Keesokan paginya, Ireshi terbangun dengan pikiran yang masih dipenuhi oleh percakapan malam sebelumnya dengan Tristan. Kata-katanya tentang kebebasan, tentang menulis ulang kisah hidupnya sendiri, terus terngiang di benaknya. Tapi meski hatinya merasa lebih ringan, ada sesuatu yang tetap mengusik pikirannya-bayang-bayang dari masa lalunya.
Hari itu, setelah menjalani beberapa pertemuan dengan penasihat kerajaan, Ireshi merasa tubuhnya lelah. Ketika matahari mulai turun di ufuk barat, dia memutuskan untuk menyendiri lagi, kali ini di perpustakaan istana. Tumpukan buku-buku tua dan tenang memberikan kelegaan dari hiruk-pikuk kehidupan istana yang melelahkan.
Namun, di tengah-tengah keheningan, dia mulai merasakan sesuatu yang aneh. Perasaan nostalgia, tapi juga keterasingan, memenuhi dirinya. Dunia ini, meskipun sudah ia huni selama berbulan-bulan, terkadang masih terasa asing baginya. Seolah-olah ada dua sisi dalam dirinya yang terus bertarung-Ireshi yang lama, seorang wanita biasa dari dunia modern, dan Ireshi yang baru, seorang putri bangsawan dalam tubuh villainess.
"Kenapa semua ini terasa begitu berat?" gumamnya sambil memandangi buku di depannya yang tak mampu menarik perhatiannya.
Saat itulah pikirannya mulai berkelana, kembali ke kehidupan lamanya. Dia teringat akan kesederhanaan hidupnya di dunia sebelumnya, di mana dia tak perlu khawatir tentang politik, perang, atau skema keji yang penuh bahaya. Di sana, dia hanya seorang wanita yang menjalani hidupnya tanpa terlalu banyak ekspektasi. Tidak ada yang mengharapkan sesuatu darinya, dan tidak ada yang menunggu kejatuhannya.
Tapi di sini? Setiap langkah yang dia ambil diawasi, setiap kesalahan bisa menjadi bencana. Dan dia tahu, ini bukan lagi tentang menghindari kematian yang tragis seperti dalam novel, tetapi tentang menemukan cara untuk bertahan hidup dalam permainan kekuasaan yang lebih besar dari dirinya.
Pikirannya melayang kembali ke bagaimana dia dulu berbicara dengan santai, menggunakan bahasa yang tidak terlalu formal. Namun sekarang, meskipun terkadang dia masih menunjukkan sisi aslinya, dia merasakan dirinya berubah-lebih berhati-hati, lebih strategis. Sikapnya semakin dewasa, terpaksa oleh tuntutan dunia yang sekarang dia huni.
Di saat itulah, suara langkah kaki mendekat. Ireshi segera tersadar dari lamunannya dan menoleh ke arah pintu perpustakaan. Sebastian dé Ravenhall, pria dengan tatapan tajam dan sikap dingin, berdiri di ambang pintu. Tanpa basa-basi, dia mendekat dan berhenti di depannya.
"Putri, aku ingin berbicara dengan Anda mengenai laporan keuangan yang baru saya terima," katanya dengan nada tenang, namun tegas.
Ireshi menahan napas sejenak, kembali ke realitas. Dia berusaha menenangkan pikirannya yang sempat melayang. "Apa ada masalah dengan laporan itu?" tanyanya, mencoba bersikap tenang.
"Tidak ada masalah yang serius," jawab Sebastian, tatapannya tetap tajam. "Tapi ada beberapa angka yang perlu diperiksa ulang, dan saya ingin memastikan semuanya sesuai dengan peraturan yang berlaku."
Ireshi mengangguk. Meskipun dia masih merasa lelah secara mental, dia tahu bahwa dia harus terus waspada dan siap menghadapi setiap tantangan. "Baiklah, mari kita tinjau ulang bersama," katanya, menunjukkan ketenangan meski pikirannya masih dihantui bayangan masa lalu.
Saat mereka mulai berdiskusi, Ireshi menyadari bahwa meskipun dunianya kini jauh lebih rumit, dia telah tumbuh lebih kuat dari sebelumnya. Masa lalunya mungkin adalah bagian dari dirinya, tetapi itu bukanlah dirinya yang sekarang. Ireshi yang baru-putri yang berjuang melawan takdir sebagai villainess-mulai menemukan jalannya, meski perlahan.
Di tengah percakapan mereka, Sebastian berhenti sejenak dan menatap Ireshi dengan sedikit rasa ingin tahu. "Anda tampak... berbeda," ucapnya tiba-tiba, suaranya dingin namun ada nada penasaran di dalamnya. "Lebih fokus."
Ireshi tersenyum kecil, merasa aneh mendengar pujian dari pria yang selama ini selalu memandangnya dengan skeptis. "Mungkin aku mulai memahami bagaimana dunia ini bekerja."
Sebastian tak menjawab, hanya mengangguk singkat sebelum melanjutkan pembahasan tentang laporan keuangan. Tapi bagi Ireshi, itu adalah pengakuan kecil yang menunjukkan bahwa perubahan dalam dirinya mulai terlihat.
Dan di tengah semua itu, Ireshi tahu bahwa ini baru permulaan. Meski masa lalunya masih membayangi, dia sudah bertekad untuk menulis ulang nasibnya di dunia ini-dengan cara dan aturan yang dia tentukan sendiri.
_____To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Feather [Ongoing]
FantasyHalooow! Jangan lupa dukung Author terus ya! Inst Author: @pirdmirza_ Inst Karya: @pearzcwrite_ Terima kasih! Selamat membaca semua (ㆁωㆁ) ____________________________________________________ Seorang wanita modern yang tangguh dan cerdas, tiba-ti...