Di sebuah ruangan serba abu-abu,Zidan duduk bersandar di ranjang. Seperti biasa dengan laptop di pangkuannya.
Malam jumat ini dirinya tidak mengajar karena memang tidak ada kegiatan,setelah sholat isya tadi hanya membaca surah yasin dan dzikir setelah itu para santri dibebaskan di kamarnya masing-masing.
Jarinya mengetik keyboard laptop,pandanganya pun terlihat sangat serius. Mengecek satu persatu email yang dikirim oleh muridnya
Satu nama yang tertera disana membuat seutas senyum terbit dari bibirnya. Kalila,nama itu mengingatkan dirinya kejadian siang tadi
Bagaimana muka merahnya saat terlihat malu. Zidan menggelengkan kepala seraya beristigfar karena memikirkan hal yang tidak seharusnya ia pikirkan
Suara ketukan diiringi derit pintu memunculkan kepala seorang lelaki dengan wajah tengilnya. “Lah,lagi stress mas?” Farhan melihat kakak nya yang menutupi wajah dengan tangan
“Kenapa?”
“Di panggil umma suruh makan” Zidan hanya berdehem sebagai balasan. Setelah mendapati jawaban sang Kakak,Farhan berlalu.
Pria bersarung hitam itu berdiri dari duduknya,melangkah menuju ruang makan.
“Cepet mas! nanti habis sama mas Farhan” seru Syila ketika melihat Zidan menuruni tangga
“Enak aja,kamu yang habisin” elak Farhan dengan mulut penuh. Hal itu membuat Abi hamdan menegurnya. Sedangkan Arsyila sendiri tengah mentertawakan Farhan
Tepat di depan meja makan,banyak nya makanan terhidang di atasnya. Zidan menarik kursi lalu duduk “Umma masak ini semua?”
“Nggak,tadi temen abi bawa semua makanan ini. Alhamdulillah rezeki mas” Zidan mengangguk dan menyantap soto yang terhidang. Ada beberapa kue kering dan macam-macam gorengan
“Abii,besok syila izin ke rumah ning Nura ya?” tembung Arsyila di sela makan sotonya
Abi Hamdan yang tengah menyuap secuil gorengan,menaikan satu alisnya.
“Emm,cuma main sih. Tadi ning Nura bilang katanya dia punya oleh-oleh buat aku,berhubung kita juga udah lama nggak ketemu jadi ning Nura suruh aku kesana. Boleh kan bi? ada rencana mau nginep sana juga sih. Mumpung libur” jelasnya
Abi Hamdan mengangguk setelah mendengar penjelasan puteri nya “Boleh,besok mas mu suruh antar”
“Farhan saja ya syil. Mas besok ada janji sama temen” Sahut Zidan seakan tahu dirinya yang diminta mengantar Syila
Arsyila berdecak pelan saat Zidan menolak mengantarnya. Padahal dia mempunyai rencana untuk kakak pertamanya itu. “Gagal deh,padahal mau di comblangin sama ning Syifa” ucapnya lirih
Namun semua orang disana mendengar niatan syila itu. Zidan menatap adik bungsunya malas. Sedangkan Farhan tertawa lepas
“Ndak usah dicomblangin begitu nduk,kamu ndak tau aja mas mu udah ada calon nya”
Uhukk!
Penuturan umma Fatma membuat Farhan dan Syila tersedak bersamaan. Bahkan sekarang wajah syila telah merah karena pedasnya kuah soto yang menyangkut di kerongkongan nya
“Pelan-pelan toh nduk, Le. Kaget banget memang?” Umma fatma yang berada di samping Syila mengelus punggung putrinya setelah memberikan air
“Hah? Beneran umma?” tanya Farhan dengan wajah yang ketara kaget itu. Sedangkan Arsyila masih terbatuk-batuk di tenangkan umma Fatma
“Tanya saja mas mu”
Sekarang Farhan beralih menatap kakak sulungnya penasaran “Bener mas?”
“Hm”
Arsyila dan Farhan tentu saja kaget dengan jawaban Zidan yang secara tidak langsung mengiyakan nya.
“Bagaimana sudah di bicarakan kalau ahad depan kita kesana?” sekarang Abi Hamdan yang berbicara
“Gercep juga” komentar Farhan kemudian kembali menyuap sotonya.
Zidan mengangguk “Sudah,tapi belum dia belum bilang ‘iya’ bi. Mungkin harus menunggu sebentar”
“Sampai kapan?”
Zidan menggeleng karena ia pun tak tau sampai kapan Kalila mengatakan persetujuan atau penolakannya. “Sampai batas waktu yang abi tentukan”
Masing-masing hanya menyimak kata demi kata yang diucapkan keduanya tanpa tau maksud dari kalimat tersebut. “Waktu apa bi?”
“Tidak ada” Abi Hamdan menggeleng mengalihkan topik pembicaraan
Makan malam ini terasa sangat hangat karena terdapat banyaknya kasih sayang di dalamnya. Beberapa kali tawa mereka mengudara karena lelucon konyol dari Farhan dan yang lain
To be continue ..
KAMU SEDANG MEMBACA
Aspect de L'amour
Teen Fiction"Walau kita nggak seumuran pak,tapi saya mau kok seumur hidup sama bapak" "Rumah-rumah apa yang paling indah?" Zidan memperhatikan gerak gerik siswi didepan nya,tanpa mau menjawab. Namun satu alisnya terangkat tanda bertanya Siswi dengan seragam osi...