13

305 17 2
                                    

"Kakak gue kenal sama Tristan saat merantau ke Batam. Saat itu dia kerja jadi SPG mobil. Jangan menyalakan kak Cintya, Sya. Dia terpaksa jadi ani-ani karena tuntutan ekonomi. Termasuk biayain kuliah gue dan biaya rumah sakit papa. Itu semua butuh duit yang nggak sedikit." Ganta menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada Kesya.

"Artinya kakak lo juga salah. Dia jual diri. Kenapa dia harus pakai perasaan? Kalaupun dia hamil, itu resiko dia. Ngelonte kok nggak proper! Seharusnya lo terimakasih sama Kak Tristan, berkat duit dari dia papa lo bisa diobati, lo juga bisa kuliah." Kesya yang masih syok berusaha menolak kebenaran yang disampaikan Ganta.

Sejujurnya Ganta marah mendengar ucapan Kesya yang menghina kakaknya.

"Gue akui, Sya. Keluarga gue merasa terbantu dengan duit yang dikasih Tristan. Tapi masa depan kak Cyntia gimana? Sebagai seorang perempuan, lo seharusnya punya empati?"

"Dia melakukan itu atas kemauan dia sendiri. Kak Tristan nggak bisa disalahkan sepenuhnya. Dasarnya kakak lo aja yang gatel, pingin instan dapat duit. Turunan dari mama lo. Dipikir gue nggak tau kalau mama lo kabur sama laki-laki lain? Itu 'kan yang bikin papa lo stroke? Buah nggak jatuh jauh dari pohonnya, ibunya lonte, anaknya juga lonte! Lo juga mau aja kuliah pakai uang haram. Dasarnya keluarga nggak bener."

Ganta tidak kuat lagi mendengar hinaan Kesya. Hampir saja ia menampar Kesya.

"Cukup, Sya. Kesabaran orang ada batasannya. Gue nggak masalah lo nggak berterima kasih karena gue sudah membongkar kebusukan cowok lo itu, tapi gue nggak terima lo udah bawa-bawa orang tua. Kak Cyntia emang salah, tapi dia terpaksa. Gue jelasin lo juga nggak bakal ngerti. Apa lo pernah merasakan hidup kekurangan? Nggak 'kan? Dari kecil lo nggak pernah merasakan kekurangan, makan tinggal makan, kuliah juga nggak mikir biaya."

"Lo juga nggak mikir biaya! Kakak lo tinggal buka baju juga udah dapat duit. Lo bisa kuliah itu berkat kakak lo morotin cowok gue."

"Cowok kayak gitu masih lo bela? Buka mata lo, Sya! Kalaupun cowok lo nggak selingkuh sama kakak gue, dia juga bakalan selingkuh sama cewek lain. Dasarnya cowok lo juga bejat. Terserah kalau lo masih mau nikah sama orang seperti itu. Gue cuma ngasih tau, dia masih punya anak yang dia telantarkan. Kakak gue hamil juga nggak jelas nasibnya."

"Jangan lupa, Ganta! Kakak lo itu lonte. Dia bisa tidur sama siapa aja. Siapa tau itu anak dari orang lain. Kak Tristan aja yang apes kena jebakan."

"Silakan bela cowok lo itu sampai mati. Kalau sampai lo kena penyakit kelamin, rasakan sendiri. Masalahnya kakak gue juga kena. Itu artinya cowok lo udah biasa main sama banyak cewek. Kakak gue juga awalnya polos, dia yang ngerusak kakak gue, cuma dia, nggak ada cowok lain."

"Kakak lo juga mental parasit, mau enaknya aja. Kan bisa kerja yang lain?"

"Kerjaan apa yang bisa menghasilkan duit seratus juta sebulan? Sedangkan kakak gue cuma lulusan SMA! Biaya rumah sakit papa sebulan hampir seratus juta! Bayangin posisi lo seperti kak Cyntia. Apa lo tega membiarkan orang tua lo mati begitu aja? Gue pun sebenarnya nggak mau kuliah, tapi kak Cyntia yang maksa. Gue anak laki-laki satu-satunya harapan keluarga. Kalau gue nggak kuliah dan kerja mapan, siapa yang bakal nanggung hidup papa kalau Tristan tiba-tiba ninggalin kak Cyntia?"

"Nggak usah cari pembenaran, Ganta. Di mata gue, elo sama kakak lo sama aja. Gue jijik sama kalian berdua."

Kesya pergi meninggalkan Ganta dengan hati hancur berkeping-keping. Ganta segera mengejar Kesya. Takut gadis itu melakukan hal-hal nekat.

***

Kira-kira seperti itulah percakapan di kebun singkong.

KKN (Kuliah kerja Nikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang