Tepat pukul lima sore,saat semburat orange berpendar pekat melekat pada lautan diatas sana. Mereka sampai pada tujuan nya. Di pekarangan pesantren Anwarunajah,Zidan dan Kalila menapakan kaki nya disana
Mereka jalan beriringan memasuki area pesantren lebih dalam. Beberapa santriwan dan santriwati disana mulai mendekat hingga berkerumun berebut salam pada mereka. Kalila yang awalnya bingung,matanya melirik kearah Zidan meminta penjelasan. Hanya diangguki oleh Zidan yang sedang disalami para santriwan disana. Tangan nya mulai terangkat menyalami santriwati
“Marhaban ning” ucap diantara mereka. Kalila mengangguk dengan senyuman,meski tak terlihat karena separuh wajahnya tertutup kain abu-abu. Tetapi sepasang netra almound itu terangkat. Mereka bisa mengetahuinya jika ia tengah tersenyum
“Assalamualaikum”
“Waalaikumussalam,cie pengantin baru. Bajunya couple!” itu Arsyila. Mengomentari sepasang didepan nya karena warna baju yang sama. Arsyila memeluk Kalila erat,namun suara deheman menginterupsinya
“Salim dulu sama istri mas” ucap Zidan.Arsyila pun terkekeh geli,menyalami Kalila yang sekarang menjadi kakak iparnya
Mereka berdua masuk disambut dengan hangat oleh orang-orang disana.Ndalem telah ramai,banyak orang yang hilir mudik dengan menyangking bawaan. Dan setelah melihat Zidan dan dirinya,mereka meletakan bawaan mereka dilantai lalu menyalaminya
Kalila kikuk,beberapa santriwati yang mungkin berusia diatasnya malah menyalaminya. “Pak,kayanya berlebihan deh. Aku nggak setua itu kan?”
“Sedikit,tapi ndak papa. Ngalap barokahnya ning Shanum”
“Bener mbak,nanti juga terbiasa” sahut pria yang tak jauh dari sana. Farhan,pria itu berjalan mendekat kearah mereka berdua dengan senyum manis yang ia punya
“Gimana mas figura nya cocok ndak dipasang diruang tv?”
Zidan mengangguk matanya mengedar “Abi sama umma mana han?”
“Umma sih ada di dapur,tapi kalo Abi ndak tau. Di belakang kayakne”
Langkah Zidan berlanjut menuju dapur menemui Umma Fatma terlebih dahulu “Udah datang cah ayu” ucapnya sembari mengelus punggung menantunya. Lalu mencium kedua pipi yang terhalang kain itu
“Nggeh umma”
“Abi di mana umma?”
“Abi ada di belakang le,kayakne masih kasih pakan ayam”
Zidan kembali melangkahkan kakinya menuju halaman belakang dengan Kalila yang masih setia di sampingnya. “Assalamualaikum abi” Salamnya saat sampai di halaman belakang ndalem
Terlihat Abi Hamdan tengah menyeruput secangkir kopi yang asapnya masih mengepul dengan sebatang rokok di sela jari nya. Beliau letakan cangkir itu pada meja sampingnya sebelum menjawab “Waalaikumussalam warohmatulloh”Zidan menyalami abi Hamdan dengan takzim lalu bergantian dengan Kalila.
Acara kendurenan di adakan di ruang tamu ndalem,ruangan itu cukup luas hingga menampung lebih dari 50 orangan. Kiyai Hamdan sendiri yang memimpin doa,dengan Zidan juga berada disana
Sedangkan Kalila,ia berada di dapur bersama ibu-ibu yang membantu acara ini
“Ning Kalila ini kok keliatan nya masih muda banget ya? umur berapa memang?” tanya salah satu ibu-ibu bertubuh kurus
“Baru delapan belas bu”
“Oalaah,masih muda banget ya seumuran ning Syila” timpal yang lain nya.
“Iya bu,saya jadi ngerasa punya dua anak kembar” tutur umma Fatma lalu terkekeh.
Mereka semua bercengkrama ria. Sedari tadi ia hanya mendengarkan saja,sesekali akan menjawab jika ditanya. Pun lebih banyak yang diwakilkan oleh umma Fatma
Kalila terbebas dari belenggu pertanyaan ibu-ibu ketika Arsyila mengajaknya ke sisi lain dari ndalem. Ia berjalan di belakang Arsyila yang tengah menunjukan beberapa foto-foto yang terpajang
Meow...
Kalila menolehkan pandangan nya. Di sudut rumah,terlihat seekor kucing berjingkat dalam kandang,meronta ingin keluar. Langkah Kalila berjalan mendekat,setelah sampai ia berjongkok mengelus kepala kucing oren itu
“Haii...nama mu siapa hemm?” tanya Kalila dengan suara yang ia buat-buat
“Sadiq,namanya sadiq mbak”
Kalila menoleh pada Arsyila yang juga jongkok disampingnya. “Sadiq? kok...”
Arsyila terkekeh,tangan nya mengelus bulu kucing itu “Iya aneh kan? Mas Zidan yang namain. Katanya kucing ini jadi teman nya,makan nya nama nya sadiq”
Kalila tertawa,biasanya orang-orang menamai hewan peliharaan nya dengan nama-nama lucu,tetapi suaminya itu malah memberi nama kucing nya sadiq,bukan nama yang lucu. Mungkin lebih seperti nama orang,dalam bahasa arab yang berarti teman
Sepasang netra coklat terang dari seseorang yang berdiri tak jauh dari sana menatap lekat dua perempuan yang tengah mengelus kucing oren dibalik kandang
Pancaran tak suka bercampur dengan kepedihan tertera pada manik coklat terang itu. Hatinya kian memanas,ada sekumpulan rasa marah,sedih dan kecewa yang bergumul didalam sana. Melihat secangkir kopi di tangan nya,lalu beranjak pergi dari sana
Tak terasa hari semakin malam,Kalila yang asik berbincang dengan ibu mertuanya dan Arsyila,ia mendongak saat Zidan menyerukan namanya
“Kalian nginep sini aja lah mas,udah malem ini” ucap Umma Fatma. Jam dinding sudah menunjuk diantara angka sembilan dan sepuluh
“Iya mas,pertama kali dateng ke sini masa pulang sih?” Arsyila menimpali
“Ndak bisa umma,besok Kalila masih harus sekolah”
Umma Fatma mengangguk maklum,tak menahan menantunya lagi. “Yo wis,tapi tunggu dulu” setelahnya umma Fatma beranjak pergi,meninggalkan ketiga orang itu disana
Zidan merapatkan tubuh istrinya,mengusap belakang kepala Kalila “Ngantuk?”
Kalila mengangguk “Sedikit” Sedangkan Arsyila mencebik kesal,dirinya seperti tak di anggap disana.Tak lama kemudian umma Fatma kembali dengan satu plastik besar di tangan nya kemudian menyerahkan nya ke Zidan
“Ini,masih banyak makanane. Umma bawakan untuk yang punya acara ini” Zidan menerima. Disalaminya tangan ibu mertuanya itu,lalu ayah mertua yang tengah duduk diantara bapak-bapak yang berbincang disana
“Hati-hati bawa mobilnya le” Pesan Abi Hamdan pada Zidan.
“Dadah mbak!”
Kemudian sepasang pengantin baru itu melesat meninggalkan area pesantren
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aspect de L'amour
Teen Fiction"Walau kita nggak seumuran pak,tapi saya mau kok seumur hidup sama bapak" "Rumah-rumah apa yang paling indah?" Zidan memperhatikan gerak gerik siswi didepan nya,tanpa mau menjawab. Namun satu alisnya terangkat tanda bertanya Siswi dengan seragam osi...