27

248 14 0
                                    

Kesya yang sedang tidur siang dikejutkan dengan kedatangan orang tuanya ke kampung ini. Kesya tidak menyangka orang tuanya akan datang. Apa ini ada hubungannya dengan Tristan?

Dengan panik Kesya segera menemui orang tuanya di ruang tamu.

"Ma, Pa? Kenapa kalian kesini?" Kesya memeluk kedua orang tuanya bergantian.

"Pertanyaan macam apa itu? Jadi kami tidak boleh menjenguk kamu?" Papa Kesya mengacak pelan rambut putrinya.

"Kami kangen sama kamu, mamamu setiap hari merengek pingin diantar kesini." Papa Kesya menambahkan.

"Ya Allah, Dek. Kenapa kamu jadi kurus gini? Kamu makan nggak, sih?" Mama Kesya merasa prihatin dengan keadaan Kesya.

"Vitamin dari Mama nggak kamu minum, ya?"

Kesya ingat, vitamin itu masih teronggok di kardus, belum dibuka sama sekali. Sejak peristiwa Tristan menghajar Ganta.

"Kami kesini membawa berita baik, Dek." Mama Kesya berkata antusias.

"Berita baik apa, Ma?" Entah mengapa, walaupun judulnya berita baik, Kesya tetap curiga.

"Pernikahan kamu akan dipercepat! Kamu seneng, kan?"

Kesya hampir pingsan mendengar ucapan mamanya. Berbeda dengan ekspresi mamanya yang terlihat sangat bahagia. Sebagai anak, mana tega Kesya mencabut kebahagiaan itu dari wajah mamanya.

"Kenapa mendadak, Ma?" Kesya yang masih syok berusaha menormalkan ekspresinya.

"Tiba-tiba Tristan datang ke rumah sama orang tuanya. Mereka bilang sebaiknya pernikahan kalian dipercepat saja. Katanya Tristan mau ngambil S3 di Singapura, sekalian kamu juga ngambil S2 di sana. Wah, romantisnya, nikah sambil kuliah bareng di negeri orang. Kalian jadi anak SMA lagi deh. Mama jadi iri, pingin muda lagi ...." Mama Kesya tampak amat bahagia menceritakan masa depan putrinya.

"Tapi, Ma ... aku ...."

"Mama ngerti, Dek. Mama nggak akan memaksa kalian segera punya anak. Pasti bakalan repot banget kuliah sambil punya anak, apalagi di negara orang, mama juga nggak bisa bantu. Santai aja kalian. Anggap aja bulan madu panjang. Punya anaknya nunggu balik Indonesia aja, setelah sekolah kalian selesai."

Kesya makin pusing mendengar rencana mamanya, tak kuat menahan sakit, Kesya pun pingsan.

"Loh, Dek? Kesya? Kok malah pingsan?"

***

Mamanya Kesya menganggap Kesya pingsan karena terlalu bahagia. Mendengar acara pernikahannya dipercepat.

Setelah sadar, Kesya langsung menangis tersedu-sedu. Membuat mamanya heran.

"Dek, kamu kenapa?"

Kesya terus saja menggeleng sambil menangis tersedu-sedu. Membuat orang tuanya semakin panik.

"Ma ... kalau aku nggak jadi nikah, apa Mama akan sedih?"

Tari kaget mendengar pertanyaan putrinya. "Sebenarnya ada apa, Dek? Kamu dan Tristan baik-baik aja 'kan? Cobaan orang yang mau nikah emang begitu. Bawaannya berantem. Kamu yang sabar, ya."

Kesya merasa mamanya telah salah paham. Ini bukan cobaan biasa, Ma. Ini cobaan yang spesial. Kesya memekik dalam hati.

"Kamu yang tenang, semua masih bisa dibicarakan. Tapi jangan sampai gagal nikah, Dek. Aduh, gimana ini ...." Tari jadi panik sendiri.

"Ma, dengar dulu penjelasan Kesya." Papa Kesya menengahi.

Akhirnya Kesya menjelaskan semuanya. Setelah meminta mamanya berjanji untuk tidak pingsan. Tapi walaupun sudah berjanji, tak urung mama Kesya pingsan juga setelah mendengar penjelasan Kesya.

"Ma, jangan pingsan, Ma. Huhu ... Mama udah janji." Giliran Kesya yang panik. Gadis itu menangis tersedu-sedu.

***

KKN (Kuliah kerja Nikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang