-20-

809 62 0
                                    

"Tuan Reyn, Apa kau melihat Nonaku?" Tanya Arin pada Reyn yang terus menempel padanya.

"Iya, tadi ku lihat dia pergi dengan Zeon" ungkapnya

"Benarkah?" Katanya dengan wajah berseri seri. Dan di angguki oleh Reyn.

"Bagus...bagus...semoga mereka langgeng sampe kakek nenek"

"Baiklah kalau begitu Tuan, aku pergi dulu" Arin melepas rangkulan Reyn, kemudian secepatnya pergi mencari Nona nya dia berencana akan memantau dari jauh.

"Hey Arin~" ucap Reyn yang ingin menyusul Arin, namun salah satu prajuritnya menahannya.

"Tuan, ada yang harus kami sampaikan" ucapnya dan ditanggapi dengan tatapan sinis dari Reyn, wajahnya sudah kembali ke aslinya, datar.

"Kalian sudah menyelidikinya?"

"Benar Tuan"

"Baiklah, ayo kita kembali ke kastil mawar hitam" katanya lalu mereka kembali ke kastil mawar hitam, tempat tinggal mereka selama di Istana.

Reyn sedang menyelidiki kasus bandit banditnya yang berkhianat waktu itu, sejauh ini semua petunjuk mengarah ke Istana, membuatnya semakin penasaran kenapa Istana ingin menyerang Arin waktu itu, ada apa memangnya dengan Arin.

Sementara itu, Arin yang sedang mencari cari nonanya tiba tiba harus bertemu pandang dengan Leon dan juga pasangannya, terlihat Leon sepertinya frustasi karena Selly selalu menempel padanya. Seandainya bukan karena aturan Istana ini yang melarang untuk menyakiti pasangan tiap perserta mungkin saat ini Leon sudah membunuh wanita ini.

Arin yang ingin mencari Nonanya dengan cepat melewati mereka dengan acuh tak acuh, dan sedikit tersenyum miring membuat Leon merasa jengkel. Sepertinya pelayan itu sedang meledek dan menikmati rasa frustasinya itu, begitu pikirnya.

Padahal emang bener, Nyehehe.

Leon melepaskan genggaman Selly, lalu berlari menghampiri Arin. Selly terdiam melihat Leon seperti itu, apalagi Leon pergi meninggalkannya hanya untuk menyapa wanita itu. Lebih parahnya wanita itu membiarkan dirinya di gendong oleh Leon dengan senang hati.

wajah Sella berubah menjadi sangat marah, "berani beraninya seorang pelayan menyukai Pasanganku, tidak akan aku maafkan" geramnya.

Padahal nyatanya, Arin terpaksa di gendong Leon karena Arin mau kabur dan merontak.

•••

Leon menduduki Arin di kursi gazebo di taman Istana. Kursi miliknya dia letakan tepat di depan Arin agar pelayan itu tidak kabur.


"Tuan seharusnya kau tidak meninggalkan pasanganmu sendirian seperti itu. Nilaimu akan berkurang loh"

"Aku tidak peduli. Cepat katakan isi buku kerajaan itu"

"Ha!? Buku apa maksud tuan"

"Aku mendengar percakapan kau dan kakakku waktu itu, jadi jelaskan apa isi buku itu, apa ada hubungannya dengan seleksi ini?"

"Eyy menguping yah, dih!" Ucapnya meledek.

Leon menatap nyalang, senyumnya bahkan tidak terlihat ramah sama sekali,sepertinya mulut pelayan ini minta di gempur lagi oleh Leon yah, kesal sekali Leon. Menyadari tatapan Leon yang sangat tajam setajam silet itu Arin langsung berdehem.

"Ehm, Iya..Iya..buku itu ada hubungannya dengan seleksi ini"

"Lalu?"

"Lalu apa? Rahasia lah" ucapnya dengan wajah yang menyebalkan. Kepo sekali si mesum ini.

EXTRAORDINARY MAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang