-04-

1.1K 76 0
                                    

Sudah tiga hari sejak kejadian Arin masuk ke tubuh Karin. perlahan hubungan Karin dan Annabelle semakin membaik, apalagi Karin sungguh sungguh perlakukan Annabelle dengan penuh akan perhatian, bahkan dia selalu melindungi Annabelle kalau ada yang mengganggunya.

Seperti hari ini, dari pagi Karin sudah sibuk melayani Nonanya, mulai dari membuat dan menyiapkan sarapan, membantu Nonanya memilih pakaian, menyisir rambut, dan sekarang mengajak jalan jalan Nonanya.

Mereka berdua berjalan disekitaran taman Istana, tujuan mereka adalah Gazebo yang ada di taman itu.

"Nona, ayo kita bersantai disana, aku sudah membawa teh panas dan kue untuk kita ngemil" ucap Karin penuh senyum semangat.

"Ya baiklah Karin"

Sebelum itu Karin membersihkan dulu semua kursinya, lalu mempersilahkan Annabelle untuk duduk.

"Karin, duduklah di sampingku, kenapa kau hanya berdiri saja" ajak Annabelle karena Karin hanya berdiri di sampingnya. Yah etika seorang pelayan kan gitu, boleh duduk kalau dipersilahkan Tuannya dulu.

Mendengar ajakan Annabelle, Arin mengangguk, lalu duduk di kursi samping Annabelle, kemudian menikmati teh bersama.

"Karin,kau tampak sangat berubah, Ada apa? Jujur saja,aku tahu waktu itu kaulah yang memberikan bubuk beracun ke dalam minumanku, tapi aku tak menyangka juga bahwa kau akan menepisnya untukku. Apa kali ini aku bisa benar benar mempercayaimu Karin? Kalau kau mendekati karena memiliki rencana lain, katakan dan pergilah" ucap Annabelle, nadanya sedikit bergetar.

Yah itu wajar kalau Nonanya masih belum bisa mempercayainya. "Nona" panggil Arin lembut, dia beranjak dari kursinya berjalan mendekati Annabelle dan berlutut didepan Nonanya seraya memegang kedua tangan Annabelle.

"Nona, kali ini kau bisa mempercayaiku. Aku mengaku salah, perlakuanku dulu sangat keterlaluan, untuk itu nona..tolong maafkan aku. Nona bisa menghukumku dulu kalau ingin membalas dendam. Aku tidak akan melawan" mata Arin berkaca kaca mengatakannya.

"Baiklah Karin...ku harap kau tidak mempermainkanku lagi, aku akan sangat bertrimakasih padamu". Arin menganggukan kepalanya karena senang. "Percaya saja padaku Nona, aku tidak akan mengecewakanmu" Arin sudah bertekad dia akan melayani Nonanya sepenuh hati.

Arin kembali duduk dan menikmati teh nya lagi. Lalu tersadar akan perkataan Nonanya tadi.

"Eh Nona, kalau sudah tau ada racun, kenapa Nona mau meminumnya?" bentaknya.

Annabelle tersenyum "Saat itu aku berniat ingin mati Karin"

Arin tersentak kaget, "Nonaaa...hiks" Arin mulai cengeng lagi, dia paham betul apa yang Nonanya rasakan, mirip dengan Arin dulu. Terabaikan tanpa ada yang peduli.

"Ekhem..Permisi Nona Nona" suara laki laki yang menyapa mereka, sontak membuat keduanya menatapnya.

"Maaf mengganggu waktunya, apa boleh Nona Loren duduk disini juga, Nona sangat lelah berjalan dan ingin beristirahat sebentar disini". Namanya Jake, dia Pelayannya Loren, salah satu anak dari keluarga terhormat.

Annabelle mengiyakan, lalu segera Arin berdiri dan kembali memposisikan tubuhnya berdiri di samping Nonanya, sama seperti Jake dia berdiri di samping Loren yang saat ini sedang duduk berhadapan dengan Annabelle.

"Penghuni di dunia ini kena ramuan apa sih, cewe cowo pada cakep cakep semua, bahkan untuk pelayan seperti kami ini, wajah kami juga tak kalah estetik" Teriaknya dalam hati. lumayan sih Arin selama disini dia cuci mata teros sama yang cakep cakep.

"Hm, kau Annabelle yang itu kan? Kupikir kau hanya boneka keluarga Eastaria. Selama ini kami hanya mendengar soal namamu tanpa tau wujudmu, jadi apa yang membuatmu bisa keluar dari rumah itu? apa kau benar benar terkurung dan terabaikan di rumah mu sendiri?" ucap Loren. Baru pertama bertemu tapi sudah banyak melontarkan pertanyaan.

EXTRAORDINARY MAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang