30

281 14 0
                                    

Kesya bertemu Ganta saat acara maulid nabi. Saat itu Ganta terlihat sudah pulih. Wajahnya sudah tidak bengkak lagi. Gigi Ganta yang lepas juga sudah dipasang di kota.

"Ganta. Lo udah sehat?" tanya Kesya.

"Alhamdulillah, Sya. Gue selamat dari sakarotulmaut." Ganta menunduk, malu gigi palsunya terlihat oleh Kesya.

Kesya mengajak Ganta untuk berbincang di bangku kayu, di bawah pohon.

"Ganta, gue pingin nanya." Kesya membuka percakapan.

"Nanya aja, Sya. Gratis ini." Ganta masih sempat melawak.

"Benar, apa yang dibilang Reyhan? Kalau lo suka sama gue?"

Ganta diam sejenak. Lo masih nanya, Sya? Gigi gue sampai copot lo masih nanya? Ganta berteriak dalam hati.

"Ngapain Reyhan didengerin? Lo tau Reyhan anaknya nggak pernah serius." Ganta mengelak.

"Tapi gue jadi kepikiran, Ta."

"Jangan mikirin gue, biar gue aja yang mikirin lo." Ganta keceplosan. "Eh, maksudnya ... Lo tuh jangan banyak pikiran. Ntar kesurupan lagi."

"Terakhir lagi gue tanya, lo suka sama gue apa nggak? Besok-besok gue nggak tanya ini lagi."

Ganta berpikir, sebenarnya ini kesempatan untuk dirinya. Kesya dan Tristan sudah putus. Waktunya Ganta maju. Tapi Ganta memikirkan kakaknya.

Kemarin saat di kota, Ganta menelpon kakaknya. Cyintia mengatakan Tristan bersedia menikahinya. Saat itu Ganta senang sekali. Beban di hatinya seolah telah lepas. Tidak sia-sia dia babak belur. Yang penting Tristan mau tanggung jawab.

Masalahnya, Ganta kepikiran dengan Kesya. Perasaannya kepada Kesya yang dia pelihara selama bertahun-tahun harus dihilangkan.

Ganta tidak bisa membayangkan, bagaimana kalau hubungannya dan Kesya sukses sampai pelaminan. Tentu akan terasa sangat canggung. Karena kakak ipar Kesya adalah mantan tunangannya. Ganta tidak mau itu semua terjadi.

"Ganta! Kenapa lo mikirnya lama banget?" Kesya jadi tersinggung, seolah dirinya sedang nembak Ganta.

"Sya ... gue cuma menganggap lo sebagai teman." Ganta menahan diri untuk tidak menangis. "Gue memang sayang sama lo, sebagai teman. Tidak lebih. Kita akan selamanya berteman. Lo, Irma, Ivana dan Tiara adalah cewek-cewek yang gue sayang. Karena kita semua adalah teman."

"Apa ini semua karena kak Tristan akan menikahi kakak lo?" Kesya menebak.

Ganta menolak menjawab. Kesya pun paham. Dengan menahan air mata, Kesya menjabat tangan Ganta.

"Selamanya kita teman, janji! Nggak boleh ada yang berubah, sekali teman, tetap teman."

Kesya pun membalikkan badannya, tak kuasa menahan air matanya. Kesya tidak buta, ia tau seberapa besar cinta Ganta untuknya. Dan Kesya pun sebenarnya ingin memberi kesempatan kepada Ganta. Tapi Ganta memilih mengubur rasa cintanya, demi kakaknya.

Ganta tidak mau, Kesya membuat Tristan susah move on kalau mereka berada dalam satu lingkungan keluarga. Kesya tidak boleh menjadi penghalang kebahagiaan rumah tangga kakaknya. Ganta rela berkorban semuanya, termasuk rasa cintanya yang bertahun-tahun itu.

"Sya, makasih lo udah bujuk Tristan untuk menikahi kak Cyintia."

"Sama-sama, Ta."

Kesya benar-benar pergi dari hadapan Ganta. Gadis itu pergi sambil menangis. Ganta juga diam-diam menangis.

"Maaf, Sya. Gue memilih Kak Cyintia daripada lo. Gue nggak bisa memperjuangkan lo."

***


KKN (Kuliah kerja Nikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang