Zidan memijat pangkal hidungnya sebab pusing melanda saat ini. Karena terlalu over memikirkan ucapan sang Abi membuat tenaganya terkuras habis. Sungguh efek ucapan Abi tidak main-main untuknya“Astagfirullah haladzim” ucapnya saat kantuk menyerang.Dirinya bersandar pada sofa mengistirahatkan tubuhnya sejenak.
Belum sempat matanya terpejam terdengar suara salam menggelegar “Assalamualaikum pak Zidan!”
Zidan menegakkan tubuhnya dan meraup wajahnya.“Waalaikumussalam warohmautulloh”
Lila,gadis yang mengucap salam tadi merasa tak enak karena membangunkan tidur nyenyak guru nya itu.
“Ya bagaimana kalila?” Tanya Zidan melihat siswinya hanya diam
“Ouh ini saya mau nganter flashdisk kelompok saya”ucapnya menyerahkan flashdisk itu ke Zidan
Zidan mengangguk “Terimakasih”
“Maaf ya pak tadi saya bangunin tidur nyenyak pak Zidan. Kayanya pak Zidan cape banget matanya mirip panda!”
Zidan terkekeh mendengar penuturan Kalila “Oh ya? jelek dong saya”
Dengan cepat Kalila menggelengkan kepalanya “Nggak nggak! Pak Zidan tetep ganteng”lagi,Zidan terkekeh mendengarnya
“Mau saya buatkan teh pak? Kata papa saya teh buatan saya enak loh. Kali aja bisa ngilangin beban pikiran pak Zidan”tawarnya
“Boleh?”
Kalila mengangguk “Boleh sangaat boleh,saya buatkan spesial untuk pak Zidan!” Ujarnya tersenyum riang
“Terimakasih”
Setelah menjawab Kalila melenggang untuk membuatkan teh untuk Zidan.
Zidan merasa suasana hatinya kembali menghangat sebab kedatangan Kalila tadi. Gadis super ceria yang kerap kali genit padanya mampu membuat mood nya membaik karena tingkah ajaibnya
Bahkan Zidan merasa akhir-akhir ini dirinya menjadi lebih sering tersenyum. Seperti saat ini,saat tersadar memikir kan perempuan yang bukan mahromnya Zidan beristigfar pelan dan kembali meraup wajahnya
Beberapa menit menunggu,Kalila datang dengan nampan kecil dan juga secangkir teh diatasnya “Assalamualikum pak Zidan! Ini teh special untuk pak Zidan” tangan-nya menaruh nampan di atas meja
“Waalaikumussalam warohmatulloh,terimakasih” ucapnya
“Sama-sama,ya sudah silahkan di nikmati pak,Siapa tau teh itu buat bapak jatuh cinta sama saya hehe. Saya mau ke kelas dulu” Kalila hendak mengucapkan salam namun tidak jadi saat Zidan berbicara
“Kalila,sampaikan ke teman kelasmu supaya jangan keluar kelas sampai jam saya habis,hari ini saya tidak bisa masuk kelas.Saya bebaskan kalian tapi dengan syarat tidak berkeliaran”jelas Zidan
Mendengar nya bahu Kalila merosot sedih “Yahh pak Zidan nggak masuk,nggak ada yang bisa di pandang dong!” Zidan menggelengkan kepalanya pelan sembari terkekeh
“Tapi pak Zidan minggu depan masuk kan?”
Zidan mengangguk “InsyaAllah”
“Okey,cepat sembuh pak Zidan. Biar ada objek pemandangan indah di kelas hehe,saya ke kelas dulu Assalamualaikum!”
“Waalaikumussalam warohmatulloh”
~💗~
Jam sudah menunjukan pukul 10.15 merasa tubuhnya sudah lebih baik dari sebelumnya Zidan beranjak dari lobby menuju kelas selanjutnya.
“Assalamualaikum” sapa pria yang berumuran sama dengannya,Aldi teman seprofesinya. Menjabat tangan Zidan dan menepuk punggung belakangnya
“Waalaikumussalam warohmatulloh”
“Dari mana saja sampeyan? Ndak kelihatan dari tadi” tanya nya
“Di lobby, ada jadwal disana”Aldi mengangguk “Ya sudah saya pamit duluan ya. Assalamualaikum” ujarnya dan berlalu
“Waalaikumussalam warohmatulloh” jawabnya lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Diperjalanan tepatnya arah gazebo tak sengaja Zidan melihat siswi yang sedang murojaah dengan gurunya.Melihat salah satu dari perempuan itu membuatnya mau tak mau kembali mengingat perkataan sang Abi. Ning Ruwa,guru yang sedang menyimak hafalan siswi tersebut. Perempuan yang Abi jodohkan dengannya
“Astagfirulloh haladzim,ya robb” Zidan meraup wajahnya kasar
“Pak Zidan? Saya kira bapak nggak masuk. Baru saja saya mau susul bapak” Ucap seorang siswa dari depan membuat Zidan menolehkan pandangannya
“Saya akan masuk,ayo” siswa tersebut tersenyum dan menganyunkan tangannya ke samping “Monggo”
Zidan tersenyum tipis dan mengangguk kembali melangkahkan kakinya yang tadi sempat terhenti
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aspect de L'amour
Roman pour Adolescents"Walau kita nggak seumuran pak,tapi saya mau kok seumur hidup sama bapak" "Rumah-rumah apa yang paling indah?" Zidan memperhatikan gerak gerik siswi didepan nya,tanpa mau menjawab. Namun satu alisnya terangkat tanda bertanya Siswi dengan seragam osi...