ia mainkan pipi bulat Nana yang begitu putih di bawah pancaran sinar jalanan malam itu.Sesampainya di rumah, Jeno menggendong Nana ala bridal menuju kamar tanpa membangunkannya.
Jeno meletakkan Nana dengan hati-hati, sedangkan Mingi langsung pergi dari sana. Masih ada kerjaan yang harus mingi selesaikan, ya apa lagi kalau bukan atas perintah tuan besarnya. Jung Jeno, putra semata wayang dari Jung Jaehyun dan Taeyong.
Hana mengetahui kepulangan tuan besarnya, rasa gemetar dan was-was tentu saja masih ada. Terlebih lagi di saat Jeno berjalan mendekatinya sembari melepas semua pakaiannya.
Hana melihat Jeno yang saat itu hanya memakai celana pendek rumahan, tampak meneguk air dingin di depan kulkas yang masih terbuka.
BLAGG
Pintu kulkas itu tertutup, Jeno menyadari keberadaan asisten dumah tangganya yang saat itu berada pada satu ruangan yang sama.
"Hana,," Jeno bersuara, membuat Hana tidak sengaja menjatuhkan serbet di tangannya.
"I-iya tuan,,"
"Sudah malam, mengapa kau belum tidur?" Jeno berkata lirih namun bagi Hana, nadanya terdengar menakutkan.
Jeno yang Hana kenal, telah menampakkan sifat aslinya. Padahal, Hana sering menoyor kepalanya jika Jeno rese tidak mau makan. Apakah nantinya, giliran Hana yang akan di tembak kepalanya oleh majikannya ini?
"Euhm,, tetapi Hana belum selesai—"
"Tidak perlu takut padaku, Hana. Aku hanya manusia biasa, sama sepertimu. Bekerjalah namun jangan sampai kau lupa waktu, beristirahatlah"
Hana mengambil serbet yang baru saja jatuh dari tangannya. Kemudian ia kembali menatap Jeno dengan mata bergetar.
"T-Tuan,, mengapa selama ini bibi tidak tau"
Jeno menaikkan satu ujung bibirnya, semakin mendekati Hana yang hanya bisa mematung di atas dinginnya lantai.
"Memangnya,,, aku ingin menampakkan sifat asliku? Aku ini seorang pembunuh, aku seorang perampok dan aku adalah sosok yang sangat kejam. Lalu bagaimana aku bisa di dekati oleh banyak orang, jika aku tidak menampakkan sifat Jeno yang bodoh—Jeno yang kau kenal sebelumnya??"
"Aku tidak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun, maka dari itu—aku memutuskan untuk menjadi seorang idiot di depan banyak orang"
Kilat di luar sana seakan merestui kalimat yang baru saja lolos dari mulut pria bongsor tersebut. Hana mendengarnya, meneguk ludahnya dengan kasar.
"Sekarang, pergilah tidur" ucap Jeno.
"Aa—aduh,, Jeno liat tuh Nana nyariin. Nana, ini Jeno minum air es tadi minta bibi jewer telinganya" Hana berceloteh, ia menarik telinga Jeno pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband || NOMIN
RomanceMy Idiot Husband Jeno : Dom Jaemin : Sub Nomin Fanfiction Writer : Papi