Salsa dan ❓

127 5 0
                                    

Happy Reading....

Terkadang masalah yang terpendam lebih menyakiti diri sendiri, ketimbang mencurahkan pada orang yang dipercaya untuk mendengarkan Keluh-kesahnya.
~Salsaliarg.a

***

Gadis cantik dengan seragam colombe tiba dibangunan yang minimalis dengan gaya modern lebih awal dari biasanya, dengan raut bahagia ia masuk kedalam rumah. Setelah ini ia masih punya kesibukan lainnya sebagai aspri salah satu aktris yang sedang naik daun, ia harus pintar membagi waktunya untuk sekolah maupun pekerjaannya.

Retina hitam mencuri pandangan pada wanita yang sudah tidak muda lagi sedang duduk dengan sesenggukan menatap pigura di tangannya. Rasa khawatir menguasainya, ia akan memusuhi siapa saja yang membuat orang yang sangat dicintainya bersedih.

"Bunda... "

Wanita yang di panggil bunda, segera menghapus bulir airmatanya dan menampilkan senyum manis di depannya.

"Salsa, kamu sudah pulang? " Tanyanya dengan senyum tulus, namun salsa tau bundanya sedang menyimpan kesedihannya.

"Udah.. "
"Bunda kenapa nangis? " Ucapnya menatap kedua manik bundanya yang masih menyisakan bekas air mata.

"Bunda gak kenapa-napa, cuma kelilipan aja" Elak Lia menampilkan senyum cerahnya, membuat salsa tidak percaya dengan ucapan ibunya.

"Benar, bunda gak kenapa-napa? " Ulang Salsa yang diiyakan oleh lia.

Namun, ekor mata Salsa menangkap kertas putih yang tergeletak di bawah meja, yang menampilkan potret seorang pria paruh baya dengan senyum bahagianya sedang berpelukan dengan seorang perempuan yang terlihat masih remaja dari arah belakang tubuhnya. Sayangnya, potret perempuannya membelakangi kamera, sehingga tidak terlihat wajahnya.

Salsa yakin, itu bukan bundanya. Melainkan orang lain yang sudah berani menggoda ayahnya. Ia akhirnya tau, bundanya menangis penyebabnya adalah ayahnya yang mengkhianati bundanya.

Ia akan mencari tahu siapa perempuan gatel itu, akan ia ingat ciri-ciri perempuan itu. Berambut dark brown, tubuhnya ramping, dilihat dari postur tubuhnya perempuan itu masih remaja.

"Jam segini kamu, kok udah pulang? " Tanya Lia, tidak biasanya putrinya itu pulang secepat ini. Colombe akan mengizinkan siswa-siswi pulang pukul 13: 00,sedangkan ini masih jam sembilan.

"Itu temen Salsa ada yang jatuh dari rooftop.. " Jujur Salsa yang membuat Lia terkejut.

"Kok bisa?, " Tanya Lia penasaran.

"Engga tau, bun. Salsa sampai di sekolah udah rame, temen-temen yang lain juga gak tau. " Jawab Salsa yang membuat Lia cemas dengan putrinya jika sekolah di colombe.

Lia tidak ingin kejadian seperti temannya Salsa terjadi pada putrinya. Lia menasehati Salsa untuk tidak ikut-ikutan menjahili atau bertengkar dengan teman-temannya ataupun adik kakak kelasnya, Salsa harus waspada di dalam area sekolah, jika ada apa-apa harus melaporkan pada Guru supaya ada yang membantu dan membela.

"Iya, bunda. Bunda tenang aja, Salsa bisa jaga diri baik-baik kok. " Ucap Salsa menenangkan bundanya yang terlihat khawatir padanya.

"Bun, Salsa kekamar dulu ya. Bunda, kalau ada apa-apa cerita aja sama Salsa. Salsa akan dengerin semua cerita Bunda.. " Pesan pada Lia, Salsa berharap bundanya akan terbuka padanya.

Walaupun Salsa tau, semua itu akan menyakiti bundanya. Tetapi, terkadang masalah yang terpendam lebih menyakiti diri sendiri, ketimbang mencurahkan pada orang yang dipercaya untuk mendengarkan Keluh-kesahnya.

"Iya. Kamu bersih-bersih dulu, setelah itu kamu makan siang. " Ujar Lia yang di setujui oleh Salsa yang sudah menaiki tangga rumahnya.

Sesampainya dikamar, Salsa langsung mengunci pintunya dan mendial nomor seseorang yang hari ini tidak masuk sekolah. Dia perlu mengetahui berita penting ini.

"Hallo,,, "

"Gimana ada drama apa hari ini? "

"Feeling lo selama ini bener. Embun sama cahaya memiliki hubungan keluarga. Gua liat tadi, dia nangis dan nemenin mayat embun di dalam ambulans. " Cerita Salsa.

"Udah gua duga. Terus kasus embun gimana? " Tanya seseorang diseberang sana.

"Pihak kepolisian masih Nyelidiki. Eh, lo lebih baik pindah ke tempat yang lebih aman, kalung cery gua jatuh di tempat kejadian. Gua yakin, malam nanti atau besok kepolisian manggil kita untuk di selidiki. " Ujar Salsa yang gelisah mengingat kepolisian menemukan kalung cery dan barang bukti satu lagi yang Salsa sendiri tidak mengetahui apa itu berfungsi sebagai bukti atau bukan.

"Gua kan, udah bilang. Jangan sampai ada bukti yang mengarah ke kita. " Omel partner Salsa.

"Sorry, gua lupa lepas kalung itu. Sekarang gimana?, gua gak mau masuk penjara gara-gara bantuin lo. " Seru Salsa yang khawatir akan keselamatannya saat ini.

"Lo datang ke rumah, gua punya rencana supaya lo gak di curigai. " Titah perempuan itu.

Salsa langsung mengiyakan perintah seseorang yang kemungkinan besar adalah pelaku dari peristiwa embun.
Ia tidak boleh mendekam di penjara, ia masih punya tugas untuk membahagiakan bundanya, dan mencari tau siapa jalang yang mendekati ayahnya.

***

Seluruh siswa-siswi maupun guru colombe berdatangan untuk berbela sungkawa pada keluarga embun. Ditanah luas yang sudah banyak di huni nisan orang-orang yang sudah mendahului embun, disinilah tempat terakhir untuk kita semua.

Cahaya duduk terdiam memandangi gundukan tanah yang sudah memisahkan dirinya dengan embun, air matanya sudah kering sedari tadi dirinya menangis.

"Selamat tinggal, gua bakal cari pelakunya.. " Lirih cahaya.

"Gua bakalan kangen sama lo, kenapa lo ninggalin gua?. Kenapa lo gak ngajak gua? " Oceh cahaya yang mendapat tatapan tajam dari pria paruh baya yang berstatus sebagai ayahnya.

"Ini semua karena kamu gak becus jaga embun. Saya sudah berkali-kali peringatkan untuk menjaga embun, kalau sudah seperti ini papa sama mama mau ngomong apa sama tante Mei. " Ujar areksa yang berhasil menggores hati cahaya.

Cahaya hanya terdiam mendengarkan perkataan areksa bak silet, yang ditenangkan oleh Lia yang masih menangis kehilangan embun.

Selalu seperti ini, areksa akan menyalahkan dirinya jika embun kenapa-napa. Selama ini, cahaya selalu membuat embun terlihat baik-baik saja didepan ayahnya, meskipun baik dirinya maupun embun selalu tidak baik-baik saja mereka akan melakukan sandiwara itu untuk menjaga ketentraman persaudaraannya.

Cahaya tidak ingin areksa membencinya karena embun, embun juga tidak ingin cahaya membencinya karena ayahnya selalu menyalahkan perempuan beraura dark brown.

***

Waduh, siapa yang lagi diajak ngobrol sama Salsa?.

Ternyata areksa tidak sesayang itu sama cahaya.

RedflegTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang