14. Tantangan dari Sean

5 2 0
                                    

Dalam ruangan luas bercat putih,kedua keluarga itu saling bercengkrama ria. Tak jarang juga suara tawa mereka mengudara hingga akhirnya beberapa lama kemudian menjadi hening saat Rendi mempersilahkan keluarga Zidan menyampaikan maksud dan tujuan nya

“Sebelum nya mohon maaf karena kedatangan kami merepotkan kalian semua. Bukan tanpa tujuan kami kesini,kami datang dengan niatan baik yang mungkin akan disampaikan oleh putera sulung saya“ tutur Abi Hamdan kemudian menepuk bahu kokoh Zidan

Di hirupnya oksigen dalam ruangan itu “Bismillahirrahmanirrahim.Sebelumnya terimakasih atas sambutan hangat bapak dan ibu yang telah menerima kami dengan baik. Maksud dan tujuan saya datang kesini yaitu ingin meminta izin kepada bapak ibu untuk melamar putri bapak yang bernama Kalila Shanum Elfitra untuk menjadikan nya sebagai istri saya. Dengan rasa hormat yang mendalam,saya meminta izin dan restu bapak dan ibu”

“Saya percaya takdir Allah itu adil dan nyata, jika putri bapak dan ibu memang jodoh saya, maka izinkan saya membahagiakan Kalila dengan menjadikannya istri sah saya” sambungnya

Rendi diam sejenak “Saya sebagai seorang ayah hanya menginginkan yang terbaik untuk anak saya begitu juga soal pendamping,saya serahkan keputusan nya pada putri saya. Bagaimana pun nantinya putri saya berhak memilih” di genggamnya jemari kecil putrinya yang masih menunduk malu itu.

“Kalila,dengan segenap kesadaran yang saya punya saat ini. Maukah kamu menjadi pendamping saya dan menjadi makmum saya hingga akhir hayat nanti?” kalimat tersebut terucap dari bibir pria berkemeja hijau itu

Sedangkan yang ditanya wajahnya malah merona “Heh dek! ayo dijawab” colek wanita yang memangku bayi perempuan disamping Kalila.

“Insyaallah,dengan restu mama dan papa. Saya terima lamaran pak Zidan dan siap mendampingi perjalanan hidup pak Zidan ”

“Alhamdulillah” ucapan syukur sekaligus lega itu terucap dari mereka

“Sini umma pasangkan cincin nya” Kalila berjalan mendekat kearah beliau.Umma Fatma menyematkan cincin itu di jari manis Kalila tanda mengikat hubungan

“Pas ya nduk,ini Zidan yang pilih” komentar beliau saat benda lingkaran itu muat di jari Kalila,tidak kurang ataupun lebih

Zidan pandangi cincin itu,rasanya benda itu terlihat berkali-kali lebih indah ketika Kalila yang memakainya. Seutas senyum terbit dari bibirnya

“Ekhm! Pak Zidan sepertinya mengobrol diluar lebih enak” Sean,kakak laki-laki Kalila itu menghampiri Zidan.

Zidan yang paham meminta izin pada orang yang disana untuk keluar,mungkin ada yang ingin disampaikan oleh pria itu padanya. Sedangkan Kalila menatap Zidan khawatir

Sean membawa Zidan ke halaman rumah tepatnya di depan kolam ikan. Tangan nya sibuk memberi pakan ikan warna-warni. “Semua ikan ini milik Kalila” ucapnya

“Tapi kolamnya kotor,kalo pak Zidan serius sama adek saya. Pasti tau harus apa” Zidan menoleh pada pria yang masih setia memberi pakan. Zidan hanya mengangguk,dirinya paham maksud Sean itu. Ia gulung lengan kemeja yang dikenakan nya sebatas siku

Sean memperhatikan gerak-gerik guru adiknya itu. Ternyata pria itu cepat tangkap.

“Dimana saya letakan ikan ini?”

Sean pergi entah kemana,namun beberapa saat kemudian dia membawa peralatan kebersihan. Serokan ikan, ember besar,sapu lidi,dan sikat lantai tersedia di sampingnya. Zidan berjalan kearah keran mengisi ember besar itu dengan air lalu menyerok ikan hias memasukan nya kedalam ember besar itu.

“Hati-hati nanti ikan nya mabok,Kalila bisa nangis” Sean duduk di bangku yang tak jauh dari sana mengawasi Zidan,persis seperti bos.

Zidan berjongkok menyikat lumut-lumut di lantai kolam. Ia terlihat serius mengerjakan nya

Kalila datang dengan membawa makanan ringan di tangan nya. Mata nya membelalak saat melihat Zidan yang tengah membersihkan kolam ikan nya “Pak Zidaan! Ya ampun” itu pasti ulah Sean.

Ia letakan baki itu diatas meja lalu mendatangi kedua pria itu. “Bang Sean apa-apaan sih! Nyuruh-nyuruh pak Zidan segala,pak Zidan itukan tamu!”

Sean mengendikan bahu “Loh abang nggak nyuruh,pak gurumu aja yang terlalu rajin”

Kedua tangan Kalila menenteng “Halah,ngaku aja pasti ini karena abangkan?” Zidan hanya diam melihat pertengkaran kakak beradik itu.

Kalila menoleh ke arahnya “Pak Zidan kok mau sih disuruh bersihin kolam sama Sean?!”

“Yang sopan sama abang sendiri!” ucap Sean,tapi Kalila mengacuhkan nya lebih memilih menatap Zidan

Pria itu membalas tatapan Kalila dengan senyum tipis “Sean tidak menyuruh saya,tapi saya anggap tantangan untuk mendapatkan kamu”

To be continue...

Aspect de L'amourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang