Sesampainya di parkiran rumah,Bagas langsung menarik tangan Gibran dengan kasar membawa nya memasuki rumah.
Brak..
Sesampainya di ruang keluarga Bagas langsung menghempaskan tubuh Gibran dengan keras hingga kepala Gibran membentur dinding ruangan.
Clara yang sedang bersantai di sana langsung terlonjat kaget ketika melihat putra bungsunya di perlakukan seperti itu oleh Bagas.
"Astaghfirullah papih!"teriak Clara seraya menghampiri Bagas dan Gibran.
"Apa yang papih lakuin sama Gibran?"ucap Clara menatap Bagas dengan tajam.
Gibran memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri hingga dia merasakan sentuhan lembut di kepalanya.
"Kamu gapapa kan sayang?"tanya Clara khawatir seraya mengusap lembut kepala Gibran.
"Gibran gapapa kok mih"balas Gibran dengan tersenyum tipis.
"Yaudah sekarang kamu duduk dulu disini"ucap Clara membantu Gibran untuk duduk dikursi.
"papih jelasin sama mamih apa maksud papih bersikap kasar kayak gitu sama Gibran?"lanjut Clara dengan berdiri menatap nyalang kearah Bagas.
"Anak itu pantas mendapatkan nya karena ulah yang sudah dia perbuat!"balas Bagas menatap Gibran dengan tatapan benci.
Gibran yang melihat tatapan itu hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Tatapan itu sama banget dengan tatapan semua orang disekolah tadi,apa papih juga benci dan merasa jijik sama gue?"
"Maksud papih?"ucap Clara yang masih belum mengetahui tentang rumor soal Gibran.
"Anak itu,anak yang selalu kamu manja-manja dan selalu kamu bela,dia udah mempermalukan aku Clar!"jawab Bagas dengan menunjuk Gibran.
"Dia udah mempermalukan keluarga kita!"lanjut Bagas dengan nafas yang memburu.
"Mamih gak paham dengan yang diucapkan oleh papih"lirih Clara dengan menyerngitkan dahinya.
Mendengar lirihan dari istrinya Bagas langsung saja menunjukkan video Gibran yang sudah tersebar luas itu.
Clara langsung menutup mulutnya dengan menggelengkan kepalanya pelan.
"Enggak!,gak mungkin"lirihnya tidak percaya dengan air mata yang sudah mulai mengalir di pipinya.
"Dek bilang sama mamih bahwa semua ini bohong!"ucap Clara menghampiri Gibran seraya memegang kedua bahu putranya dengan erat.
Gibran sempat terdiam dengan menahan air matanya, kemudian dia mendongakkan kepalanya menatap sendu kearah Clara.
"Kalau Gibran bilang itu semua bohong, emangnya mamih bakalan percaya sama omongan Gibran?"lirih Gibran dengan suara yang bergetar.
"Papih sama Abang aja udah gak percaya,apalagi mamih"lanjut Gibran dengan tersenyum kecut.
Gibran sudah tidak berdaya,dia benar-benar putus asa dia tidak sanggup untuk membela dirinya sendiri.Karena mau dia menjelaskan dan berkata jujur perihal rumor itu sampai mulutnya berbusa pun, mereka tidak akan percaya.
Clara yang melihat senyuman penuh keputus asaan putranya tidak bisa menahan tangisnya lagi.Dia langsung memecahkan semuanya dengan memeluk putra bungsu nya.
"Mamih percaya,mamih percaya kalau Adek gak mungkin lakuin hal yang menjijikan seperti itu"lirih Clara dengan memeluk erat tubuh Gibran.
Mendengar itu Gibran langsung menangis sejadi-jadinya di pelukan Clara.
"Stt udah jangan nangis sayang"lirih Clara yang merasakan tubuh bergetar milik Gibran.
"Makasih karena masih mau percaya sama Gibran mih, Gibran sebenarnya udah enggak berharap kalau mamih bakalan percaya sama Gibran"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gibran Alverandra
Short StoryGibran samudera Alverandra seorang anak nakal yang hobi bolak-balik masuk ruang BK akibat ulahnya sendiri. Gibran mempunyai sifat yang cuek,dingin namun sesekali suka membuat lawakan terkadang juga kekanak-kanakan. Dia adalah seorang wakil ketua gen...