Udah siap?? Tekan bintangnya baru baca ya 🕊️🕊️
Tema baju yang di pakai Nana adalah flora. Hmm,, dress kuning selutut dengan motif bunga daisy menghias indah di tubuhnya. Nana duduk di pinggir brankar, membiarkan Jeno memakaikan sepatu fantovel putih di kakinya.
Tangan Nana meremat pundak suaminya. Rasa kehilangan tentu saja masih menghias isi hatinya. Bagaimana tidak,?? Bahkan sampai saat ini, Nana masih tidak menyangka bahwa hal itu telah terjadi.
Rumah sakit menjadi penghalang semuanya, Nana tidak bisa mengutarakan perasaannya saat ini. Nana hanya diam, tersenyum tipis jika seseorang datang menjenguknya—kemudian menangis di saat semua orang telah pergi dari ruangan itu.
Nana kerap menganggap dirinya seseorang yang bodoh. Tidak bisa menjaga anaknya dengan baik. Nana pikir, dengan berbuat baik pada semuanya—akan membuahkan kebaikan untuk hidup kedepannya. Tetapi lihatlah, Nana merasa di bodohi oleh suaminya selama ini.
"Sayang,,"
"I-ah,, iya mass" jawab Nana, suaranya begitu serak. Ada isak tangis yang tersemat, ia telan mati-matian.
"Sudah selesai ??" Jeno memperlihatkan kaki Nana.
"Ah,, iya mass"
Jalinan hangat tangan keduanya, menjadikan moment perpisahan antara Nana dan ruangan yang selama ini menampung dirinya untuk menjalani perawatan.
Di luar ruangan, Jaehyun beserta Winwin menyambut Nana dengan senyum hangat.
"Nana,, kita pulang ya nak" ujar Winwin, meraih pinggul anaknya.
Lelaki paruh baya tersebut pun merasa kecewa, namun sebagai sosok submissive yang pernah merasakan betapa menantangnya dalam membesarkan buah hati di dalam perutnya—Winwin tidak bisa berbuat apa-apa.
Selain mensupport anaknya agar tetap semangat dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
"Mi,, Nana ingin pulang ke rumah abah"
Jeno mendengar, ia eratkan genggamannya. Namun sayang, Nana menghempasnya dengan kuat. Ia memeluk tubuh ringkih mami Winwin di depannya. Menangis kencang di pundak kecilnya, memberi rematan akibat rasa sakit yang ia rasakan pada punggung Winwin.
"Hati Nana sakit hikksss,, Nana mau pulang ke rumah abah hiksss hikkss"
"Nana ngga papa hidup miskin di rumah, Nana capek mami Nana capek hikkss hikksss" Nana memeluk sembari menggejalkan kakinya.
Winwin ikut merasakan sakitnya, ia mengangguk menyetujui—menatap iba pada sosok Jeno yang menangis di belakang Nana.
"I-iya sayang,, tetapi kita pulang dulu ke rumah ayah Jung ya?? Mami bantu kamu menata pakaianmu, hmmm??"
Nana setuju, ia usap air matanya dengan ibu jari. Kemudian tangan Nana menggandeng Winwin, menuju basement rumah sakit itu.
Ada sosok ayah Jung yang tidak bisa berbuat apa-apa selain menggeleng pada anaknya. Jaehyun telah mengetahui bahwa selama ini, Jeno pun membodohi semuanya.
Berpura-pura sakit sampai Jaehyun harus rela kehilangan cucunya, ini adalah mimpi buruk bagi Jaehyun.
"Ayah tidak akan ikut campur dalam hal ini, Jeno sudah besar" ujar Jaehyun sebelum menyusul menantunya.
—sesampainya di basement, Jeno mengambil alih kemudi. Membiarkan Nana duduk di sebelahnya dengan wajah berpaling.
Jeno menghabiskan sisa perjalanan pulang dengan diam, dengan Nana yang selalu memandang jalanan luar. Kedua mata Nana begitu sembab, mungkin otak Nana pun terbang pada kejadian mengerikan saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband || NOMIN
RomanceMy Idiot Husband Jeno : Dom Jaemin : Sub Nomin Fanfiction Writer : Papi