Jeno bersama para bodyguard dan perampok kepercayaanya tampak sedang berpesta. Ruangan bernuansa gelap menjadi saksi kebahagiaan mereka, menikmati malam yang begitu mencekam—bagi yang menjadi sasaran seorang mafia kejam seperti Jung Jeno ini.
Segelas arak menemani Jeno dengan wajah merahnya. Pandangannya mulai buram—Jeno bersandar pada sofa merah gelap sembari memijit pangkal hidungnya. Membiarkan dada bidang dan abs-nya terekspos terang-terangan, karena pada saat itu Jeno hanya memakai kemeja hitam ketat dengan kancing terbuka seluruhnya.
Netra hitam Jeno Memandang para bodyguardnya yang menikmati jamuan serta beberapa wanita malam yang menemani mereka.
"Boss,," Mingi mendekat, duduk di sebelah Jeno.
"Apa kau tidak mau ngempeng dulu"
Mata Jeno menukik tajam pada Mingi yang tengah mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jas hitamnya.
"Bukankah ini milikmu? Aku menemukannya di dalam koper" Mingi menahan tawanya, namun sialnya—bahu Mingi mendapat hadiah sebuah tonjokan.
"Mengapa kau memukulku??" masih dengan tawanya yang membahana, Mingi mengusap bekas tangan Jeno.
Ledakan tawa Mingi mengalihkan atensi San yang kerap mendekat dan gabung dengan mereka.
"Apa kau juga minum susu botolan?? Lalu, mengapa bos besar tidak meminumnya?? Bukankah susu lebih sehat daripada arak?" tanya San, mendudukan diri di kepala sofa.
"Kalian memilih diam atau saya patahkan leher kalian sekarang juga??"
"Santai boss, tidak ada Nana di sini. Tidak usah ngegas, kau berpolah seperti seorang idiot pun—kharisma mu tetap seperti seorang gigolo malam. Apakah aku salah??"
Jeno menyenderkan lehernya, membuka tangannya lebar sesekali mengetuk kepala sofa yang sedang ia sandari saat ini.
"Nana adalah seorang pria manis yang sangat sulit di taklukan oleh siapapun, hanya ayah Jung yang membantuku mendapatkannya"
"Tapi bukankah ayah Jung tau kalau orang tua Nana terjerat hutang?" tanya San penasaran.
"Ya! Maka dari itu dia pasrah karena keidiotan anaknya, dan membebaskan segala perhutangan tuan Yuta demi ada sosok yang merawat anaknya—yaitu Jung Autism Jeno, begitu kan??" sahut Mingi percaya diri.
Lagi-lagi Jeno di buat geram oleh Mingi, namun apa yang bisa ia perlakukan saat ini??
"Woy! Tidak ada gunanya kalian bergibah, menambah dosa saja. Beruntung kita memiliki bos baik berduit yang mau mengadopsi anak biasa seperti Nana, sampai dia hamil pula? Iya kan boss?" Wooyoung datang membawa segelas arak.
"Nana sangat istimewa, kita menikah sudah lama dan hampir satu tahun huru hara sering terjadi. Dan sangat sulit mendapatkan kasih sayang darinya, kalian percaya akan hal itu??" Jeno menyulut sebatang nikotin, kepulan asap pertamanya sukses mengotori ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband || NOMIN
RomanceMy Idiot Husband Jeno : Dom Jaemin : Sub Nomin Fanfiction Writer : Papi