Suara itu... Mereka berdua mendongakkan pandangan nya saat mendengar suara dari samping nya. Kalila tersenyum pada dua gadis yang tengah menatap mereka heran. Menormalkan ekspresi terkejutnya,sedangkan Zidan yang memang mempunyai wajah datar hanya diam saja
Deva ia yang menyapa,sedangkan di sisinya ada Belva yang memicingkan matanya menelisik. “Kaliaan...” tunjuknya kearah mereka bergantian
“Pacaran?!”
Huhftt...Kalila tersenyum lebih lebar “Iya nih gue lagi ngedate,tapi lo berdua ganggu!”
“Whatt!! Apa lo bilang?” terkejut,Belva menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan cepat duduk pada kursi kosong sebelah Kalila,sedangkan Deva memutar dan duduk di sisi kanan nya
“Jadi kalian berdua pacaraan!”
Waduh...ini yang membuat Kalila menyembunyikan status barunya kini pada sahabatnya itu. Beberapa dari mereka mempunyai mulut gacor,informasi akan tersebar begitu cepat jika terdengar oleh mereka. Walaupun ada Zeya dan Deva yang pendiam
Jika mengatakan iya,maka hancur sudah reputasi yang di miliki oleh Pak Zidan yang dikenal sebagai guru yang alim. “Bukan,kami su–”
“Pak Zidan duluan yang makan disini,gue iseng nyamperin. Lo berdua kan tau segila apa gue ke pak Zidan, iyakan?” tukas Kalila cepat,takut-takut jika Zidan membocorkan status mereka kini. Sedangkan Zidan menatap bingung Kalila,pasalnya yang ia tau. Mereka berdua adalah teman dekat istrinya
“Iya sih,gak waras nya nya udah ngalahin orang gila di perempatan” setelah itu,Belva tertawa.
“Lo sendirian dateng kesini la? Tadi diajakin bareng lo nggak mau. Eh malah kesini sendiri” ketus Belva
Kalila mengangguk sembari menyengir kuda “Yaa,tadinya gue mau nyusul kalian karena gabut dirumah,dijalan malah ketemu pak Zidan. Ya gue ajakin kesini lah” ceplosnya asal
Belva mengangguk mendengarkan penjelasan Kalila,sedangkan Deva terdiam. Perkataan Kalila membuatnya bingung “Hah gimana? Bukan nya tadi kamu bilang pak Zidan lagi makan disini terus kamu samperin,sekarang kamu yang ngajakin pak Zidan kesini. Jadi sebenernya gimana?”
“Ah haah lah!”
Pucat,bagaimana bisa ia membuat penjelasan yang membingungkan pada mereka. Jika begini mereka akan semakin curiga. Ia memang tak bisa untuk berkata bohong. Akhirnya ia menatap Zidan untuk menjelaskan
Zidan dengan senyum tipisnya memperhatikan Kalila,sadar istrinya meminta bantuan. Ia berdehem pelan “Kalila mendatangi saya saat saya berjalan kearah sini. Mungkin ketika ingin menyusul kalian tidak kunjung ketemu,dia kembali lagi kesini”
Kalila bernapas lega saat mendengar penjelasan Zidan yang masuk akal. Kedua teman nya pun mengangguk “Udah kalo mau makan gabung sini aja,Pak Zidan yang traktir. Iyakan?”
Kalila menatap Zidan,Zidan pun mengangguk tanda menyetujui. Namun mereka berdua sungkan untuk menerimanya. “Nggak usah deh pak,kita mau pergi shopping dulu. Lo mau ikut nggak?” tanya Belva yang ditujukan untuk Kalila
“Gak dulu deh,liat makanan gue belum pada abis. Kalian duluan aja”
Belva dan Deva beranjak dari duduknya. “Bilang aja mau berduaan sama pak Zidan. Hati-hati deh,yang ketiganya setan! Tapi hwaiting dapetin pak Zidan nya” Belva menepuk pundak Kalila pelan
“Kita permisi dulu pak Zidan”
Setelahnya,Deva dan Belva berjalan menjauh. Kalila kembali menghembuskan napasnya lega “Ternyata,pak Zidan pinter bohong” kekehnya
“Terpaksa,karena membantu kamu. Dosa saya jadi bertambah. Lain kali,bicarakan baik-baik sama temanmu. Mereka juga berhak tau karena,kamu sahabat baiknya” pesan nya. Kalila mengangguk sembari tersenyum,ia melanjutkan makan nya yang terjeda
°°°
Perasaan semangat menyelimuti Kalila sepenuhnya. Dengan ekspresi menggebu-gebu tangan nya lihai memotong bawang-bawangan. Sesekali juga ia membalikan ikan di penggorengan
“Masak apa?” Suamimya itu berdiri di sampingnya,memperhatikan Kalila yang tengah berkutat dengan alat dapur
“Nasi goreng sama ikan sambel,nggak papa kan?”
“Hm,saya bantu”
“Ehh nggak usah pak! Saya mau pak Zidan duduk disana tunggu selesai masak. Oke?”
Bukan nya menuruti kata istrinya Zidan menggulung lengan kokonya. Tanganya beralih pada bawang-bawang yang belum terkupas,lalu mengambil pisau kecil untuk mengupasnya.
“Memang pak Zidan bisa masak?”
“Kamu meremehkan saya? Saya dulu anak kos” Kalila tertawa
Lima belas menit kemudian,masakan mereka telah jadi.Memang,bila dilakukan bersama akan selesai lebih cepat. Zidan membawa dua piring di tangan nya,sama halnya dengan Kalila. Mereka menata hasil di atas meja ruang makan. Dari aromanya saja Kalila sudah membayangkan seenak apa makanan nya.
“Enak banget pak! Pak Zidan pinter masaknya” ia menggoyangkan kepalanya ke kiri kanan riang khas perempuan jika menemui makanan enak
“Kan kamu yang masak” Kalila menggeleng tak setuju mulutnya penuh membuat ia harus mengunyahnya ekstra sebelum berbicara “Ini nasi goreng yang masak kan pak Zidan”
Mereka makanan dengan diringi cerita yang terlontar dari Kalila. Ikan sambal pecak buatan Kalila juga tak kalah enaknya. Meskipun Kalila terlihat seperti anak mami,tapi soal masak-memasak ia jagonya
“Rumah ini terlalu besar untuk dua orang pak” Kini,mereka berada di depan televisi. Menonton film menghabiskan waktu malam minggu dirumah. Kalila menyandarkan kepalanya pada bahu kokoh milik suaminya,tangan bergelanjut manja pada lengan kekar Zidan
“Kamu takut?” Kalila menggeleng di bahunya. “Sepi”
“Besok saya pekerjakan orang disini”
“Jangan! saya nggak mau ya ada orang lain selain kita berdua” Zidan menunduk,melihat istrinya yang masih setia menyandarkan kepala pada pundaknya itu
“Jadi?”
“Saya mau adopsi kucing aja,boleh kan pak?”
“Kucing?” Kalila mengangguk riang. Matanya berbinar menatap Zidan penuh harap.
“Iya boleh kan?” Zidan mengangguk,Kalila melihatnya bersorak senang. Ia kecup rahang tegas suaminya itu lalu,menenggelamkan wajahnya pada ketiak pria itu memeluknya erat
Sedangkan Zidan yang mendapat perlakuan demikian menarik kedua sudut bibirnya. Ia usap surai indah itu,sungguh jantungnya berdegup begitu kencang. Sepertinya ia juga harus berjaga-jaga dengan perlakuan tiba-tiba Kalila.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aspect de L'amour
Roman pour Adolescents"Walau kita nggak seumuran pak,tapi saya mau kok seumur hidup sama bapak" "Rumah-rumah apa yang paling indah?" Zidan memperhatikan gerak gerik siswi didepan nya,tanpa mau menjawab. Namun satu alisnya terangkat tanda bertanya Siswi dengan seragam osi...