-17-

789 58 1
                                    

'Dendam akibat keegoisan, keserakahan, kekerasan sampai penindasan menciptakan kutukan bagi karajaan ini.
Pada tahun pemerintahan ke 115 akan menjadi puncak kesuksesan untuk sebuah kemenangan dan juga sebagai tanda kutukan itu terjadi.
Angka 115 menjadi angka terakhir bagi kerajaan ini dan juga awal kehancuran bagi kerajaan ini.
Tetapi hati yang murni berhasil membuat mantra pemecah kutukan.
Takdir dari dua jiwa akan bertemu untuk memilih suatu keberuntungan ataupun kesialan.
Dia yang telah lama hilang akan kembali membawa gadis merahnya, dengan sebuah ikatan suci yang dapat memecahkan kutukan. Tetapi benalu dapat memecahkan segalanya, menciptakan kesialan untuk selama lamanya'

Arin terus memikirkan kalimat dari buku itu. Entah kesalahan apa yang diperbuat para leluhur kerajaan kingdom dulu, yang jelas mereka pasti sudah melakukan apa yang tidak boleh di lakukan sehingga berhasil membuat kerajaan ini dikutuk.

"Kenapa tidak pilih angka 100 saja yah, padahal itu angka cantik loh. Tapi kalau kutukannya sudah terjadi di tahun ke 100 entah sudah seperti apa kerajaan ini sekarang, hancur kali yah" gumam Arin yang sedang bersantai di dalam kamarnya,ia sedang membaca lagi buku kerajaan dari Zeon itu diatas tempat tidurnya dan terus bergumam sendirian, sampai dimana wajahnya menjadi serius.

"kalau misi ini selesai dan berhasil, apa yang akan terjadi padaku? Apa aku juga akan menghilang bersama dengan kutukan itu?"

Arin terdiam dan dadanya terasa sesak.

Bagaimana pun dunia ini hanya menampungnya sementara untuk sebuah misi. Awalnya dia keberatan karena ingin langsung ke surga saja, dia juga ingin misinya disini cepat selesai karena dia lelah mejalani sebuah kehidupan lagi.

Tapi apa benar sekarang dia lelah? Di banding lelah lebih tepatnya sekarang dia menikmatinya, banyak kesan menyenangkan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, walau baru sebentar di dunia ini tapi dia sudah bisa merasa nyaman dibanding di dunia sebelumnya yang tidak ada hal nyaman bahkan aman selama dia hidup disana.

Dan jika Raja dan Ratu sudah mengetahui cara mematahkan kutukan ini, suatu saat atau mungkin dalam waktu dekat kerajaan ini sudah pasti akan terlepas dari kutukan itu, karena hadirnya orang yang di ramalkan, Zeon dan Annabelle.

Seharusnya Arin senang tapi kenapa hatinya seolah berat?

"Dewa, rasanya ini juga tidak adil bagiku. Aku mulai menyukai dunia ini, tapi kenapa rasanya aku hanya di beri waktu sebentar disini. Sial.!" katanya dengan sedikit tersenyum namun wajahnya begitu sedih. Apa hidupnya sesial itu.

"Haaaa pusing, mending tidur"

●●●

Tidak terasa sebulan telah berlalu.

Pagi ini setelah melakukan sarapan bersama, semua anggota eastaria kembali dengan aktifitasnya masing masing. Arin juga sedang memeriksa barang miliknya juga milik Annabelle sebelum mereka pergi sebentar lagi. Ya, hari ini adalah hari keberangkatan mereka ke Istana untuk mengikuti seleksi calon Raja dan Ratu ke 115.

Perwakilan dari keluarga eastaria hanyalah Annabelle seorang, awalnya dia menolak namun sang ayah bersikeras agar Annabelle mengikuti ini, tujuannya supaya banyak orang yang akan mengetahui serta mengenal sosok putrinya itu. Dan bukan hanya duke saja namun Arin juga begitu memaksa sampai memohon padanya, sehingga akhirnya Annabelle pun mengalah dan berhasil dibujuk untuk mengikuti seleksi tersebut.

Sedangkan Brian, jelas dia menolak dan ayahnya juga tidak memaksa karena duke sendiri ingin Brian tetap fokus pada pelatihannya agar menjadi pemimpin eastaria yang kuat, gagah dan perkasa dimasa depan.

***

"Tuan, apa kau yakin?"

"Iya, cepat lakukan Anthonio"

EXTRAORDINARY MAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang