22. Anggota Baru

4 2 0
                                    

Minggu,adalah hari awalan untuk satu pekan ke depan. Satu waktu untuk istirahat para anak adam dari pekerjaan mereka. Dihari itu pula,Kalila memutuskan untuk mengawali kehidupannya yang saat ini telah berbeda,mungkin dengan sambutan selamat pagi yang ia layangkan pada Zidan di setiap membuka mata dari lelap malam

“Pagi mas...” juga,panggilan baru penuh cinta untuk suaminya. Senyum itu merekah,kepada sepasang netra legam dihadapan nya

“Mas?”

“Hm,aku mau ganti panggilanku ke kamu mulai hari ini,jadi jangan bersikap kaku lagi ya,mas?” seutas senyum terbit dari kedua sudut bibir Zidan.

“Saya usahakan” Kalila mencebik menatap Zidan murung “Gitu doang? nggak panggilan sayang kaya aku?”

Zidan diam,matanya menatap langit-langit sembari berpikir “Istri”

Blusshh... Wajah Kalila memerah karena itu. Namun dirinya berpikir kembali bukan kah memang seperti itu statusnya. Maksudnya,ia ingin panggilan lain dari Zidan. “Cuma itu? Nggak ada panggilan lain gitu? Sayang atau honey atau baby biar lebih manis kesan nya”

Jemari panjang Zidan menyentil dahi Kalila pelan “Kamu itu selalu saja menawar,itu sudah panggilan khusus saya ke kamu. Sudah,ayo bangun siap-siap sholat”

Pagi itu,Kalila mengawali hari nya dengan senyuman. Pun saat masak,mungkin kegiatan itu akan menjadi kegiatan favorite Kalila karena Zidan yang membantunya seperti semalam.

Setelahnya mereka berdua membersihkan rumah bersama. Mungkin,sebagian besar Zidan yang mengerjakan karena Kalila sebentar-bentar duduk. Zidan tengah mengelap kaca jendela sedangkan Kalila duduk memainkan ponsel.

Kurang lebih jam sembilan seperempat,Mereka menyelesaikan pekerjaan mereka. Kalila menyeka keringat sebiji jagung di dahinya,membersihkan rumah sebesar ini berdua ternyata melelahkan

Kalila merenggangkan ototnya,berjalan mendekat kearah Zidan yang duduk “Capek banget! Mau minum kopi nggak mas?”

“Boleh” mendapat jawaban tersebut Kalila menuju dapur membuatkan kopi untuk Zidan. Usainya meletakan secangkir kopi yang ia bawa di depan Zidan dan duduk di sampingnya

“Terimakasih”

“Sama-sama. Emm,mas tawaran semalem masih berlaku nggak ya?” Zidan menoleh,melihat Kalila dengan alis bertaut “Memang saya nawarin apa?”

“Ituu,yang mas mau pekerjakan orang disini. Masih laku nggak ya? kayaknya aku butuh deh buat bersih-bersih rumah doang”

“Masih kalo kamu mau,nanti saya carikan”

“Kamu sudah mandi?”

Bukannya menjawab Kalila malah menyenandungkan lirik ada gajah dibalik batu dari band wali

“Ee ah,ada yang lagi deketin aku~”

“Udah makan,udah mandi,udah tidur udah udah~ tanya melulu”

Zidan hanya diam memperhatikan Kalila yang bernyanyi dengan menyesap kopinya. Persis seperti menonton live musik di cafe-cafe

“Ish malah diem”

“Saya nonton kamu,suara kamu..”

“Ah terimakasih mas” ucapnya tersipu malu,menutup sebagian wajahnya

“Jelek”

Dalam waktu sekian detik,wajah Kalila berubah murung. Menatap Zidan tajam dengan tangan nya yang bersedekap “Nggak usah jujur bisa gak?!”

Zidan terkekeh melihat wajah lucu Kalila,terlebih bibirnya yang maju beberapa cm “Sana mandi,apa ndak jadi?” Seketika Kalila beranjak dan melaju cepat menuju kamar mandi

Rencananya,siang ini mereka pergi ke pet shop. Seperti permintaan Kalila semalam yang di iyakan oleh Zidan. Kini,mereka sudah berada di tempat. Melihat-lihat sekeliling toko yang penuh dengan barang kebutuhan hewan peliharaan

Mereka di pandu oleh pemilik toko melihat kebagian lain tempat ini. Ruangan yang penuh dengan kandang berisi hewan peliharaan.

“Ini tempat kucing yang sudah siap adopsi”

Kalila berjalan mendekat lalu berjongkok,mengelus seekor kucing berbulu putih dibalik kandang.“Bener nggak sih bang kalo kucing putih itu oon?” tanya nya tiba-tiba. Teringat dengan pernyataan orang-orang yang memelihara kucing putih yang katanya oon

Pria pemilik toko itu tertawa mendengar penuturan Kalila“Saya kira itu tidak benar,karena kucing putih cenderung pemalu dan tenang”

“Tapi kenapa ya kebanyakan tingkahnya gitu,maksudnya lemot gitu”

“Mungkin karena kebanyakan kucing putih itu tuli,jadi mereka tidak mendengar apapun. Berbeda dengan disini,kucing-kucing disini terjamin kesehatan nya,tidak tuli,buta atau cacat.Terjamin bebas penyakit”

Kalila menganggukan kepalanya beralih menatap kucing abu-abu. “Bang saya boleh gendong kucing itu?” tunjuknya.

“Boleh,sebentar” Pria itu membuka kandang kucing berbulu abu-abu dan menyerahkan nya pada Kalila. Dengan senang hati,Kalila menerimanya mengelus kucing itu sayang “Mas lucu kan?”

Zidan mengangguk tangan nya ikut mengelus kucing abu-abu itu. “Mau yang ini?”

Matanya berbinar cerah dengan senyuman yang kian merekah“Iya”

Keduanya memutuskan untuk mengadopsi kucing tersebut. Tak henti-henti nya Kalila mengelus bahkan mencium kucing barunya karena gemas “Lucu banget sih! Gue makan tau rasa lo huhh” mencubit pipi nya.

“Hati-hati masuk hidung”

Kalila menggerakan kedua kaki kucing itu dihadapan Zidan “Halo papa! Ini Zila”

Satu alis Zidan terangkat “Zila?”

Kalila yang sedang memangku kucing itu mengangguk riang “Zidan Kalila...”

To be continue...

Aspect de L'amourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang