17:cewek untuk Angga.

632 71 21
                                    

Setelah perjalanan yang cukup lama akhirnya Rahsya dan Gibran pun sampai ke rumah mereka.

"Bisa turun gak?"tanya Rahsya kepada Gibran, setelah selesai memarkirkan motornya.

"Bisalah"balas Gibran dengan sinis.

"Ditanya baik-baik juga jawab nya malah sinis kayak gitu"ucap Rahsya menuruni motornya dengan kesal sedangkan Gibran hanya abai mendengarkan ucapan sang Abang.

"Sini gue bantuin jalan nya"tawar Rahsya ketika melihat Gibran yang kesusahan berjalan.

"Gue bisa sendiri"tolak Gibran.

Rahsya sempat terdiam memperhatikan Gibran yang berjalan sempoyongan dengan memegangi kepalanya hingga sesekali dia hampir terjatuh.

"Gengsi banget sih nih bocah!"

"Gue gak terima penolakan"ucap Rahsya yang mengabaikan tolakan dari Gibran.Sedangkan Gibran hanya mendengus kesal.

"Kita pulangg"teriak mereka ketika memasuki rumah.

"Eh anak-anak mamih ud-"

"Adek?,Abang adek kenapa kok bisa luka-luka memar gini?"panik Clara ketika melihat sang putra bungsu yang penuh dengan luka memar.

"Tadi adek di-"

"Pasti kalian tauran lagi kan?,makanya adek kamu banyak luka memar kayak gitu?"tebak Bagas memotong ucapan Rahsya.

"Gak usah asal nebak pih"sahut Gibran.

"Terus kalau bukan tauran,kamu dapat luka-luka seperti ini karena apa?"tanya Bagas dengan tegas.

"Gibran tadi sempat di-''

"Begal"ucap Gibran memotong ucapan Rahsya.

"Beneran nih gak bohong?"tanya Bagas tidak percaya.

"Kalau papih gak percaya sih yaudah"balas Gibran dengan malas.

"Udah-udah jangan berantem Mulu ih,adek kesini biar mamih obatin luka memar nya"lerai Clara kemudian menghampiri putra bungsu nya.

"Iya mih,ayo ke kamar Gibran obatin luka Gibran terus kita bobo deh"ucap Gibran dengan memeluk tubuh sang ibu.

Clara hanya terkekeh melihat sikap manja putra bungsunya berbeda dengan kedua pria yang berada di hadapan nya.

"Cih manja banget"sindir Rahsya kepada Gibran.

"Nanti kalau luka gue udah diobatin,Lo juga ke kamar gue!"suruh Gibran tanpa melepaskan pelukan kepada ibu nya.

"Mau ngapain ke kamar Lo coba?"heran Rahsya.

"Ya tidur bareng lah, soalnya nanti Lo harus puk-pukin gue"balas Gibran dengan tertawa pelan.

"Dih,yaudah iya"ucap Rahsya dengan malas.

"Papih gak diajak tidur bareng nih?"tanya Bagas menatap sedih kearah Gibran dan Clara.

"Enggak!,papih bagian jagain kita aja di pintu,takutnya nanti ada pencuri"balas Gibran kemudian pergi bersama Clara meninggalkan Bagas dan Rahsya.

"Gini amat punya anak"lirih Bagas dengan terkekeh kecil.

"Bye-bye papih,jangan lupa jagain pintu yah!"ucap Rahsya dengan tertawa pelan kemudian pergi menyusul Gibran dan Clara.

"Nasib-nasib, padahalkan mau minta jatah sore ini sama my love ku tapi.."

"Yaudahlah,ntar malam aja biar puas"gumam Bagas dengan tersenyum tipis.

....

Gibran AlverandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang