10

375 17 3
                                    

Rupanya kedatangan Ganta adalah untuk mengajak cewek-cewek di sana menengok proyek irigasi yang akan mereka kerjakan keesokan hari. Rencananya mereka bersama warga akan bergotong royong. Cuma anak cowok saja, karena sesuai bidangnya, yang cewek-cewek paling sebagai pelengkap aja. Supaya ada foto dokumentasi.

Saat teman-temannya sibuk berdiskusi, Kesya mencuri waktu untuk melipir sebentar. Kesya memanjat pohon nangka untuk mencari signal. Sudah beberapa hari ia tidak berkabar dengan mamanya dan Tristan. Kesya kangen mereka berdua.

Ganta yang melihat kelakuan Kesya, segera menghampiri gadis itu.

"Spesies apa ini? Kenapa ada monyet sebesar ini?" Ganta meledek Kesya.

"Jangan ganggu. Gue lagi nyari signal. Kangen sama ayang gue. Jomblo minggir dulu ...." Kesya balas meledek Ganta.

"Segitunya demi cowok, rela manjat segala."

Kesya mengabaikan ucapan Ganta, ia masih sibuk mencari signal. Karena kurang hati-hati Kesya pun terjatuh, untung ditangkap oleh Ganta.

"Turun, karung beras. Malah plonga-plongo. Dipikir nggak berat apa?" dengan kasar Ganta menurunkan Kesya. "Bilang makasih kek. Gue udah menyelamatkan nyawa lo."

Kesya malah ngeloyor pergi meninggalkan Ganta, ia memilih duduk di bawah pohon, sambil menatap layar ponselnya dengan putus asa.

Ganta ikut duduk di sampingnya. Kesya tidak menghiraukannya. Sekilas Ganta melihat foto Kesya dan pacarnya di layar ponselnya.

Ganta kaget setengah mati, cowok itu berusaha menajamkan penglihatannya.

"Ih, kok lo ngintip, sih?" Kesya segera menyembunyikan ponselnya.

"Itu pacar lo?"

"Kepo aja. Privasi tau." Kesya menolak untuk menjawab.

"Liat bentar." Ganta mencoba merebut ponsel Kesya.

"Balikin gak? Lancang banget, sih?" Kesya marah-marah dan berusaha merebut ponselnya.

Setelah memastikan, baru Ganta mengembalikan ponsel Kesya. Membuat Kesya kesal dengan sikapnya.

"Dasar orang nggak beradab!"

Ganta malah ngeloyor pergi meninggalkan Kesya. Sepertinya ada yang mengguncang hatinya.

***

Di mess, kerjaan Ganta cuma melamun saja. Seperti orang kena pelet. Reyhan, selalu sahabat yang paling dekat, ikut prihatin melihatnya.

"Ada apa, Bro?"

"Nggak ada apa-apa." Ganta mengelak. Ganta mengganti posisi tidurnya, menghadap dinding. Cowok itu pura-pura tidur.

"Kalau mau cerita, cerita aja. Mumpung yang lain lagi keluar." Reyhan menawarkan.

Ganta membalikkan badannya. Menyimpan masalah sendirian memang sangat tidak enak. Ganta pun memilih bercerita.

"Bro, misalnya lo tau, kalau temen cewek lo punya pacar brengsek. Lo bakalan ngasih tau nggak?"

Reyhan diam sebentar sebelum menjawab pertanyaan Ganta. "Pacarnya Kesya, ya?"

"Gue nggak lagi ngomongin dia." Ganta mengelak.

"Kalau bukan dia, siapa lagi? Mana pernah lo ribet ngurusin idup orang. Kesya pasti, nih ...." Reyhan meledek lagi.

"Udah nggak usah dijawab, lupain aja." Ganta malah gondok berat.

"Kasih tau lah, Bro. Kasian orang yang lo sayang." saran Reyhan.

"Orang bukan Kesya."

"Jadi beneran lo sayang Kesya? Kan gue bilang orang yang lo sayang, gue nggak sebut nama." Reyhan terbahak-bahak melihat reaksi Ganta.

"Monyet!" Ganta melempar muka Reyhan dengan bantal, membuat Reyhan semakin terbahak-bahak.

"Lagian ngapain disembunyikan sih, Bro? Anak satu angkatan juga udah pada tau kalau lo naksir Kesya. Gue pikir si Kesya juga ngerasa. Emang rada norak sih kelakuan lo."

"Emang sejelas itu?" Ganta panik sendiri.

"Jelas banget." Reyhan menjawab tegas. "Yang lo tiap hari gangguin dia, itu sebenarnya lo lagi caper 'kan? Udah kayak anak SD tingkah lo."

"Dibilang bukan Kesya. Ngeyel banget sih lo." Ganta masih mencoba mengelak.

"Gak usah kebanyakan bohong. Entar hidung Lo makin panjang kek Pinokio, ntar susah pakai masker loh. Mending panjang yang lain."

Reyhan memasang wajah serius. "Mending kasih tau aja kalau cowoknya brengsek, siapa tau ini kesempatan buat lo. Bilang kalau sayang, jangan jadi pengecut. Diterima syukur, gak diterima move on cari yang lain, sesimpel itu jadi cowok."

Reyhan menepuk pundak Ganta sebelum pergi keluar kamar sambil membawa gitarnya.

"Ngomong doang gampang. Mana gue udah bersumpah milih Kekeyi." Ganta merenung sendiri.

Di luar, Reyhan malah sibuk menyindir Ganta dengan sebuah lagu galau milik Al Ghazali.

Mau bilang cinta tapi takut salah
Bilang tidak ya
Bilang tidak ya
Mau bilang sayang tapi bukan pacar
Tembak tidak ya
Tembak tidak ya
Tembak tidak ya
Tembak tidak ya

Ganta menutup kupingnya menggunakan bantal, sebenarnya suara Reyhan tergolong merdu, tapi liriknya itu loh ....

***

KKN (Kuliah kerja Nikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang