23. Salah Paham

4 2 0
                                    

Hari ini senin,seperti biasa anak sekolah akan melaksanakan upacara bendera pada hari ini. Hal yang sama juga di lakukan oleh Kalila,berdiri di bawah terik matahari membuat nya kegerahan. Sehingga ia mengipasi wajahnya dengan tangan

“Weh,gue mau ngomong tadi tapi lupa. Kayaknya kemaren gue liat lo deh sama cowo gitu” ucap Sintia,gadis yang berdiri di samping Kalila

“Loh kapan?” sembari tangan nya mengipas wajah

“Minggu,di area pet shop. Siang-siang kalo nggak salah. Lo kan? Sama cowok tinggi gitu sambil bawa kucing”

Wajah merahnya berubah menjadi panik. Bagaimana jika teman nya tahu kalo itu dirinya bersama Zidan. Lalu Sintia membocorkan nya pada semua orang disekolah ini,menyebar luas ke masyarakat. Gawat!

“Iya itu gue. Emm,lo liat cowoknya?” tanya Kalila ragu-ragu

Sinta menggeleng “Nggak liat sih soalnya dari belakang. Tinggi,dari belakang sih keliatan ganteng punggungnya lebar sekitar 200 cm gitu. Tapi kayaknya nggak seumuran deh sama lo ya?”

Kalila menghembuskan napas lega. Syukurlah jika teman nya itu tidak melihat wajah Zidan,setidaknya dirinya aman untuk sekarang.Mendengar penjelasan Sintia,ia berdecak teman nya itu teliti sekali sampai-sampai bisa menghitung lebar punggung Zidan.

“Hehe,iya itu sepupu gue. Kita emang beda beberapa tahun. Tapi lebar punggungnya nggak sampe dua meter btw bukan genderwo” selepas itu mereka berdua terkekeh kecil. Takut-takut jika ditegur oleh kepsek

“Ehh ehh jangan pingsan astaga!” reflek Kalila saat gadis di depan nya mundur-mundur.

Gadis didepan Kalila menengok dengan cengiran “Gue nggak pingsan kak”

“Oh gue kira mau pingsan” jawabnya. Kemudian gadis itu berbalik menghadap depan. Tapi kemudian tubuhnya ambruk mengenai Kalila dibelakangnya. “Eehh ehh apanih!” Kalila spontan menahan gadis itu agar tidak terjatuh.

Sontak semuanya menoleh pada mereka,teman teman nya pun menahan gadis itu panik. “Pmr!” panggil mereka kencang. Tangan nya mengangkat ke udara melambai.

Tak lama kemudian petugas pmr datang dengan membawa tandu. Kalila membantu membaringkan gadis itu diatasnya.

“Maju aja lo,gue nanti sama Zeya”

Di barisan depan kosong,otomatis Kalila yang belakang mengisi. Ia melangkah maju,sekarang posisinya berada di depan sendiri alias barisan pertama. Dirinya terpampang jelas jika pak Kepsek melihat kearahnya. Matanya menelisik barisan guru-guru yang berada di koridor kelas

Curang! Muridnya disuruh panas-panasan gurunya malah enak berteduh di bawah atap gedung. Huh rasanya tidak adil. Ingin protes namun mana mungkin ia berani. Kembali matanya menelisik jejeran para guru disana. Guru perempuan dan laki-laki terpisah oleh satu sekat besar. Disana,Zidan berdiri dengan tegapnya,kedua tangan nya kebelakang. Istirahat di tempat dan terlihat fokus mendengarkan yang apa disampaikan.

Kalila menghembuskan napas sebal. Dimana pun dan dalam keadaan apapun Zidan selalu saja tampan. Ia tatap lekat pria itu berharap Zidan menotis dan menatapnya balik dengan senyuman. Ingin bersiul tetapi keadaan yang ramai tidak memungkinkan

Sedangkan disisi lain,Zidan mengalihkan pandangan nya pada kerumunan siswa siswi di depan sana. Dirinya tadi sedikit khawatir jika tadi yang pingsan adalah istrinya. Bertepatan dengan itu,matanya berserobok dengan mata Kalila.

“Murid nya cantik-cantik yo pak?” ujar Pak Wisnu memperhatikan Zidan yang tengah melihat arah barisan siswi. Zidan menoleh sejenak kemudian terkekeh saja. Kembali melihat ke Kalila

Walaupun dari jauh ia melihat seutas senyum yang terbit dari bibir mungil itu. Kedua alis itu terangkat kepadanya sedangkan dirinya hanya membalas tatapan itu tanpa senyum

Kalila menantikan Zidan membalas tatapan nya itu tersenyum lebar saat mata legam itu bertemu. Namun tak ada senyuman yang terbit dari sana membuat Kalila memajukan bibirnya 5 centi

Jam pelajaran berlangsung setelah sepuluh menit mereka diistirahatkan di kelas setelah upacara.

°°°

Waktu istirahat pertama telah tiba. Bu guru matematika yang mengajar membereskan buku-bukunya.“Sekian dari saya. Wassalamualaikum warohamatullohi wabarokatuh”

“Waalaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh!” seru kelas Bahasa 1 bersama. Kemudian mereka semua berhamburan keluar kelas menuju kantin

Di kursi berhadapan yang bisa menampung 3-4 orang. Kalila duduk dengan Alin.Dihadapannya ada Belva dan Nisya.

“Guys! Liat grup deh aww jam kos lagii yuhu~” Seru Belva heboh

Ketiganya menurut memeriksa ponselnya masing-masing. Dan benar saja,pesan dari pak Agus memerintahkan mereka untuk mengerjakan tugas karena beliau sedang ada urusan. Tentu saja mereka bersorak senang mengenai hal itu. Siapa tidak senang jika jam kosong? Rasanya tidak ada

Kantin mulai riuh,dengan kedatangan anak kelas sepuluh yang entah mengapa sedikit lama. Mereka berempat pun berbincang ria sesekali tertawa

“Hahaha! Iya gue inget waktu itu,sebenernya nggak salah sih Trisa bilang gitu emang bener kok” seru Nisya selanjutnya memperagakan gerak-gerik waktu lalu

“Eh liat deh,pak Zidan dateng sama bu Ruwa!” Belva,seperti biasa akan heboh menunjuk arah pintu masuk. “Ish ish serasi banget nyee”

Mereka memusatkan perhatian pada apa yang di ucap Belva,tak terkecuali Kalila yang harus membalikan badan demi melihat itu. Benar saja,dari arah sana Zidan berjalan dengan bu Ruwa disampingnya sesekali Zidan mengangguk atau menyahuti ucapan Bu Ruwa.

Kalila kembali membalikan badan,wajahnya berubah menjadi lesu sekian detik setelah itu. “Eh nyet! Lo kemaren betulan nggak sengaja ketemu apa janjian dulu sih?”

Tidak ada yang menjawab karena mereka pikir itu tidak ditujukan pada mereka. Lalu Belva menunjuk Kalila dengan garpu yang dipegangnya “Woy,malah diem bae”

“Gue kira lo tanya sama yang lain. Kan gue udah jelasin waktu itu” Belva menganggukkan kepala nya

Sedangkan Nisya dan Alin menoleh bingung “Siapa sama siapa?”

“Itu noh,sabtu kemaren pas gue lagi jalan sama Deva ketemu Kalila sama Pak Zidan makan di resto”

“Hah!” Nisya memperhatikan Kalila yang tengah makan itu dengan serius. Namun kemudian wajahnya meledek

“Hayoo lohh... Jangan-jangan ada something nih” jari telunjuk nya menunjuk Kalila

“Ciee-ciee ada apa-apa nih sama pak Zidan cie~” timpal Alin disahuti juga oleh Belva. Kalila hanya mendengus saja

“Tapi kayaknya sebentar lagi ada yang cemburu nih” Alin,matanya sibuk menatap kearah samping sana.

Disana,terhalang oleh satu meja sampingnya. Zidan dan Bu Ruwa mendudukan diri dengan posisi saling berhadapan. Kalila melihatnya semakin dongkol. Hal itu membuat ketiga teman nya semakin gencar menggodanya. “Liat tuh romantis banget!”

Kalila yang sudah pundung itu pun menyeruput es tehnya hingga tak tersisa. “Udah lah yuk cabut”

“Lahh, ambekan” Nisya,Alin dan Belva terkikik geli karenanya.

°°°

To be continue...

Aspect de L'amourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang