Kepergian Embun

284 4 0
                                    

Happy Reading...

***

Cahaya yang lebih dikenal dengan nama caca itu berdiri didepan cermin tinggi yang memantulkan seluruh tubuhnya di kaca, sehingga bisa melihat dengan jelas penampilannya saat ini. Terlepas dari mana seragam sekolah yang ia pakai, cahaya lebih peduli dengan area leher jenjangnya.

Pasalnya, selesai mandi, cahaya terkejut melihat puluhan kissmark di area leher sampai dada. Beruntung dirinya selalu membawa produk kecantikan yang dapat menyembunyikan hasil karya xabiru di tubuhnya.

Selesai dengan bagian leher, cahaya berusaha menormalkan cara jalannya yang masih terasa sakit di bagian intinya, akibat digempur habis-habisan wakil ketua OSIS.

"Sarapan dulu, aya. " Seru pemuda yang kemungkinan besar sedang sibuk di dapur. Karena, selesai mandi, pria itu izin membelikannya sarapan agar tenaganya pulih.

Cahaya hanya menanggapinya acuh, ia lebih suka pria itu tidak berada didekatnya.

Sedikit tertatih-tatih cahaya menuju dapur rumah sederhana yang menurut cerita xabiru, ini rumah peninggalan ayahnya yang sudah tiada. "Lo gak malu sama dandanan lo yg kayak badut? " Celetuk xabiru setelah mengamati penampilannya.

"Bacot,, " Umpat cahaya yang meringis merasakan sakit saat duduk.

Xabiru menatap tak suka kearah cahaya, "sekali lagi lo ngomong kasar, bibir sexy lo habis sama gua. " Ancam xabiru.

Cahaya berdecak malas mendengar ancaman yang terus keluar dari mulut pemuda yang sudah mengenakan seragam yang sama dengannya. "Gua bukan lema yang bisa lo kekang, dan anggap aja kejadian malam tadi gak pernah terjadi. " Ujar cahaya yang kembali mengunyah nasi goreng, yang sempat berhenti karena ocehan xabiru.

Matanya menatap tajam kearah perempuan yang asik melahap sarapannya, "oke." Putus xabiru yang menyetujui perkataan cahaya.

Drrtt... Drrttt...

Cahaya menatap layar ponselnya yang tertera nama orang yang melahirkannya, menghembuskan nafasnya kasar. Ia lupa memberikan kabar pada keluarganya, bukan lupa. Lebih tepatnya, tidak memiliki kesempatan.

Dengan gusar, cahaya menekan tombol hijau dan siap mendengarkan banyak pertanyaan dari mamanya. "Ca, kamu nginep dirumah salju sama embun? " Pertanyaan khawatir yang langsung menyapa gendang telinganya.

Mamanya bilang apa?. 
Dirinya menginap dirumah salju, siapa yang memberikan kabar pada mamanya. Ia sendiri tidak ada memberikan kabar, kecuali...

Pria yang menatapnya dengan senyum miringnya, pasti pria itu yang sudah lancang menggunakan ponselnya. "Engga, ma. Embun gak pulang malam tadi? " Ujar cahaya yang heran dengan embun yang berhasil membuat keluarganya khawatir.

"Engga. Kamu tau gak, biasanya dia nginep ditempat siapa? "

Ini ada yg tidak beres.
Embun tidak pernah menginap dirumah siapapun, mengingat embun tidak memiliki teman. Ia harus segera mencari gadis yang berhasil membuatnya khawatir.

"Ma. Nanti aku kabarin tentang embun. " Ucap cahaya mengakhiri panggilan sepihak.

"Embun, kenapa? " Todong xabiru yang meminta jawaban dari cahaya yang sudah menyelesaikan sarapannya, dan berniat beranjak pergi.

RedflegTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang