Meninggalkan Luka

67 1 0
                                    

Happy Reading...

***

Lorong rumah sakit yang sepi menjadi teman untuk perempuan bersurai dark brown yang duduk sendirian di ruang tunggu menghapus air mata menggunakan telapak tangannya, beberapa kali juga ia menyugarkan rambutnya menggunakan kedua tangannya kebelakang untuk menghilangkan perasaan kalut yang mendera.

Sudah setengah jam, sosok Penyemangatnya terbaring didalam ruangan ICU masih di tangani oleh dokter spesialis jantung mamanya. Sampai saat ini belum ada kabar tentang kondisi april, yang membuat cahaya semakin frustasi.

"YaTuhan... Aku mohon, selamatkan mamaku.. "

Do'a-do'a selalu ia panjatkan seiring dokter memeriksa kondisi april yang drop, karena masalah keluarganya. Mendengar deritan pintu ruangan ICU, ia segera menghampiri dokter yang menangani april selama ini yang sudah keluar dari ruangan yang ingin menyampaikan tentang kondisi mamanya.

"Bagaimana, dok? "

Cahaya sudah tidak sabar mendengar kondisi ibunya, untuk menenangkan kekhawatirannya. Ia berharap dokter membawa berita baik untuknya.

"Kami sudah semaksimal mungkin menyelamatkan ibu april, akan tetapi takdir berkata lain. Ibu aprilia dinyatakan meninggal dunia tepat pukul 18: 39,pada hari rabu, 12 Juni 2024."

T

ubuh ramping terbalut dress hitam putih terduduk lemah di lantai rumah sakit, mendengar pernyataan dokter yang menangani april. Bahwa april sudah tidak bisa diselamatkan lagi, bagai batu besar menghantam jantungnya yang berhasil membuat rasa sakit yang belum lama sembuh. Kini sudah tergores kembali dengan kabar buruk mamanya.

"Dokter bohong, kan? "

Cahaya berharap, dokter mengiyakan pertanyaannya. Namun, dokter meyakinkannya bahwa pernyataannya benar adanya. Tubuhnya dibawa masuk keruangan untuk menemui sosok yang sangat berjasa dalam hidupnya, terbaring lemah tanpa adanya deru nafas yang setiap hari dihembuskan.

"Kamu boleh menemui mamamu hanya 15 menit, sebelum kami mengurus jenazahnya. "

Mau 15 menit atau satu jam pun, cahaya tidak peduli, yang ia inginkan april bisa menemaninya selama hidupnya.

"Ma, jangan tinggalin Caca. Caca udah kehilangan embun, caca gak mau mama ninggalin caca lagi. Ma, ayo bangun. Kita balas perbuatan mereka,ma." Pinta cahaya pada tubuh yang sudah pucat dan kaku.

Sudah tidak ada lagi pelukan hangat yang bisa di berikan april, sekarang cahaya hanya merasakan dinginnya tubuh mamanya yang bisa ia dekap untuk beberapa menit lagi. Setelahnya hanya akan ada dekapan kosong yang di terpa angin.

Benar apa yang dikatakan cahaya, tubuh april tidak akan selamanya ada didunia ini dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Ia harus bisa merelakan april untuk dikebumikan dan meninggalkannya untuk selamanya, agar mamanya bisa tenang di alam akhirat.

Sudah entah berapa kali, tangannya menghapus air mata yang terus luruh membasahi pipi mungilnya. Matanya tak sengaja melihat di sekelilingnya, tidak ada seseorang yang harusnya bisa menjadi tempat bersandar dirinya hadir menggantikan sosok yang sudah di kebumikan.

"Papa, benar-benar gak hadir... " Batin cahaya yang tidak menyangka hidupnya akan seperti ini.

Kehilangan mamanya yang selalu ada untuknya, dan disaat dirinya butuh sosok cinta pertama dalam hidupnya kini sosok itu tidak ada. Perasaan sakit, benci pada papanya kian besar setelah mengetahui kelakuan areksa hari ini.

RedflegTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang