37:ada apa?

384 69 13
                                    

Akhirnya setelah menunggu waktu beberapa lama,diminggu kedua ini keadaan Gibran sudah mulai membaik dia sudah berhasil melewati masa kritisnya dan hari ini juga operasi Gibran akan dilakukan,namun hari ini orang-orang terdekat Gibran sedang dilanda ketakutan karena keberhasilan untuk operasi ini hanya 20 persen.

sudah dua Minggu ini juga Ana selalu setia menunggu kebangunan Gibran,dia tidak pernah absen untuk menemani Gibran dibalik kaca ruangan nya.

"Kamu gak cape Gib tidur terus?"gumam Ana dibalik kaca ruangan operasi Gibran.

"Aku masih setia loh nungguin kamu disini,jadi j-jangan kecewain aku yah?"lanjut nya dengan sedikit terisak pelan.

Clara yang melihat punggung bergetar milik Ana langsung menghampiri gadis itu,berniat untuk menenangkan nya.

"Ana"lirih Clara menatap Ana dengan sendu.

"Tante,Ana takut Tan"ucapnya dengan air mata yang semakin turun dari pipi nya.

"Gak usah takut sayang,kamu tau kan kalau Gibran itu anak yang kuat?,jadi kamu harus yakin kalau Gibran bakalan baik-baik saja"balas Clara dengan memeluk erat tubuh Ana.

"Gibran gak bakalan ninggalin aku kan Tante?,kan dia udah janji kalau dia gak akan pernah ninggalin aku"lirih Ana semakin memperkeras tangisannya didalam pelukan Clara.

Mendengar lirihan dari Ana, Clara tidak sanggup lagi untuk menahan tangisannya.

"Iya!, Gibran gak bakal ninggalin kamu,dia pasti penuhin janji nya sayang"ucap Clara dengan suara yang bergetar.

Setelah ditenangkan oleh Clara akhirnya Ana berhasil menenangkan diri nya.

"Gue mohon sama Lo bertahan Gib,jangan buat gue hidup dengan penuh rasa penyesalan"gumam Rahsya dengan pelan.

"Abang udah makan?"tanya Bagas kepada Rahsya yang sedang menundukkan kepalanya.

Rahsya hanya menggelengkan pelan kepalanya menjawab pertanyaan dari Bagas.

"Loh kok gitu,makan dulu gih.Nanti kalau Abang telat makan Abang bisa sakit"bujuk Bagas.

"Gapapa, pokoknya Rahsya mau nemenin proses operasi Gibran"kekeh Rahsya.

Bagas menghela nafasnya pelan kemudian membawa tangan nya untuk mengusap pelan bahu Rahsya.

"Abang harus makan, nanti kalau Abang sakit siapa yang bakal jagain adek?"

Rahsya sempat terdiam ketika mendengar ucapan dari Bagas.

"Tapi Rahsya gak mau ninggalin Gibran pih"ucap Rahsya dengan tatapan yang sendu.

"Yaudah kalau begitu,kamu tunggu Gibran aja disini papih mau beli makan dulu,tapi kamu harus janji nanti kalau papih udah bawain kamu makan kamu harus makan dengan lahap yah?"balas Bagas.

"Iya"ucap Rahsya dengan singkat.

Bagas hanya tersenyum tipis ketika mendengar ucapan Rahsya kemudian mulai melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Setelah kepergian Bagas terdengar beberapa langkah kaki menuju kearah Rahsya.

"Gimana operasi nya?,berhasil kan?"

Rahsya mulai mendongakkan kepalanya ketika mendengar seseorang yang berbicara kepadanya.

"Belum tau Rey, operasi nya baru dimulai"balas Rahsya.

"Jangan letoy begitu dong Lo harus semangat,kalau Gibran tau Lo letoy kayak gini pasti Gibran bakalan ledekin Lo"ucap Angga kepada Rahsya.

Rahsya hanya abai ketika mendengar ucapan dari Angga.

Gibran AlverandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang