Kabur

86 5 0
                                    

Happy Reading...

***

Selesai dengan acara pemakaman embun, pemuda dengan rambut acak-acakan, dan manik mata biru yang berhasil memikat banyak wanita masuk kedalam rumah sederhana yang berhasil ia kontrak dengan uangnya sendiri tanpa sepengetahuan orangtuanya.

Ini semua demi buah hatinya yang sebentar lagi lahir, ia tidak ingin buah hatinya menderita didalam kandungan, dengan cara ini ia meminta kekasihnya untuk menetap sementara di rumah kontrakan sebelum ia kenalkan pada pihak keluarganya.

"Lema... " Serunya setelah berhasil memasuki rumah yang biasanya hanya dipenuhi pertengkaran, yang disebabkan wanita yang menjadi kekasihnya.

"Lem... " Serunya sekali lagi setelah beberapa menit tidak ada jawaban dari perempuan yang bernama lema.

Rasa khawatir seketika menyeruak, pikiran buruk tentang calon anaknya menyerang kepalanya. Xabiru bangkit mencari lema keruangan yang ada di dalam rumah, tapi tidak menemukan keberadaan lema.

Namun, yang ia tangkap dari pencariannya. Barang-barang berharga, dan pakaian lema sudah tidak ada di dalam kamarnya, yang itu artinya kekasihnya pergi dari rumah ini tanpa izin darinya.

Untuk apa lema pergi tanpa izin, ada masalah apa sebenarnya?.

Tokk tokk tokk

Ketukan pintu rumahnya semakin keras, xabiru segera menghampiri orang yang bertamu ke rumahnya. Ia sendiri bingung siapa yang bertamu malam ini.

Dua orang dengan seragam kepolisian sudah ada di depan pintu rumahnya, xabiru mengernyit bingung melihat kehadiran polisi. "Ada apa ya, pak? " Tanya xabiru yang merasa tidak memiliki masalah dengan kepolisian.

"Apa benar, ini rumah Bu lema? " Tanya salah satu dari mereka.

"Iya, benar. Ini rumah lema, tapi ada apa bapak mencari lema? " Balas xabiru bingung melihat kepolisian mencari kekasihnya.

Sebenarnya lema memiliki permasalahan apa, sampai kepolisian datang ke rumahnya?. Selama ini, ia selalu mewanti-wanti lema untuk tidak melakukan hal jahat, membahayakan orang lain, atau dirinya sendiri. Jika itu semua terjadi, keinginan perempuan itu tidak akan terwujud, dan perjanjiannya batal.

" Kami membawa surat panggilan untuk Bu lema, atas dugaan tindakan kriminal terhadap saudara embun." Jelas kepolisian yang berhasil membuat xabiru terkejut sekaligus tidak percaya dengan ucapan kepolisian.

Bagaimana bisa, lema melakukan tindakan kriminal sedangkan selama ini perempuan itu berprilaku baik, dan selalu dalam pengawasannya. Lagipula untuk apa melakukan tindakan itu, perempuan itu sedang hamil sangat tidak memungkinkan lema pelakunya.

"Tapi, bagaimana mungkin. Mungkin bapak salah, pacar saya tidak mungkin melakukan hal itu. " Ucap xabiru membela lema, ia yakin lema tidak melakukan hal keji itu.

"Tapi, seluruh bukti menjurus pada Ibu lema dan sahabatnya yaitu Bu Salsa. " Jawab kepolisian yang lagi-lagi berhasil mematahkan kepercayaannya pada lema.

Lema dan Salsa berkaitan dengan kasus embun. Xabiru seketika mengingat, kekasihnya meminta dirinya untuk tidak pulang ke rumahnya karena perempuan itu menginap di rumah Salsa.

Betapa bodohnya xabiru.
Tidak mungkin keluarga Salsa mengizinkan remaja yang hamil diluar nikah berteman dengan putrinya, yang bisa saja putrinya terjerumus pada hal yang sama.

Bukannya, keluarga Salsa yang pertama kali menolak lema untuk menumpang di rumahnya untuk sementara waktu karena di usir oleh keluarganya, yang berakhir xabiru mencari rumah kontrakan ini.

"Ibu lema ada? " Tanya kepolisian sekali lagi untuk memastikan.

"Pacar saya sudah pergi, saya juga tidak tau dia pergi kemana. Saya baru saja sampai dirumah, jika bapak tidak percaya, bapak bisa masuk untuk menyelidikinya. " Ujar xabiru yang mempersilahkan kepolisian untuk memeriksa rumahnya.

***

Karena video embun yang di tonton oleh april berhasil membuat penyakit jantungnya kembali kambuh, keluarga cahaya segera membawa april ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut oleh tenaga medis.

Pemicu penyakit april kembali kambuh adalah beban pikiran april yang selalu memikirkan embun, dan fakta-fakta yang terjadi didepan mata mengenai embun. Dokter spesialis jantung menyarankan april untuk beristirahat total, tidak boleh banyak pikiran, kurangi berpikiran buruk, supaya jantung april kembali beroperasi normal kembali.

"Papa mau kemana? " Tanyanya melihat pria paruh baya dengan rahang tegas, dan berpakaian rapi yang beranjak dari tempat duduknya yang semalaman untuk tidur, menjaga april bergantian dengannya.

"Papa mau pulang, ada klien yang mau ketemu papa. " Balas areksa yang kembali melanjutkan langkahnya.

"Tapi, pa. Bisa gak sekali saja, papa fokus sama mama. Urusan pekerjaan kan bisa besok-besok. " Ujar cahaya yang berhasil membuat areksa menatapnya dengan tatapan yang tak terbaca.

"Kamu mau papa duduk di sini, nemenin mama kamu? " Tanya areksa yang langsung diiyakan oleh cahaya.

"Bodoh. Coba kamu pikir, darimana biaya rumah sakit ini kalau bukan papa yg kerja keras. Papa nemenin mama kamu, sama saja papa buang kesempatan untuk jadi kaya, yang banyak uang bisa untuk biayain mama kamu yang penyakitan itu. " Seru areksa yang berhasil mengoyak hati cahaya.

Cahaya menatap areksa dengan tatapan yang tidak bisa di baca, ia tidak menyangka papanya akan berbicara seperti itu. Areksa menganggap april itu menyusahkan, menghabiskan uang yang sudah pria itu kumpulkan dengan kerja kerasnya.

"Pa. Bisa gak papa jangan anggap mama seperti itu? " Ujar cahaya yang tidak suka april dianggap seperti benalu yang menumpang hidup dengannya, menyusahkan areksa.

"Udahlah, Papa gak mau debat sama kamu. Kamu jaga mama kamu, dan update selalu kelanjutan kasus embun. " Titah areksa, yang mengalah tidak ingin mengeluarkan energinya untuk berdebat dan putrinya.

"Tante mei, akan datang akhir bulan untuk membahas masalah embun. Jadi, papa minta selesaikan kasus embun, jangan sampai tante mei kecewa sama kita yang tidak menghukum pelakunya. " Peringat areksa sebelum benar-benar beranjak pergi dari ruangan april.

Cahaya menunduk bingung harus bagaimana lagi. Kepolisian menghubunginya , mengabarkan kedua sahabatnya yang menjadi tersangka sudah kabur entah kemana. Pihak kepolisian saat ini, sedang berusaha mengejar kedua pelaku terbunuhnya embun.

"Lo tenang aja, mbun. Gua sendiri yang akan menangkap pelakunya, satu persatu. " Tekad cahaya dengan tatapan tajam bak Elang.

Cahaya segera mendial nomor seseorang, dan meminta waktu untuk bertemu secara langsung.

"Gua janji, satu orang harus tertangkap Hari ini. " Lirih cahaya dengan senyum smrik.

***

RedflegTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang