Xabiru-Cahaya

133 2 0
                                    

Happy Reading...

***

"Lo liat, dia naik dari kolong jembatan? "

Perempuan bergingsul itu berjalan kesana kemari mendengar laporan dari sahabatnya yang di embani tugas darinya. Banyak sekali pertanyaan yang berputar di Kepalanya mengenai perempuan yang ia temukan berada di jembatan cakrawala.

Sebenarnya, hal lumrah kita mau berhenti atau beristirahat dimana saja. Akan tetapi, feeling nya mengatakan ada hal yang tidak beres disana. Sesuai dugaannya, perempuan yang merupakan asisten rumah tangga Salsa itu datang ke jembatan itu lagi.

Bahkan, menurut laporan salju. Perempuan itu naik dari bawah jembatan, yang merupakan kolong jembatan yang biasanya dihuni kaum miskin yang tidak punya tempat tinggal. Sedangkan, perempuan itu bekerja di rumah arganta yang pastinya mendapatkan gaji banyak, dan cukup untuk membelikan rumah untuk keluarganya. Dan setaunya kolong jembatan cakrawala bersih dari tempat pengungsian orang miskin.

"Besok, gua balik. Kita cari tau kesana." Putus cahaya untuk masalah ini, dia benar-benar penasaran.

"Astaga... "

Hampir saja, ponsel keluaran terbaru ia banting karena terkejut dengan tangan yang tiba-tiba melingkari pinggangnya, dan bahunya yang polos tanpa kain dijadikan tumpuan dagu pria yang berhasil membuatnya muak untuk melihat wajahnya.

Cahaya segera mengeluarkan panggilannya, dan menaruh ponselnya baik-baik di atas nakas hotel yang menjadi tempat penginapannya selama di bandung.

"Lepasin,,, " Bentak cahaya berusaha melepaskan lilitan tangan kekar xabiru di pinggangnya.

Seingatnya, pintu kamar sudah ia kunci. Bagaimana sosok jelmaan setan ini bisa masuk kedalam kamarnya?.

"Ada masalah? " Tanya pemuda dengan manik biru yang sudah memainkan lidahnya secara sensual di belakang telinganya, yang membuat cahaya berusaha menjauhkan kepalanya dari jangkauan xabiru.

"Lo, masalahnya.. " Balas cahaya kesal.

"Biru, stopp. Gua capek.. " Dengan alasan capek, cahaya berharap xabiru membebaskannya. Sungguh dia tidak ingin mengulang kejadian siang tadi, ia merasa menjadi pengkhianat sahabatnya yang mengambil pacar lema.

Bukannya berhenti, xabiru semakin gencar menyesap, menjilat leher jenjang cahaya. Kedua tangannya pun tidak tinggal dia, ia meraih kedua gundukan cahaya yang hanya berlapis kain satin baju tidurnya, sehingga xabiru bisa meremas dengan mudah.

Walaupun tangan cahaya yang terus menahan, akan tetapi kekuatannya jauh lebih besar dibandingkan dengan cahaya yang sekarang sedang menahan desahan, akibat perbuatan xabiru.

"Arrghh,    ahhh" Seru cahaya ketika tubuhnya di lempar di kasur queen size, yang langsung ditindih oleh pemuda yang diliputi gairah.

Mau bagaimana pun cahaya memberontak, xabiru tidak akan melepaskannya. Akan ia buat, cahaya mendesah keenakan karenanya, dan tunduk dibawahnya.

Seperti sekarang, cahaya sudah kelimpungan menikmati permainan tangannya di area paha, dengan ciuman yang menuntut. Desahan yang bersahutan akan sampai matahari terbit.

***

Ditengah gelapnya malam, hanya ada lilin yang menyinari perempuan hamil yang beralaskan tikar, bergerak gelisah, meringis kesakitan. Sebelum-sebelumnya hanya rasa keram, kini rasa sakit yang terus mendera membuat jadwal tidurnya terganggu.

Selama sebulan ini, ia hidup dalam kesendirian, kesepian. Sahabat yang ia kira akan menemaninya, ternyata pergi entah kemana. Beruntungnya, sahabatnya itu meminta asisten rumah tangganya untuk siap melayani nya ketika dirinya butuh sesuatu.

Ia bingung harus bagaimana menghadapi rasa sakit di perutnya yang semakin keras, lema segera menelpon perempuan yang selalu sigap membantunya.

Namun, ponselnya tidak aktif. Ia bingung mau menelpon siapa. Xabiru, sebagai ayah biologis anaknya. Lema bimbang ingin mengabari laki-laki itu, mengingat pesan yang di tinggalkan Salsa.

Tapi, ia tidak punya orang lain yang bisa ia minta pertolongan. Dengan degupan jantung yang berdetak kencang, lema memutuskan untuk menelpon xabiru yang nomornya masih ia ingat sampai sekarang.

"Siapa? " Suara serak, tapi menggoda itu terdengar setelah sambungan telepon aktif.

"Biru, sshh. Perut aku sakittthh. " Rintih lema.

"Tolongg,, akuu.. " Mohon lema yang langsung mematikan panggilannya, ia beralih mengirimkan posisinya sekarang.

Lema sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakitnya yang seakan mendorong gumpalan daging di perutnya untuk segera keluar.

Berbeda Dengan pemuda yang barusan mendapatkan posisi ibu dari anaknya itu duduk dengan santai diatas kasur milik perempuan yang barusan ia gauli. Ia menunggu perempuan yang tubuhnya menjadi candu baginya untuk di sentuh setiap saat, selesai memakai pakaian untuk kembali tidur.

"Ngapain masih disini? " Ketus cahaya dengan tatapan tak suka, dari pintu walk in closed.

Mendengar ucapan dari cahaya, xabiru hanya menaikan salah satu alisnya dengan senyum miringnya.
"Selalu menggoda.. " Ujar xabiru yang langsung mendapat lemparan bantal sofa.

Bagaimana tidak menggoda iman xabiru yang notabene penggila seks, cahaya menggunakan gaun tidur sepaha, dengan renda rendah yang menampilkan kulit putih yang berdaging. Ditambah pula, bahunya yang terekspos, dengan leher jenjang yang terdapat kissmark karyanya.

"Keluar dari kamar gua, muak gua liat lo.. " Omel cahaya yang hendak menelan pil kontrasepsi, yang di beli setelah melakukan photoshoot kedua.

"Gua mau ngajak lo, balik ke Jakarta sekarang.. " To the point xabiru santai.

"Ogah." Ketus cahaya yang tidak mau menanyakan penyebab pria itu mengajaknya pulang.

Lagi pula, besok pagi dia masih ingin berlibur di daerah ini, menikmati keindahan pantai yang sudah lama sekali ia tidak berlibur.

"Gua udah nemuin lokasi lema. " To the point xabiru yang menghentikan pergerakan cahaya yang hendak mengusir pemuda dengan rambut acak-acakan dari tempat tidurnya.

"Seriously "

Betapa terkejutnya, cahaya mendengar informasi yang di sampaikan xabiru. Bahkan ia bertanya kembali untuk meyakinkan ucapan pemuda dengan kaos hitam kebanggaannya.

"Ayo.. " Seru cahaya yang langsung menerima ajakan Xabiru.

Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menangkap pelaku pembunuhan embun, barang-barangnya miliknya segera ia kemasi. Cahaya tidak bertanya dimana tempatnya, atau bagaimana bisa xabiru menemukannya, itu akan memperlambat penangkapannya.

Cahaya akan menanyakan di mobil nanti, dan akan ia panggilkan polisi langsung untuk menangkap lema.

***

Apa gak capek xabiru menggauli cahaya terus...

Dimana keberadaan lema?

RedflegTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang