10. Jealous

8.4K 677 135
                                    

Nana kekenyangan, hari ini ia banyak makan. Tidak ada drama muntah, atau karena di temani oleh sang mertua yang membelikan makanan cukup banyak untuknya. Ya! Jaehyun membelikannya banyak makanan dan minuman kesukaan Nana dan Jeno tentunya.

Kamar dengan nuansa remang-remang menjadi saksi keberadaanya. Nana duduk meluruskan kakinya, melihat Jeno berjalan ke arahnya membuat Nana was-was.

"Nana, Jeno mau bobok sini"

BRUUUGHH

"Aduhhh — aahhh Jeno,, kepalamu berat !!!"

Nana memegangi perutnya, sedikit mendorong kepala Jeno agar menjauh dari sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nana memegangi perutnya, sedikit mendorong kepala Jeno agar menjauh dari sana. Tempat dimana janinnya sedang berkembang biak.

"Kamu nggak boleh ngasal ya Jeno, ada bayi di dalam perut Nana. Kalo sampai Nana keguguran gimana??"

Jeno mendadak khawatir, Nana melihat kedua mata Jeno berkaca-kaca.

"Nana maaf, Jeno kangen sama Nana"

"Setiap hari ketemu, pagi ketemu, malem juga ketemu—kurang apa??" Nana mengusap kepala Jeno, jangan sampai emosinya meluap. Tidak baik untuk perkembangan janinnya.

Jeno memeluk paha Nana, menaruh pipinya di atas paha dan kembali menciumi perut Nana.

"Maunya sama Nana terus, kan Nana hamil"

"Iya Jeno, Nana tau, tapi jangan di ulangin lagi ya? Kamu itu harusnya membuat bayi di dalam perut Nana nyaman, kalo di guncang terus di tindih kaya tadi—gimana bayinya mau nyaman di dalam sini??" Nana menunjuk perutnya.

"Yang ada pas lahiran nanti bayinya punya dendam sama kamu"

"Jeno mau ikut Nana kerja, boleh??" kedua puppy eyes Jeno mengerjap pelan, memasang wajah imut yang ia miliki.

"Serius??"

"Seyiuuss,"

Ya bagaimana bisa Nana menolak?? Toh, yang punya perusahaan itu sendiri kan Jung Jeno—atau si suami yang harusnya menjadi penerus keluarga Jung nanti. Tapi keadaan yang tidak memungkinkan!

"Ya udah, besok ikut Nana kerja. Tapi jangan malu-maluin, ngerti??"

Jeno memeluk erat perut Nana, menggesekkan ujung hidungnya di sana. "Mengerti, calon ibu dari anaknya Jeno hihi"

"Kamu sebenarnya autis nggak si Jen?? Kamu keliatan waras, jadi ganteng gini"

"Waras, kalo malem. Kan Nana sering ngasih empik ke Jeno, jadi waras"

Nana pasrah, perkara barang enak memang nyantol di otak Jeno.

"Kalo enggak di kasih??"

"Jeno mau ngamuk, mau mecat Nana jadi istri Jeno" jawabnya.

"Ehmmmmmm,,, udah pinter jawab ya suami Nana. Enggak kok, Nana nggak akan ninggalin kamu. Walau mommy nyuruh Nana buat ninggalin kamu, setelah Nana punya anak nanti"

My Idiot Husband || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang