25

284 16 0
                                    

"Ganta. Jangan terlalu polos. Kamu tau kakakmu siapa. Dia itu cuma wanita rendahan. Siapapun bisa tidur dengan dia. Asal punya uang." Tristan menepuk pipi Ganta pelan.

"Kak Cyntia bukan seperti itu!" Ganta keras membela kakaknya.

"Lalu seperti apa? Kamu mau bilang kalau kakakmu wanita baik-baik? Ganta, wanita baik-baik tidak akan menjual diri demi uang."

Tangan Ganta mengepal, tidak terima kakaknya dihina seperti itu. "Jangan bicara seperti itu tentang Kak Cyntia!"

"Kamu harus terima kenyataan, Ganta. Memang seperti itulah kakakmu. Mu-ra-han!" Tristan menertawakan Ganta.

"Kamu yang sudah merusak Kak Cyntia!" Ganta hendak memukul Tristan, tapi tenaganya kalah kuat. Tristan adalah mantan atlit Judo, sedang Ganta hanyalah anak ingusan yang bisanya cuma berkelahi asal-asalan. Kali ini Ganta salah memilih lawan.

"Aku sudah memberikan lebih dari cukup, kamu mau menuntut apa lagi? Melacur setahun penuh pun kakakmu tidak akan mendapatkan uang sebanyak itu. Kurang dermawan apa aku kepada keluarga kalian? Lalu apa balasan mu? Kamu malah menghancurkan hati Kesya, orang yang paling aku sayang. Anjing lebih tau balas budi daripada kamu."

"Aku akan mengembalikan semua uang pemberianmu! Aku tidak butuh!" Ganta semakin brutal menyerang Tristan, tapi semua serangannya bisa dipatahkan dengan mudah.

"Tidak butuh katamu? Sedangkan nafas papamu yang koma di rumah sakit pun aku yang bayar. Dasar anak tidak berguna! Keluarga parasit!" Tristan gantian melancarkan serangan bertubi-tubi kepada Ganta. Wajah Ganta babak belur dan sulit dikenali, darah dimana-mana.

Untung saja Asep dan pak kades datang di saat yang tepat. Kalau tidak, Ganta pasti sudah meregang nyawa.

"Hentikan!"

Pak kades segera menghampiri Ganta yang tergeletak di tanah. Asep diperintahkan untuk membawa Ganta pergi.

"Orang luar tidak perlu ikut campur." Tristan menjawab santai sambil membersihkan bajunya yang kotor terkena debu.

"Saya kepala desa di sini. Dan anda telah membuat keributan di wilayah saya. Anda telah menganiaya warga saya." Fadhil berkata dengan tenang.

"Terus Bapak mau apa? Menangkap saya?" Tristan mengejek.

Fadhil diam sejenak, ia teringat permintaan Kesya saat tersadar dari pingsannya.

"Pak, tunangan saya jangan diapa-apain, jangan dilaporkan polisi. Saya mohon."

Fadhil menyadari, masih terbersit rasa sayang Kesya untuk Tristan. Bagaimanapun juga, mereka telah lama bersama. Dan selama itu Tristan selalu memperlakukan Kesya dengan baik. Di mata Kesya Tristan tetap orang baik. Kesya juga memikirkan perasaan mama Tristan yang sudah ia anggap seperti orang tuanya sendiri. Perempuan itu pasti sedih kalau Tristan sampai ditangkap polisi.

"Saya minta anda pergi dari desa ini baik-baik. Sebelum warga bertindak anarkis." ancam Fadhil.

***

Kesya kaget mendengar kabar Ganta sekarat karena dihajar Tristan. Kesya memaksakan diri menjenguk Ganta walaupun keadaanya juga masih lemas.

"Lo nggak usah ikut, Sya. Kirim salam aja cukup." Tiara mencegah Kesya yang memaksa ikut.

"Nggak. Pokoknya gue harus ikut! Ganta gini karena belain gue! Gue nggak akan tenang sebelum lihat keadaan Ganta."

Akhirnya Tiara pun mengijinkan Kesya ikut. Gadis keras kepala itu tidak akan menyerah sebelum kemauannya terpenuhi.

Di mess cowok, Ganta diperban sekujur tubuh seperti mumi. Wajah ganteng Ganta bengkak sampai matanya tidak bisa terbuka sempurna. Bibir Ganta juga jontor seperti bibir banci habis suntik silikon.

"Ganta!" Kesya langsung menghambur ke arah Ganta.

"Hai."

Masih sempat-sempatnya Ganta membuat tanda peace dengan dua jarinya. Sambil mencoba tersenyum. Walaupun bibirnya terasa ngilu setengah mati.

"Ganta! Untung lo masih hidup!" Kesya refleks memeluk Ganta, tapi segera dipisahkan oleh teman-teman mereka, takutnya terkena luka yang masih basah.

"Tunangan lo beneran perkasa, Sya. Dia hampir membunuh Ganta dengan tangan kosong. Kalau pak kades dan kang Asep nggak datang, nggak tau dia bakal jadi apa? Jadi nugget kali." Reyhan angkat suara.

"Lo bego amat sih, Ganta! Dia itu mantan atlit Judo. Loh mah apa ... nggak mati juga udah syukur. Dasar oon ... ngapain lo belain gue sampai segitunya. Nyawa cuma satu nggak disayang-sayang ... huhu ...." Kesya menangis tersedu-sedu. Menangisi kebodohan Ganta.

"Itulah kekuatan cinta, Sya. Dia rela mati demi lo." Reyhan nyeletuk.

Ganta yang masih sadar mengacungkan jari tengahnya ke arah Reyhan.

****

KKN (Kuliah kerja Nikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang