7

495 28 3
                                    

"Lo cemburu, ya?" Kesya meledek Ganta. Muka Ganta langsung memerah seperti buah naga. (Cerita lain mah tomat, kalau nggak kepiting rebus. Kita mah lain, ya)

"Cemburu biji mata lo!" Ganta mengelak dengan keras. "Sekalipun lo disandingkan dengan Kekeyi. Gue labih milih dia daripada lo."

"Gue pegang kata-kata lo, ya. Awas kalau suatu saat lo berubah pikiran. Sekalipun lo nembak gue di kapal pesiar, gue tolak." Kesya mengancam. Sebenarnya Kesya sudah lama mendengar kabar burung kalau Ganta ini ada rasa dengan dirinya. Tapi Kesya lebih memilih cuek. Kalau yang naksir Bright baru bisa dibanggakan.

"Bukannya gitu. Tempo hari 'kan lo bilang udah ada pacar. Nah, gimana 'tuh?"

"Gitu doang dipikirin. Jaman sekarang gitu loh. Kalau bisa dua kenapa harus satu?" Kesya menjawab asal.

"Oh, jadi lo tipe cewek seperti itu?" Ganta mengangguk pelan. "Gak nyangka gue .... dari luar kelihatan polos kayak Thinker bell, taunya lebih jahat dari Badarawuhi."

"Gue becanda elah. Gak ada niatan gue selingkuh. Gue mah orangnya setia." Kesya mengklarifikasi.

"Terus pak kades gimana?" tanya Ganta serius.

"Ya nggak gimana-gimana. Emang harus gimana?" Kesya malah balik bertanya.

"Maksud gue, kalau lo emang nggak suka, jangan mainin perasaan dia. Sikap lo yang menerima kebaikan dia, seolah lo ngasih harapan. Kalau dia sampai kecewa, bisa bahaya buat kita, kan kita KKN di wilayah dia. Ngerti ya, pinter ...." Ganta menjelaskan sambil mengeratkan rahangnya. Kesal dengan sikap Kesya yang pura-pura polos.

"Apa sih, Ganta. Orang mau baik sama kita, masa ditolak. Orang mau dapat pahala, masa kita halangi?" Kesya masih bersikap polos, yang di mata Ganta terlihat sangat menyebalkan.

"Laki-laki baik itu karena ada maunya, Sya." Ganta masih mencoba bersabar.

"Nggak semua laki-laki kayak lo, Ganta. Banyak juga yang baik dan tulus. Contohnya bapak lo." Kesya malah meledek Ganta.

"Terserah mau percaya apa nggak. Gue cuma khawatir sama anak-anak yang lain. Lo yang mainin cowok, kita yang kena getahnya." Ganta mulai kehabisan energi, cewek kalau dibilangin emang suka ngeyel.

Kebetulan Asep datang sambil membawa rantang tiga susun, pasti titipan pak kades. Ganta langsung tersenyum masam. Anak KKN lain mana ada kayak gitu. Cuma kades desa ini yang baiknya ngalahin Baim Wong.

"Apa ini, Kang?" Kesya menerima pemberian Asep.

"Dari ibunya pak kades. Katanya buat teteh makan siang." Asep menjawab, sambil melirik ke arah Ganta yang sejak tadi melotot padanya. Padahal Asep nggak salah apa-apa. Asep jadi merasa kemusuhan.

"Aduh, makasih banget ya, Kang. Banyak banget ini ...." Kesya memeriksa isi rantang, ada nasi, lauk ikan dan ayam, juga sayuran.

"Saya pamit ya, teh, Aa ...." Asep bersiap undur diri.

"Akang nggak ikut makan? Ini banyak banget loh ...." tawar Kesya.

"Makasih, Teh. Saya masih harus ke sawah." Asep menolak dengan sopan.

Setelah Asep pergi. Ganta langsung buka suara. "Udah sampai begini, lo masih nggak ngerasa juga? Mata lo buta, apa gimana?"

"Mata lo tuh yang melotot! Gak pegel apa? Kasian kang Asep jadi ketakutan. Orang nganter makanan malah digituin." Kesya balas memarahi Ganta.

"Mau makan nggak?" tawar Kesya.

"Nggak." Ganta menjawab tegas.

"Tadi katanya laper. Enak loh, ada ayam juga. Ada sayur buncis." Kesya mendekatkan rantangnya ke hidung Ganta.

"Itu 'kan dibikin calon ibu mertua lo buat lo, bukan buat gue." Ganta menyindir lagi.

"Apa, sih? Ini pasti bukan buat gue aja, buat yang lain juga. Banyak gini 'kok .... nggak mungkin gue retur makanannya." Kesya membela diri.

Kebetulan kawan mereka yang lain datang menghampiri. Kesya segera mengambil daun pisang untuk alas mereka makan. Mau ngeliwet ceritanya. Daun pisang itu dicomot Kesya dari pinggir jalan, entah punya siapa. Kesya berprinsip halal-halal saja, karena semua di muka bumi ini punya Allah. Mereka duduk lesehan menggunakan koran yang diambil dari perpustakaan.

"Waduh, kebetulan gue laper. Tadi nggak sarapan." Reyhan dan Ucok langsung makan dengan lahap. Begitu juga dengan yang lain.

"Silakan, makan yang banyak, ya ...." Kesya antusias membagi lauk kepada mereka semua, kecuali Ganta.

"Kau tak makan?" tanya Ucok kepada Ganta.

"Katanya nggak mau." Kesya menjelaskan.

"Makanlah kau. Biar ada tainya." Ucok menyenggol bahu Ganta yang duduk di sebelahnya.

"Udah kenyang makan hati dia ...." Reyhan yang merupakan sahabat dekat Ganta tersenyum sambil melirik Kesya. Reyhan paham betul semalam Ganta tidak bisa tidur karena memikirkan apa.

***

Reyhan sotoy deh, orang Ganta lagi mikirin megatrust.

KKN (Kuliah kerja Nikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang