Xabiru beraksi

72 4 0
                                    

Happy Reading....

***

Dengan langkah lebarnya, xabiru berhasil sampai di kelasnya lebih cepat. Disana ia menyaksikan banyaknya siswa-siswi yang mengucapkan belasungkawa pada perempuan bergingsul dengan tatapan sendu, dengan senyum tipisnya menghargai orang-orang yang memberikan semangat untuk menjalani hidupnya.

"Caca... "

Setelah siswa-siswi keluar dari kelas, melakukan aktivitasnya masing-masing. Sahabat cahaya segera memeluk perempuan yang terlihat tidak bersemangat.

"Salju, mama ninggalin gua. Gua gak tau harus gimana kalau gak ada mama... "

Luruh sudah pertahanan cahaya sedari tadi untuk tidak menangis dihadapan banyak orang, kini ia butuh teman untuk mendengar tangisnya.

"Ca.lo masih ada gua, lo bisa bilang ke gua kalo lo ada apa-apa. Gua akan bantuin lo, gua selalu ada buat lo. Ca,  lo harus semangat, lo harus bahagia walaupun tanpa adanya tante april. "

"Gua yakin, tante april akan sedih kalo liat lo kayak gini. Lo tau, lo udah kayak mayat hidup tau... "

Sebisa mungkin, salju menenangkan sahabatnya, membuat sahabatnya kembali bersemangat untuk menjalani kehidupannya. Ia tau, cahaya butuh dukungan, cahaya butuh penyemangat, cahaya butuh dorongan hidup, dan semua itu akan salju usahakan untuk cahaya.

"Thanks, lo masih mau ada di sisi gua." Ucap cahaya yang langsung membuat salju menghapus air matanya dan berusaha membuat cahaya tersenyum.

"Gua selalu ada buat lo. Jadi lo jangan sedih lagi. " Balas salju yang sudah menganggap cahaya seperti keluarganya sendiri.

Cahaya bersyukur punya teman seperti salju yang selalu ada untuknya, walaupun terkadang dirinya dan salju sering berantem. Tapi, semua itu tidak merenggangkan persahabatan mereka.

"Ke kantin yuk. Gua belum sarapan, nih. " Ajak salju pada cahaya yang terdiam sebentar, sebelum menggelengkan kepalanya.

Dengan senyum tipis, cahaya menolak ajakan salju dengan dalih sudah sarapan. Padahal, pagi tadi ia belum sempat sarapan karena kedua insan memuakkan sedang memadu kasih di ruang makan, tanpa tahu malu dilihat banyak pelayan dirumahnya.

Ia hanya makan kebab telur, yang ia beli pada Tina yang kebetulan melewati dirinya.

"Temenin gua aja. Ayo.. " Bujuk salju.

"Sorry, sal. Gua lagi pengen sendiri dulu. "

Mendengar perkataan cahaya, salju langsung menghela nafas kasar, berusaha mengerti keadaan cahaya yang lagi berduka, dan butuh waktu untuk nenangin diri.

"Ya udah, gua kekantin dulu. Jangan terus-terusan terpuruk dalam kesedihan, lo harus semangat memulai hidup baru. " Pesan salju sebelum benar-benar meninggalkan cahaya yang sudah duduk Menelungkupkan kepalanya didalam lingkaran tangannya sendiri.

Cahaya belum tau, apa yang akan ia lakuin untuk hidup selanjutnya. Apakah ia akan tetap diam, dan terpuruk dalam kesedihan, atau ia akan menata ulang dari awal kehidupannya tanpa melupakan kenangan bersama april maupun embun.

Saat ini, yang ia rasakan cahaya butuh waktu untuk menenangkan diri, menikmati rasa sakit ditinggalkan, dan menghindari penyebab utama kematian mamanya.

"Kenapa gak ngabarin gua? "

Mendengar suara yang tidak asing ditelinganya, cahaya menegakkan kepalanya, menatap malas kearah pria yang menatapnya intens.

RedflegTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang