-23-

622 64 2
                                    

Sudah beberapa hari ini Arin merasa dirinya sedang di awasi, dia bahkan sudah sadar kalau dia ternyata sedang di teror dengan berbagai macam kejadian aneh.

"Sialan !! Ternyata kiriman burung anggolla itu sebuah ancaman yah, kupikir itu kiriman bahan makanan"

Dia terus bergelut dengan pikirannya itu dalam perjalananya di luar istana. Dia terlalu lama berjalan sampai dia tiba di depan bangunan bening.

"Ah rumah kaca? masuk ah" ucapnya karena melihat pintu gerbangnya terbuka lebar.

Saat masuk dia langsung di kejutkan dengan pemandangan bunga mawar, semua jenis bunga mawar ada di dalamnya, mulai dari pot yang kecil, sedang, besar, bahkan pot ekstra besar. Aroma mawarnya bahkan tercium sangat tajam.

Hm?

Arin menghentikan perasaan kagumnya saat merasa mendengar ada suara. Dia melangkah lebih dalam memasuki rumah kaca itu, sampai langkahnya terhenti ketika suara samar samar yang dia dengar tadi mulai terdengar jelas.

"Ini adalah perintah untuk membunuh orang itu"

Karena terkejut Arin sontak menutup mulutnya dia bersembunyi di balik pot yang besar.

"Duh gawat ini pembicaraan yang tidak boleh kudengar, sebaiknya aku kabur"

"Jadi siapa orang yang harus kita bunuh itu?

"Putri dari tuan duke eastaria"

Haa?

Arin yang sudah melangkah pergi itu harus berhenti karena terkejut dengan apa yang dia dengar, ketika hendak berbalik tanpa sengaja dia menjatuhkan pot bunga mawar yang di sampingnya.

Prangg

"Apa itu? Cepat cari tau" perintah orang itu pada yang lainnya.

Arin yang sudah ketahuan itu lantas bergegas pergi.

"Hei mau lari kemana kau, berhenti" ucap salah satu orang yang melihat Arin pergi tadi.

Arin terus berlari, dia tidak mungkin melawan karena yang mengejarnya lebih dari lima orang, mustahil dia akan melawan, apalagi ke lima orang itu membawa pedang sedangkan Arin tak memiliki senjata apa apa.

"Tangkap dia, jangan biarkan dia lolos"

"Bunuh dia"

Para orang jahat itu terus mengejar Arin. Sial sekali baginya karena tempat rumah kaca itu lumayan jauh dari istana utama.

Dia memutuskan untuk berlari ke arah kastil mawar emas, karena kastil itu yang paling dekat dengan rumah kaca ini. Lagipula Arin sangat yakin akan ada banyak prajurit yang menjaga kastil itu.

Benar saja, ketika kastil mawar emas mulai terlihat, Arin bisa langsung melihat beberapa prajurit disana dan kemudian meminta tolong.

"Tolong"

"Tolong aku"

Semua prajurit yang mendengar teriakan itupun langsung berlari ke arah Arin, untuk mencari tau ada apa.

"Apa yang terjadi Nona?"

"Ada yang mengejarku" Arin berusaha mengatur nafasnya, dia menunjuk ke arah belakang, namun tak ada siapapun disana.

"Nona, tidak ada siapa siapa disana"

Arin mengerjab kesal, meski begitu dia bersyukur karena penjahat tadi sudah tidak mengejarnya lagi.

"Sebaiknya kau ikut kami ke dalam kastil, untuk menceritakan soal ini kepada yang mulia"

"Yang mulia?" Arin bertanya dengan heran.

EXTRAORDINARY MAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang