“Abi akan melamar ning Ruwa untuk kamu”
Mendengar pernyataan sang Abi seketika seluruh badan Zidan menegang,jantungnya bertalu cepat. Hendak membuka suara namun Abi-nya lebih dahulu berbicara
“Abi tau ini tidak mudah le,tapi mau sampai kapan kamu sendiri seperti ini? Ning Ruwa perempuan shalihah le, insyaAllah kalian bisa menjalani rumah tangga yang sakinah,mawaddah dan warahmah” tutur Hamdan mengelus punggung putra sulungnya meyakinkan
Zidan diam tak bergeming,masih memikirkan ucapan Abi barusan. Dirinya bingung harus berbuat apa,ingin menolak tetapi melihat sang ayah berharap besar kepadanya membuatnya tidak tega.
“Le, pikirkan baik-baik tidak ada ruginya jika kamu menikah dengan ning Ruwa. Abi beri waktu satu minggu untuk kamu jawab” Hamdan berdiri dari duduknya,menepuk pundak Zidan pelan dan berlalu. Meninggalkan Zidan yang masih bergelut dengan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aspect de L'amour
Teen Fiction"Walau kita nggak seumuran pak,tapi saya mau kok seumur hidup sama bapak" "Rumah-rumah apa yang paling indah?" Zidan memperhatikan gerak gerik siswi didepan nya,tanpa mau menjawab. Namun satu alisnya terangkat tanda bertanya Siswi dengan seragam osi...