27. Mereka Juga Curiga

7 1 0
                                    

Malam berganti pagi,tidak seperti biasanya sekarang ini Kalila lebih dulu bangun dari pada Zidan. Wajahnya berseri-seri mengingat tadi malam Zidan mengucapkan tiga kata yang membuatnya baper setengah mampus. Ah, iya Kalila waktu itu masih setengah tertidur. Ia bisa mendengar apa yang dikatakan Zidan tetapi ia memilih untuk tidak merespon dan lanjut tidur. Bukan apa,ia tengah salah tingkah saat itu jadi ia memutuskan tidur saja dengan bibir yang berkedut 

Jam masih menunjukan pukul 4 pagi dan sekarang gadis itu tengah di dapur. Tidak langsung memasak tapi duduk di kursi dengan menopang dagu beberapa menit. Memikirkan masakan apa yang akan dirinya buat. Zidan tidak pernah request apa pun. Pria itu selalu makan apa yang ia masak

Namun itu yang membuatnya bingung. “Balado terong sama sayur asem kali ya” akhirnya Kalila memilih makanan favoritenya untuk menu hari ini. Karena Kalila tidak tahu apa makanan kesukaan suaminya itu. Langkahnya mendekati pantry dan berkutat dengan peralatan dapur

Hal yang pertama ia lakukan adalah menghaluskan cabe-cabean

Beberapa menit kemudian suara langkah kaki terdengar. Tanpa Kalila menoleh ia tahu itu pasti Zidan, ya siapa lagi selain pria itu?

“Pagi sekali kamu masaknya” 

Zidan terlihat mengenakan koko hitam dan sarung motif batik dengan peci yang bertengger. Hendak melaksanakan sholat subuh di masjid

Kalila berbalik menampilkan deretan gigi rapinya. “Iya soalnya menunya special hehe”

“Sudah sholat?”

Kalila menggeleng “Kan baru adzan”

“Jangan menunda-nunda. sebelum saya pulang,harus sudah sholat” Zidan kembali melangkahkan kakinya. Kalila buru-buru menghampiri untuk menyalami. Gadis itu berdiri di depan Zidan membuat pria itu menukikan alis

“Salim dulu”

“Saya sudah wudhu,nanti saja” mendengar itu Kalila mendesah kecewa. Melihat punggung pria itu menjauh dan hilang. Kalila kembali melanjutkan kegiatan nya. Kali ini mulutnya ikut bergerak menyenandungkan lagu. 

Belum semua masakannya selesai namun ia harus berhenti dulu untuk melaksanakan sholat subuh.

Kembali lagi menuju dapur,ternyata Kalila berpapasan dengan Zidan yang hendak menuju kamar. “Assalamualaikum” salamnya lagi

“Waalaikumussalam warohmatulloh” Zidan menyodorkan tangan nya,Kalila langsung menyambut dan mengecupnya berkali-kali. Setelahnya mendongak menampilkan senyum tengilnya “Hehe”

Zidan menaikan alisnya “Sudah sholat?”

“Udah dong” Zidan mengangguk dan berlalu

Kalila kembali melanjutkan acara memasaknya dan menyambung lirik lagu yang dinyanyikannya tadi. Beberapa menit kemudian masakan telah siap. Kini ia beralih pada piring-piring,meletakan masakan nya diatas meja. Hanya lauk sederhana balado terong dan sayur asam yang menjadi favoritenya. Jangan ditanya lagi bagaimana rasanya,pastinyaa...biasa saja. Umum

Selesai dengan kegiatannya di dapur,kalila melangkah pergi menuju kamar. Hari sudah semakin siang dirinya memutuskan untuk bersiap berangkat sekolah.

Tibanya dikamar,melihat Zidan telah rapi dengan seragam batik khas guru MA Bercahaya sedang menyemprot parfum di beberapa titik. “Hmm,wangi amat biar dicium siapa emang?”

“Kenapa mau nyium? sini” Zidan mengode untuk gadis itu masuk kedalam pelukannya. Kalila melebarkan langkahnya berlari kearah Zidan. Menghirup aroma parfum yang menenangkan 

“Saya sudah wangi,kamu masih bau kecut” mendengar itu bibir mungil Kalila mengerucut menatap Zidan sebal. “Aku juga mau mandi kali,dahlah” melangkah gontai menuju kamar mandi.

Aspect de L'amourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang